Rekap Hasil Liga Inggris: City dan Villa Menempel Arsenal, Derby Memanas, Spurs Tersungkur

Akhir pekan Liga Inggris menghadirkan paket lengkap: drama gol telat, derby panas yang ditentukan blunder, hingga kemenangan “klinikal” yang membuat persaingan di papan atas semakin rapat. Reuters menyorot bagaimana Manchester City kini hanya terpaut dua poin dari Arsenal, sementara Aston Villa juga terus menjaga napas perburuan berkat comeback gila di kandang West Ham. Di sisi lain, Tottenham kembali jatuh setelah rangkaian kesalahan fatal, dan Sunderland merayakan derby yang sarat tensi. Brentford vs Leeds United 1-1: Henderson Pecah Kebuntuan, Calvert-Lewin Selamatkan Leeds di Akhir Brentford sempat terlihat akan mengunci kemenangan ketika Jordan Henderson memecah kebuntuan, tetapi Leeds menolak pulang dengan tangan kosong. Reuters mencatat gol Henderson itu punya cerita tersendiri: ia menjadi pencetak gol Premier League tertua Brentford pada usia 35 tahun, sekaligus menandai gol liganya yang pertama sejak 2021 setelah periode bermain di luar Inggris. Leeds bangkit melalui sundulan Dominic Calvert-Lewin dari umpan silang Willy Gnonto. Reuters menambahkan, gol tersebut memperpanjang laju Calvert-Lewin yang sedang panas empat gol dalam empat laga liga hingga pelatih Daniel Farke memujinya sebagai salah satu striker terbaik Inggris saat ini. Hasil imbang ini membantu Leeds menjauh dari zona merah, sementara Brentford harus menelan frustrasi karena kembali gagal menjaga keunggulan. Sunderland vs Newcastle 1-0: Own Goal Tentukan Derby Panas, Newcastle Pulang dengan Luka Derby Tyne–Wear versi Premier League kembali hadir setelah hampir satu dekade, dan seperti yang sering terjadi pada derby, kualitas permainan tak selalu jadi cerita utama emosi yang mendominasi. Reuters menulis Sunderland menang 1-0 berkat own goal Nick Woltemade di awal babak kedua, sebuah momen kacau yang langsung mengangkat Stadion of Light menjadi lautan euforia. Pertandingan berjalan keras. Reuters melaporkan bek Newcastle Dan Burn mengalami benturan serius dan harus dilarikan ke rumah sakit, mempertegas betapa “brutal” atmosfer duel ini. Menjelang akhir laga, ketegangan memuncak setelah insiden melibatkan kiper Sunderland memicu keributan dan beberapa kartu kuning. Sunderland menjaga kemenangan dan memperpanjang rekor tak terkalahkan derby Premier League kontra Newcastle menjadi 10 laga, sementara Newcastle harus menerima kenyataan pahit: kalah oleh kesalahan sendiri. Nottingham Forest vs Tottenham 3-0: Blunder Spurs Dibayar Mahal, Hudson-Odoi Jadi Bintang Tottenham yang sebelumnya sempat membangun harapan justru “jatuh lagi” di City Ground. Reuters menyorot akar masalahnya: dua kesalahan besar dari Archie Gray dan kiper Guglielmo Vicario mengantar Callum Hudson-Odoi mencetak dua gol. Ibrahim Sangare melengkapi malam sempurna Forest dengan gol ketiga. Pelatih Spurs, Thomas Frank, dalam laporan Reuters tampak sangat kesal dan menyebut performa timnya buruk serta penuh keputusan keliru. Kekalahan ini menegaskan masalah lama Tottenham: inkonsistensi. Sementara itu, Forest di bawah Sean Dyche terus menunjukkan tanda kebangkitan Reuters menyebut mereka menang empat kali dari enam laga terakhir hasil yang membuat jarak dari zona degradasi semakin aman dan kepercayaan diri tim naik signifikan. Crystal Palace vs Manchester City 0-3: Palace Buang Peluang, City Klinis dan Dekati Arsenal Skor 0-3 terlihat meyakinkan, tetapi Reuters menegaskan Manchester City sempat “dihantam” tekanan Palace di awal. Yeremy Pino mengenai mistar, lalu Adam Wharton sempat membentur tiang momen-momen yang bisa mengubah arah pertandingan bila Palace lebih tajam. Namun City melakukan hal yang jadi ciri tim juara: klinis saat kesempatan datang. Reuters mencatat Haaland membuka skor dari umpan Matheus Nunes, Phil Foden menggandakan, lalu Haaland menutup lewat penalti setelah Savinho dilanggar kiper Dean Henderson. City meraih kemenangan liga keempat beruntun dan memangkas jarak menjadi dua poin dari Arsenal. Guardiola, menurut Reuters, memuji “keruthless-an” timnya tetapi tetap menegaskan City belum menjadi versi terbaiknya sebuah peringatan bahwa mereka menang besar, namun masih punya pekerjaan untuk mencapai standar tertinggi. West Ham vs Aston Villa 2-3: Gol 29 Detik Tak Cukup, Rogers Pimpin Comeback Villa London Stadium jadi panggung thriller. Reuters menulis West Ham mengejutkan Villa dengan gol tercepat Premier League musim ini Mateus Fernandes mencetak gol saat laga baru berjalan 29 detik akibat kesalahan di lini belakang Villa. Namun Villa membalas: mereka menyamakan kedudukan lewat own goal Konstantinos Mavropanos, sebelum Jarrod Bowen membawa West Ham unggul lagi jelang turun minum. Babak kedua menjadi milik Morgan Rogers. Reuters mencatat Rogers mencetak dua gol pertama menyamakan skor, lalu sebuah tembakan jarak jauh yang menjadi gol kemenangan. West Ham sempat punya peluang “hidup” ketika Bowen kembali menjebol gawang, tetapi gol itu dianulir offside. Villa pun menang comeback dan, menurut Reuters, itu merupakan kemenangan ke-10 dalam 11 laga liga mereka tetap di posisi tiga serta terus menempel Arsenal. Laga ini juga punya sisi emosional: Reuters melaporkan West Ham menggelar penghormatan untuk legenda klub Billy Bonds, tetapi malam tersebut berakhir getir karena pertahanan mereka kembali gagal menjaga keunggulan. Arsenal vs Wolves 2-1: Dua Own Goal Jadi Penyelamat, Arteta Tetap Murka karena Kebiasaan Bertahan Arsenal menang, tetapi cara menangnya membuat publik Emirates deg-degan. Reuters melaporkan Arsenal butuh dua own goal untuk menundukkan Wolves: gol pertama terjadi saat bola berakhir merugikan kiper Sam Johnstone, sedangkan gol kedua datang di masa injury time ketika Yerson Mosquera membuat kesalahan fatal. Di antara dua momen itu, Wolves sempat menyamakan skor pada menit ke-90 lewat Tolu Arokodare, membuat laga terasa seperti akan lepas dari genggaman Arsenal. Kemenangan ini menjaga Arsenal tetap di puncak dan, menurut Reuters, membuat jarak mereka atas Manchester City menjadi lima poin. Namun Arteta tidak menutup mata: Reuters mengutip kritiknya tentang “kebiasaan bertahan yang buruk” yang membuat Arsenal kembali memberi kesempatan lawan hidup di akhir laga. Bagi Wolves, ini kekalahan yang semakin menenggelamkan mereka di dasar klasemen mereka tetap tanpa kemenangan dan terus mencari jalan keluar dari krisis. Arsenal FC 11-2 Manchester City 11-4 Aston Villa 10-3 Chelsea FC 8-4 Crystal Palace 7-4 Liverpool FC 8-6 Sunderland AFC 7-4 Manchester United 7-4 Everton FC 7-6 Brighton & Hove Albion 6-5 Tottenham Hotspur 6-6 Newcastle United 6-6 Fulham FC 6-8 Brentford FC 6-8 AFC Bournemouth 5-5 Nottingham Forest 5-8 Leeds United 4-8 West Ham United 3-9 Burnley FC 3-12 Wolverhampton Wanderers 0-14 Berikut klasemen Premier League (EPL) Top 1–8 per 15 Desember 2025 (data ESPN).  Pos Klub Main M S K GM GK SG Poin 1 Arsenal 16 11 3 2 30 10 +20 36 2 Manchester City 16 11 1 4 38 16 +22 34 3 Aston Villa 16 10 3 3 25 17 +8 33 4 Chelsea 16 8 4 4 27 15 +12 28 5 Crystal Palace 16 7 5 4 20 15 +5 26 6 Liverpool 16 8 2 6 26 24 +2 26 7 Sunderland 16 7 5 4 19 17 +2 26 8 Manchester United 15 7 4 4 26 22 +4 25  

Details

Hasil Pertandingan Liga Italia Genoa vs Inter Milan: 1-2, Inter Merebut Puncak di Laga Panas yang Sempat Terganggu Kericuhan

Inter Milan sukses membawa pulang kemenangan penting dari markas Genoa usai menang 2-1 di Stadio Luigi Ferraris. Kemenangan ini terasa “dobel penting” karena bukan cuma menjaga momentum Nerazzurri, tetapi juga langsung mengantarkan mereka ke puncak klasemen Serie A. Reuters menulis Inter naik ke posisi teratas dengan 33 poin, memanfaatkan hasil pesaing yang lebih dulu terpeleset pada hari yang sama. Sementara ESPN mencatat laga berlangsung dalam tensi tinggi, dengan Genoa sempat memberi ancaman serius di babak kedua sebelum Inter bertahan sampai peluit akhir. Inter memulai pertandingan dengan tempo agresif dan langsung memukul mental tuan rumah lewat gol cepat. Setelah unggul dua gol di babak pertama, Nerazzurri sempat dibuat tegang ketika Genoa memperkecil kedudukan dan pertandingan sempat terhenti akibat insiden flare. Di luar lapangan, Reuters juga melaporkan adanya bentrokan suporter sebelum laga yang membuat situasi sekitar stadion memanas, meski kick-off tetap berjalan sesuai jadwal.   View this post on Instagram   A post shared by 301 Sports (@301__sports) Inter Naik ke Puncak: Bisseck dan Lautaro Menentukan Sejak Babak Pertama Fakta paling menonjol dari laga ini adalah bagaimana Inter “mencuri start” dan memaksimalkan momen. Menurut Reuters, Inter hanya butuh enam menit untuk unggul lewat Yann Bisseck yang melepas tembakan rendah ke sudut dekat gawang. Keunggulan itu kemudian digandakan Lautaro Martínez pada menit ke-38 setelah melakukan aksi individu menusuk kotak penalti sebelum menuntaskan peluang dengan penyelesaian terarah. Konteksnya makin terasa besar karena Inter datang dengan pintu terbuka lebar. Reuters menyebut sebelumnya AC Milan tertahan imbang melawan Sassuolo dan Napoli kalah dari Udinese, sehingga Inter tahu betul tiga poin akan langsung mengubah peta papan atas. ESPN turut menegaskan dampaknya: Inter menjadi pemimpin klasemen dengan catatan poin yang membuat mereka berada di atas Milan dan Napoli. Di titik ini, kemenangan Inter bukan sekadar soal skor, tetapi juga soal kematangan membaca situasi persaingan. Dua gol di babak pertama memberi Inter ruang untuk memainkan pertandingan dengan kontrol risiko yang lebih rapi walau, seperti yang terlihat kemudian, laga ini tetap tidak pernah benar-benar aman. Ricuh di Luar Stadion dan Flare Kuning: Laga Sempat Terhenti di Luigi Ferraris Laga Genoa vs Inter tidak hanya panas di atas rumput. Reuters melaporkan bahwa sebelum kick-off terjadi bentrokan antara pendukung kedua tim di luar stadion, yang memaksa polisi turun tangan. Dalam laporan terpisah, Reuters menyebut ada laporan dua orang terluka dan beberapa kendaraan dibakar, dengan aparat menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa. Situasi tersebut pada akhirnya bisa dikendalikan dan pertandingan tetap dimulai tepat waktu. Ketegangan kemudian “menyusup” sampai ke dalam stadion. Reuters menulis pertandingan sempat dihentikan sementara ketika asap kuning memenuhi lapangan setelah sebuah flare dilempar ke area permainan. Momen ini membuat ritme pertandingan terputus di fase krusial babak kedua, tepat ketika Genoa sedang berusaha menekan dan Inter mulai masuk mode bertahan. Dalam atmosfer seperti ini, kemenangan tim tamu biasanya menuntut ketenangan ekstra: fokus tidak boleh buyar, tempo permainan harus tetap dijaga, dan emosi perlu dikontrol. Inter berhasil melewati ujian itu dan ini yang membuat kemenangan mereka terasa semakin bernilai. Genoa Bangkit lewat Vitinha, Tetapi Inter Menang dengan Kontrol dan Statistik Setelah tertinggal dua gol, Genoa tidak menyerah. Reuters mencatat mereka bangkit di babak kedua dan memperkecil kedudukan pada menit ke-68 melalui Vitinha, yang melewati kiper Yann Sommer sebelum menceploskan bola. Gol ini mengubah mood pertandingan: Genoa kembali hidup, tribun makin berisik, dan Inter dipaksa bertahan lebih dalam. Namun, jika melihat angka, Inter tetap memegang kendali pertandingan secara keseluruhan. ESPN mencatat Inter menguasai bola sekitar 64% dan melepaskan total 18 tembakan, jauh di atas Genoa. Fox Sports bahkan menambahkan detail lain: Inter mencatat ratusan umpan (466) dibanding Genoa (228), tanda bahwa Nerazzurri tetap sanggup mengelola bola dan waktu saat laga memasuki fase “panik”. Di akhir laga, Reuters mengutip pernyataan Lautaro kepada DAZN yang menekankan nilai kemenangan ini bahwa Inter bekerja keras, tahu cara bertahan, dan ingin menjaga posisi teratas. Intinya jelas: Inter menang bukan hanya karena tajam di depan, tetapi juga karena mampu “menanggung” tekanan saat Genoa mencoba membalikkan cerita.  

Details

Hasil Pertandingan Bundesliga Jerman Bayern München vs Mainz 05: 2-2, Bayern Selamat di Akhir namun Dipaksa Introspeksi

Bayern München gagal mengunci kemenangan di Allianz Arena setelah ditahan Mainz 05 dengan skor 2-2 pada Minggu (14/12/2025). Meski begitu, Die Roten tetap lolos dari kekalahan berkat penalti telat Harry Kane pada menit ke-87, sebuah momen yang oleh Reuters disebut menyelamatkan Bayern dari hasil memalukan melawan tim dasar klasemen.   Laga ini sejak awal mengarah seperti “harusnya” jadi milik Bayern. Reuters menulis Bayern memegang kendali pada fase awal, bahkan sempat mencatat penguasaan bola lebih dari 85% di 15 menit pertama. Namun sepak bola tidak selalu patuh pada skenario. Mainz yang datang sebagai juru kunci berhasil mencuri poin dengan cara yang sangat Mainz: bertahan rapat, memaksimalkan bola mati, lalu memukul lewat momen yang tepat. View this post on Instagram A post shared by CBS Sports Golazo (@cbssportsgolazo)   ESPN merangkum jalannya pertandingan dengan jelas: Lennart Karl membawa Bayern unggul (29’), Mainz menyamakan lewat Kacper Potulski (45+2’), lalu berbalik memimpin lewat Lee Jae-sung (67’) sebelum Kane menyamakan lewat penalti (87’). Kane Menyelamatkan Bayern lewat Penalti Menit 87 Fakta terbesar pertandingan ini adalah “tombol darurat” bernama Harry Kane. Reuters menegaskan penalti menit 87 milik Kane bukan hanya menyelamatkan satu poin, tetapi juga mencegah Bayern mengalami kekalahan kandang yang bakal memanaskan situasi menjelang jeda musim dingin.  Ada dua detail yang membuat gol ini terasa lebih spesial. Pertama, menurut Reuters, penalti tersebut menjadi gol liga ke-18 Kane musim ini menegaskan statusnya sebagai mesin gol utama Bayern.  Kedua, ESPN mencatat gol itu adalah gol ke-50 Kane untuk Bayern sepanjang tahun 2025, pertama kalinya sang kapten Inggris mencapai “setengah abad” gol untuk klub dalam kariernya.   Bayern sebenarnya punya cukup peluang untuk menghindari drama. Reuters menyebut kiper Mainz, Daniel Batz, melakukan serangkaian penyelamatan penting, termasuk menggagalkan sundulan jarak dekat Kane. Pada akhirnya, penalti menjadi jalan keluar karena Kane dijatuhkan di kotak terlarang dan ia mengeksekusi dengan dingin. Bocah 17 Tahun Lennart Karl Bersinar, Mainz Membalikkan Keadaan lewat Bola Mati dan Sundulan Lee Di balik drama penalti, pertandingan ini juga menjadi panggung besar untuk Lennart Karl. Reuters menulis pemain 17 tahun itu mencetak gol pada menit ke-29 dari cutback Serge Gnabry, sekaligus melanjutkan performa apiknya Karl disebut telah mencetak empat gol dalam lima kali menjadi starter di semua kompetisi. ESPN menambahkan, itu merupakan gol Bundesliga ketiganya musim ini.   Namun yang paling “menampar” Bayern adalah cara Mainz mencuri dua gol. Associated Press menyorot bahwa Mainz menyamakan skor tepat sebelum turun minum lewat Potulski dan menariknya, itu adalah gol Bundesliga pertamanya dalam penampilan liga yang baru kedua.  Gol tersebut lahir dari situasi bola mati, dan Reuters menyebut lini belakang Bayern “tertangkap lengah” pada momen itu.  Mainz lalu benar-benar mengejutkan Allianz Arena lewat sundulan Lee Jae-sung pada menit ke-67. ESPN menggambarkan prosesnya: Stefan Bell mengirim bola jauh ke kotak penalti, dan Lee menyambut dengan diving header yang menaklukkan Manuel Neuer.  Dari sini terlihat jelas: Mainz tidak butuh banyak peluang, tetapi mereka sangat efisien saat kesempatan datang. Ada konteks tambahan yang membuat hasil ini semakin menarik. Associated Press menyebut pertandingan ini adalah laga liga pertama Mainz di bawah pelatih baru Urs Fischer, yang baru ditunjuk pekan sebelumnya. Dan untuk laga debut pelatih, mencuri poin di Allianz Arena jelas terasa seperti bonus besar. Bayern Pecah Rekor 50 Gol Tercepat, Tapi Poin Kandang Pertama Musim Ini Hilang Di atas kertas, hasil imbang ini tetap menyisakan “kabar baik” bagi Bayern. Reuters menegaskan Bayern masih memimpin klasemen dengan 38 poin dan bahkan memperlebar jarak menjadi sembilan poin dari pesaing terdekat. ESPN juga menekankan Bayern mempertahankan start tak terkalahkan mereka di Bundesliga. Namun dari sisi rasa, ini jelas bukan hasil ideal. ESPN mencatat inilah pertama kalinya Bayern kehilangan poin di kandang pada musim ini. Mainz pun pulang dengan kepercayaan diri, karena menurut ESPN, tambahan satu poin membuat mereka mendekat ke zona aman (berjarak empat poin).  Di tengah frustrasi itu, Bayern juga menorehkan sejarah: Reuters menulis Bayern mencapai 50 gol dalam 14 pertandingan Bundesliga yang tercepat dalam sejarah liga. Associated Press menguatkan catatan tersebut dengan menyebut gol pembuka Bayern (gol Karl) adalah gol Bundesliga ke-50 mereka musim ini, rekor setelah 14 pekan.  Kesimpulannya, Bayern memang selamat dan tetap nyaman di puncak. Tapi laga ini memberi peringatan keras: dominasi dan peluang tidak selalu cukup bila ada celah pada bola mati dan kurang klinis di depan gawang.

Details

Hasil Pertandingan Bundesliga Jerman Werder Bremen vs VfB Stuttgart: 0-4, Stuttgart Menang Telak untuk Bangkit dan Kembali Percaya Diri

VfB Stuttgart menutup lawatan ke Weserstadion dengan kemenangan besar 4-0 atas Werder Bremen. Menurut catatan pertandingan di ESPN, empat gol Stuttgart dicetak oleh Bilal El Khannouss (40’), Jamie Leweling (44’), Deniz Undav (79’), dan Chris Führich (90+7’), sementara Bremen harus bermain dengan 10 orang setelah Karim Coulibaly menerima kartu merah pada menit ke-59.  Kemenangan ini juga diklaim sebagai kemenangan yang “sepenuhnya layak” oleh laman resmi VfB Stuttgart, menegaskan dominasi tim tamu dalam pertandingan yang berubah total setelah fase awal yang sempat memberi ruang bagi Bremen untuk mencoba menekan. Dua Gol Menjelang Turun Minum: El Khannouss dan Leweling Membelah Laga Fakta pertama yang paling menentukan adalah bagaimana Stuttgart “membelah” pertandingan tepat sebelum jeda. ESPN mencatat gol pertama datang pada menit ke-40 melalui Bilal El Khannouss, lalu Stuttgart menggandakan keunggulan empat menit berselang lewat Jamie Leweling pada menit ke-44.   Dua gol dalam rentang waktu sesingkat itu mengubah psikologi laga secara drastis. Bremen yang tadinya masih berusaha menjaga tempo, tiba-tiba dipaksa mengejar dengan beban yang lebih berat. Dalam sepak bola Bundesliga, tertinggal dua gol di kandang bukan hanya soal taktik, tapi juga soal kestabilan mental dan Stuttgart memanfaatkan momen itu dengan sangat cerdas: mereka tidak memberi Bremen kesempatan “bernapas” untuk menutup babak pertama dengan skor minimal. Yang menarik, empat pencetak gol berbeda juga menggambarkan satu hal: Stuttgart tidak bergantung pada satu sosok saja. Bahkan ketika laga berjalan ketat, mereka punya variasi ancaman yang muncul dari beberapa titik dan itu membuat Bremen sulit menentukan fokus penjagaan. Kartu Merah Coulibaly Menit 59: Bremen Kehilangan Kendali Saat Mencoba Bangkit Fakta kedua adalah momen kartu merah yang mematikan peluang Bremen untuk membalikkan keadaan. ESPN mencatat Karim Coulibaly diusir wasit pada menit ke-59. Dalam kondisi sudah tertinggal dua gol, bermain dengan 10 orang membuat Bremen praktis harus memilih: tetap menyerang dengan risiko kebobolan lebih banyak, atau menahan damage dengan konsekuensi pertandingan seperti “selesai” lebih cepat. Di fase ini, Stuttgart terlihat semakin nyaman mengelola ruang. Bremen kehilangan satu pemain, jarak antarlini melebar, dan jalur transisi Stuttgart terbuka lebih lebar. Efeknya terlihat jelas pada babak kedua: Stuttgart tetap agresif, tetapi kini bisa memilih kapan harus mempercepat serangan dan kapan harus “mematikan” ritme dengan penguasaan bola. Dari sisi detail pertandingan, ESPN juga mencatat laga dimainkan di Weserstadion dengan kehadiran 42.100 penonton. Dalam atmosfer sebesar itu, kartu merah biasanya memicu tekanan emosional tambahan dan Stuttgart justru tampak lebih tenang, sementara Bremen semakin sulit menyusun respons yang rapi. Dominasi Stuttgart Tercermin di Angka: 63% Penguasaan Bola dan 12 Tembakan Tepat Sasaran Fakta ketiga adalah dominasi Stuttgart yang terlihat sangat jelas di statistik. ESPN mencatat penguasaan bola Stuttgart mencapai 63,2% berbanding 36,8% milik Bremen. Dari sisi agresivitas, Stuttgart melepaskan 24 percobaan tembakan berbanding 9, serta unggul telak dalam tembakan tepat sasaran: 12 berbanding 3.  Yang paling “menceritakan” jalannya laga adalah kombinasi volume serangan dan kontrol. Stuttgart bukan hanya sering menembak, tetapi juga sanggup menjaga Bremen tetap jauh dari area berbahaya. Mereka bahkan memimpin jumlah sepak pojok 9-1, yang menandakan tekanan Stuttgart bukan kebetulan, melainkan konsisten sepanjang pertandingan.  Gol ketiga Stuttgart dicetak Deniz Undav pada menit ke-79, lalu Chris Führich menutup pesta gol pada menit 90+7. Dalam bahasa sederhana: Stuttgart tidak sekadar menang, tetapi menang dengan “menekan sampai akhir” sebuah sinyal kuat bahwa mereka ingin menjadikan laga ini sebagai titik kebangkitan performa. Jika merujuk pada laman resmi klub, Stuttgart menilai kemenangan ini benar-benar pantas dan menjadi penegasan performa kolektif tim. Dengan skor besar, clean sheet, serta dominasi statistik yang mutlak, Stuttgart mengirim pesan: mereka kembali menemukan ritme, sementara Bremen harus segera mencari solusi sebelum masalah ini berlarut.

Details

Hasil Pertandingan La Liga Spanyol Alavés vs Real Madrid: 1-2, Madrid Menang Sulit untuk Akhiri Tren Buruk dan Terus Bayangi Barcelona

Real Madrid membawa pulang tiga poin penting dari markas Deportivo Alavés setelah menang 2-1 di Mendizorrotza. Laga yang berlangsung Minggu malam waktu setempat (atau Senin dini hari WIB) itu terasa seperti “obat penenang” bagi Los Blancos: menang, tapi dengan cara yang tetap menyisakan catatan. Reuters menulis, kemenangan ini datang di tengah tekanan yang menumpuk karena performa Madrid sedang goyah dan sorotan mengarah ke pelatih Xabi Alonso. Madrid unggul lebih dulu lewat tembakan keras Kylian Mbappé pada menit ke-24. Namun Alavés tidak runtuh. Mereka menyamakan skor pada menit ke-68 melalui Carlos Vicente, sebelum Rodrygo menjadi penentu hanya delapan menit kemudian. Di sisi statistik, ESPN mencatat pertandingan berjalan ketat dalam ritme dan momentum, dengan atmosfer stadion yang penuh dan membuat pertandingan terasa “panas” hingga akhir.   View this post on Instagram   A post shared by Real Madrid C.F. (@realmadrid) Menang di Mendizorrotza, Madrid Akhiri Tren Buruk dan Tetap Kejar Barcelona Kemenangan ini bernilai lebih dari sekadar angka 3. Menurut Reuters, hasil di Vitoria-Gasteiz memutus rangkaian performa buruk Madrid yang sebelumnya hanya meraih dua kemenangan dari delapan laga terakhir di semua kompetisi. Itu sebabnya skor 2-1 ini terasa seperti titik balik, setidaknya untuk meredakan situasi internal. Dari sisi klasemen, Reuters menyebut Madrid tetap di posisi dua dengan 39 poin dan masih membayangi Barcelona di puncak dengan selisih empat angka. Artinya, perburuan gelar belum tertutup. Tetapi kemenangan ini juga menunjukkan bahwa Madrid masih berada pada fase “mencari bentuk”: bisa menang, namun belum selalu mampu mengontrol laga dengan nyaman. Di pertandingan seperti ini, mentalitas menjadi faktor. Madrid sempat terlihat dominan di fase awal, namun setelah unggul, mereka tidak selalu stabil menekan. Alavés punya periode-periode ketika bisa memaksa Madrid bertahan lebih dalam. Inilah mengapa kemenangan ini penting secara psikologis: Madrid kembali menang dalam laga yang menuntut ketahanan, bukan sekadar kualitas. VAR Sahkan Gol Vicente, Garis Tinggi Madrid Kembali Jadi Sorotan Momen paling menentukan sebelum gol kemenangan adalah proses gol penyama Alavés. Reuters menjelaskan, gol Carlos Vicente sempat dianggap offside, tetapi kemudian disahkan setelah tinjauan VAR. Situasi ini menyorot satu masalah klasik: garis pertahanan Madrid yang tinggi dan rentan dieksploitasi bola langsung. Menurut Reuters, Vicente memanfaatkan umpan panjang yang memotong struktur pertahanan Madrid. Dalam konteks pertandingan, gol itu terasa seperti “alarm” karena muncul dari skenario yang relatif sederhana namun mematikan: ruang di belakang garis belakang. Jika pola seperti ini berulang, lawan-lawan lain akan menjadikannya rute utama untuk menyakiti Madrid. Dari sisi suasana pertandingan, ESPN mencatat laga dimainkan di Mendizorrotza dengan jumlah penonton 19.290. Tekanan dari tribun, ditambah momen VAR yang membuat emosi naik-turun, ikut membentuk intensitas babak kedua. Setelah gol Vicente, Madrid sempat terlihat goyah beberapa menit dan di sinilah peran detail kecil menjadi krusial. Rodrygo Penentu, Assist Vinícius, dan Debut Valdepeñas Jadi Cerita Tambahan Saat situasi mulai menegang, Real Madrid menang lewat kombinasi yang sangat “Madrid”: transisi cepat plus kualitas individu. Reuters menulis, gol penentu Rodrygo pada menit ke-76 lahir dari serangan balik, ketika Vinícius Júnior mengirim umpan silang rendah yang diselesaikan Rodrygo dari jarak dekat. Respon cepat ini penting, karena Madrid tidak membiarkan laga terjebak dalam momentum tuan rumah. Kemenangan juga mendapat bumbu cerita menarik dari komposisi skuad. Reuters menyorot debut pemain muda 19 tahun, Víctor Valdepeñas, yang tampil sebagai bek kiri. Di laga yang tidak mudah dan penuh tekanan, memasukkan pemain debutan jelas bukan keputusan ringan. Namun Madrid tetap bisa menutup pertandingan dengan kemenangan, yang menegaskan bahwa kedalaman skuad meski tidak sempurna masih punya opsi. ESPN, melalui data pertandingan, juga memperlihatkan konteks “sulitnya” kemenangan ini: laga berjalan ketat, skor berubah di babak kedua, dan Madrid harus bertahan di menit-menit akhir. Pada akhirnya, ini adalah kemenangan yang memberi Madrid napas, tetapi sekaligus mengingatkan bahwa konsistensi permainan bukan hanya hasil yang akan menentukan apakah mereka benar-benar siap mengejar Barcelona sampai garis finis.  

Details
1 2 3 4 5

Sepak Bola

Lihat selengkapnya

Piala Dunia

Lihat selengkapnya

E-sports

Lihat selengkapnya

UFC

Lihat selengkapnya