08.12.2025
Waktu membaca: 3 menit

Trump Dapat “Peace Prize” di Drawing Piala Dunia 2026

Trump Dapat “Peace Prize” di Drawing Piala Dunia 2026

Drawing Piala Dunia 2026 yang seharusnya berfokus pada pembagian grup justru berubah jadi panggung politik ketika FIFA memberikan FIFA Peace Prize perdana kepada Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Presiden FIFA, Gianni Infantino, dalam acara megah di John F. Kennedy Center for the Performing Arts, Washington D.C., Jumat, 5 Desember 2025 waktu setempat. 

Infantino memuji Trump apa yang ia sebut sebagai kontribusi terhadap perdamaian global dan kerja sama internasional, termasuk peran AS dalam menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia 2026 dengan Kanada dan Meksiko. Ia menyebut Trump layak menerima penghargaan perdamaian pertama milik FIFA. 

Trump sendiri menyambut trofi emas, medali, dan sertifikat itu dengan antusias. Dalam pidatonya, ia menyebut penghargaan tersebut sebagai salah satu kehormatan terbesar dalam hidupnya dan mengklaim telah membantu meredakan sejumlah konflik di berbagai kawasan dunia, meski banyak klaim itu diragukan dan sebagian konflik masih berlangsung. 

Drawing Piala Dunia yang Tersaingi Drama Politik

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Micstagesuk (@micstagesukonline)

Secara resmi, acara tersebut adalah pengundian grup untuk Piala Dunia 2026 yang akan diikuti 48 tim dan digelar di tiga negara: Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko pada 11 Juni 19 Juli 2026. Namun, banyak media internasional mencatat bahwa sorotan utama justru tertuju pada momen ketika Trump naik ke panggung dan menerima penghargaan perdamaian dari FIFA. Acara sendiri dikemas bak ajang penghargaan film: durasi lebih dari dua jam, penampilan musik dari Andrea Bocelli hingga Village People, dan tata panggung yang megah. Setelah menerima Peace Prize, Trump bahkan sempat ikut berjoget dengan gaya khasnya di lagu “YMCA”, momen yang langsung viral di media sosial. 

Hal yang membuat banyak pihak geram adalah minimnya transparansi terkait pembentukan dan kriteria FIFA Peace Prize. Laporan media menyebut penghargaan itu diputuskan oleh komite internal yang bahkan sebagian anggotanya kontroversial, dan banyak pejabat FIFA sendiri mengaku kaget ketika mengetahui Trump akan menjadi penerima pertamanya. Penghargaan ini juga muncul tak lama setelah Trump kembali gagal meraih Nobel Peace Prize, meski beberapa kali mengklaim dirinya sangat pantas. Banyak pengamat menilai, Peace Prize ala FIFA ini seolah menjadi “hadiah pengganti” untuk memuaskan ego politik Trump, sementara FIFA dianggap rela mengorbankan citra netralitas demi hubungan dekat dengan Gedung Putih. 

Sejumlah organisasi hak asasi manusia mengkritik keras langkah FIFA. Mereka mempertanyakan bagaimana mungkin lembaga olahraga dunia memberikan penghargaan perdamaian kepada sosok yang punya rekam jejak kebijakan keras soal imigrasi dan kontroversi HAM, sementara turnamen yang sama akan mendatangkan jutaan suporter lintas negara dan latar belakang. 

Reaksi Publik: Dari Kecaman sampai Ledakan Meme

 

View this post on Instagram

 

A post shared by BuzzFeed (@buzzfeed)

Di media sosial, momen Trump mengangkat trofi Peace Prize memicu gelombang meme global. Banyak warganet menyindir bahwa sepak bola kini semakin mirip panggung politik, ada yang menyebut penghargaan itu “medali hiburan” karena Nobel tak kunjung datang, bahkan ada yang bercanda bahwa Trump pantas dapat hadiah karena “berhasil mendamaikan fans Messi dan Ronaldo” sarkasme yang menggambarkan betapa tidak seriusnya publik memandang penghargaan tersebut. 

Media arus utama pun tak banyak yang bersikap lunak. Sejumlah artikel opini menyebut FIFA telah “mengubah drawing Piala Dunia jadi show pribadi Trump” dan menjadikan Peace Prize itu sebagai simbol baru dari kedekatan berbahaya antara politik dan sepak bola. Ada pula yang dengan pedas menyebut penghargaan itu sebagai “medali konyol” yang hanya akan membuat federasi sepak bola dunia semakin kehilangan kredibilitas.