28.10.2025
Waktu membaca: 5 menit

Xabi Alonso vs Vinícius: Hubungan Retak, Rencana Transfer ke Premier League Menguat

Xabi Alonso vs Vinícius: Hubungan Retak, Rencana Transfer ke Premier League Menguat

Real Madrid kembali menjadi sorotan usai muncul kabar ketegangan antara sang pelatih Xabi Alonso dan bintang utama mereka, Vinícius Júnior. Pemain asal Brasil itu dikabarkan semakin frustrasi dengan situasinya di klub, bahkan disebut siap meninggalkan Santiago Bernabéu pada 2026 jika kondisi tak kunjung membaik. (bola.com, 27/10) Sejak Xabi Alonso mengambil alih kursi pelatih Real Madrid pada awal musim 2025/26, atmosfer di ruang ganti klub raksasa Spanyol itu disebut mengalami perubahan signifikan. Alonso membawa filosofi permainan baru dengan gaya yang lebih disiplin dan kolektif namun pendekatan tersebut tampaknya tidak sepenuhnya cocok bagi beberapa pemain bintang, termasuk Vinícius.

Menurut laporan dari Cadena SER, pihak manajemen klub memahami bahwa hubungan antara Alonso dan Vinícius kian memburuk, tetapi mereka memilih untuk tidak ikut campur secara langsung. Klub berharap keduanya bisa menyelesaikan masalah ini lewat komunikasi internal. (Cadena SER, 27/10)

Sumber internal Madrid juga menyebut bahwa Alonso mulai merasa tidak puas dengan sikap emosional Vinícius, terutama setelah beberapa kali sang pemain terlihat frustrasi ketika ditarik keluar lapangan. Dalam laga El Clásico terakhir melawan Barcelona, kamera televisi sempat menangkap momen Vinícius yang menggeleng kesal saat diganti pada menit ke-72 momen yang memicu gelombang kritik di media sosial. (soccer.realgm.com, 27/10)

Strategi Rotasi pemain Xabi Alonso Menjadi Issue

Alonso beralasan bahwa rotasi pemain adalah bagian penting dari strategi jangka panjang. Dalam wawancaranya dengan Reuters, ia menegaskan bahwa pergantian pemain bukan ditujukan untuk menghukum siapa pun, melainkan untuk menjaga kebugaran seluruh skuad di musim yang padat. (Reuters, 22/09)

 

View this post on Instagram

 

A post shared by WarmUp (@warmup)

Namun, bagi pemain seperti Vinícius yang terbiasa tampil penuh dan menjadi andalan Carlo Ancelotti di musim-musim sebelumnya, kebijakan ini terasa seperti penurunan status. Musim ini, Vinícius belum pernah bermain penuh selama 90 menit dalam satu pertandingan pun sebuah catatan yang membuatnya mulai meragukan posisinya di Alonso. (SuperSport, 23/09)

Sementara itu, analis sepak bola Spanyol, Álvaro Benito, menilai bahwa persoalan antara Alonso dan Vinícius lebih kompleks dari sekadar rotasi. “Ini bukan hanya soal pergantian pemain, tetapi tentang peran dan kepercayaan dalam sistem baru Alonso,” ujarnya dalam wawancara bersama Managing Madrid. (ManagingMadrid, 26/10)

Karena Konflik Vinicius berencana di Jual Xabi Alonso

Vinícius masih memiliki kontrak dengan Real Madrid hingga 2027, dengan klausul pelepasan mencapai €1 miliar. Namun, laporan dari Bola.com menyebutkan bahwa sang pemain kini tengah mempertimbangkan opsi untuk hengkang lebih cepat, tepatnya pada musim panas 2026, jika ketegangan dengan Alonso tidak terselesaikan. (bola.com, 27/10)

Pihak klub sejauh ini menegaskan belum ada rencana untuk menjual Vinícius, tetapi juga tidak menutup kemungkinan jika sang pemain sendiri menginginkan perubahan suasana. Salah satu opsi yang beredar di media adalah potensi kepindahan ke klub Premier League seperti Manchester City atau Liverpool, yang sejak lama memantau situasinya di Madrid. (The Athletic, 26/10)

Secara performa, Vinícius sebenarnya masih menunjukkan kontribusi signifikan. Dalam 10 pertandingan terakhir di semua kompetisi, ia mencatatkan 4 gol dan 3 assist. Namun, statistik ini justru menegaskan bahwa produktivitasnya bisa lebih tinggi jika diberi kebebasan bermain seperti sebelumnya.

Di Alonso, peran Vinícius sedikit berubah. Ia tidak lagi berfungsi sebagai penyerang sayap eksplosif yang sering melakukan penetrasi ke kotak penalti, melainkan lebih banyak beroperasi sebagai inverted winger yang harus disiplin menjaga posisi. Sistem 3-4-2-1 yang diterapkan Alonso menuntut Vinícius untuk beradaptasi secara taktis hal yang disebut beberapa pengamat sebagai penyebab utama ketegangan di lapangan.

Rekan-rekan satu tim Vinícius disebut berusaha meredam ketegangan itu. Jude Bellingham, yang sering terlihat dekat dengan Vinícius, mengatakan dalam konferensi pers, “Vini adalah pemain dengan hati besar. Ia selalu ingin memberikan yang terbaik untuk tim, hanya saja kadang emosinya muncul di momen yang salah.” (Marca, 25/10)

Sementara itu, pihak manajemen Madrid dikabarkan masih mendukung Alonso sepenuhnya. Mereka melihat sang pelatih sebagai sosok yang membawa arah baru dalam proyek jangka panjang klub. Meski demikian, jika konflik internal ini tidak segera mereda, tekanan publik bisa memaksa Florentino Pérez untuk mengambil langkah tegas menjelang akhir musim. (AS.com, 27/10)

Dari perspektif Parimatch News Indonesia, situasi antara Vinícius dan Alonso mencerminkan dinamika klasik antara pelatih dengan visi baru dan pemain bintang dengan status mapan. Alonso datang membawa pendekatan kolektif berbasis struktur sementara Vinícius tumbuh dalam sistem yang memberi kebebasan berekspresi dan eksplosivitas individu.

Jika Alonso gagal menemukan keseimbangan antara filosofi taktik dan kebutuhan pemain kunci, bukan mustahil konflik ini akan berdampak pada performa tim secara keseluruhan. Sejarah Real Madrid menunjukkan bahwa ketegangan semacam ini kerap berujung pada perubahan besar baik di kursi pelatih maupun dalam komposisi pemain bintang.

Secara psikologis, Vinícius tampaknya tengah mencari kembali rasa kepercayaan diri dan kebebasan yang dulu membuatnya menjadi salah satu winger paling berbahaya di Eropa. Namun dalam sistem yang kaku seperti milik Alonso, ekspresi individu sering kali dikorbankan demi stabilitas taktik.

Dari sudut pandang transfer, tahun 2026 bisa menjadi momen penting. Jika Vinícius benar-benar memutuskan untuk pergi, klub-klub besar Eropa akan bersaing ketat untuk mendapatkan jasanya. Namun, Real Madrid tentu akan berusaha mempertahankan salah satu aset paling berharga mereka, terutama mengingat popularitas global dan nilai komersial yang dimiliki sang pemain Brasil.

Hubungan antara Vinícius Júnior dan Xabi Alonso kini berada di titik krusial. Meski kedua pihak belum mengeluarkan pernyataan resmi yang mengonfirmasi adanya konflik terbuka, tanda-tanda ketegangan semakin sulit disembunyikan. Di tengah tekanan publik dan jadwal padat kompetisi, keputusan Real Madrid dalam menavigasi situasi ini akan menentukan stabilitas tim ke depan.

Jika Alonso mampu merangkul kembali para pemain kunci tanpa mengorbankan sistemnya, Real Madrid berpotensi memperpanjang era dominasi mereka di Eropa. Namun jika tidak, saga Vinícius bisa menjadi awal dari perubahan besar di Santiago Bernabéu.