08.12.2025
Waktu membaca: 6 menit

Trade Terry Rozier, Ilegal, dan Dilema Miami Heat: Sejauh Mana Mereka Dirugikan?

Trade Terry Rozier, Ilegal, dan Dilema Miami Heat: Sejauh Mana Mereka Dirugikan?

Laporan panjang ESPN yang ditulis Tim Bontemps dan Bobby Marks membedah kasus Terry Rozier dari dua sisi: bagaimana ia dulu didatangkan Miami Heat lewat trade pada 2024, dan bagaimana namanya kini terseret ke dalam dugaan skema ilegal yang berujung dakwaan federal. Dalam laporan tersebut dijelaskan, Rozier dijadwalkan menjalani sidang pembacaan dakwaan (arraignment) di pengadilan federal dugaan peran dalam skema , sementara di sisi lain ia adalah pemain yang pernah di-trade tanpa ada informasi investigasi apa pun yang diumumkan ke publik ataupun ke Heat saat kesepakatan terjadi.

Trade Rozier ke Miami: Awalnya Hanya Soal Basket

Pada Januari 2024, Charlotte Hornets dan Miami Heat menyepakati trade yang di kertas terlihat normal dan murni teknis basket. Menurut laporan ESPN, paketnya adalah Rozier menuju Miami, sementara Kyle Lowry dan satu first-round pick yang diproteksi dikirim ke Charlotte. Heat saat itu membutuhkan guard pencetak angka yang bisa membantu beban playmaking dan scoring, dan Rozier tengah menjalani salah satu musim terbaik dalam kariernya bersama Hornets.

Secara narasi, trade ini dibaca sebagai langkah agresif Heat untuk tetap kompetitif di Timur. Tidak ada pengumuman dari NBA maupun pihak berwenang terkait adanya investigasi apa pun terhadap Rozier pada saat trade ini disahkan. Dari sisi publik dan kebanyakan analis, ini hanyalah bisnis seperti biasa di NBA: tim yang mengejar upgrade, dan tim yang sedang membangun ulang dengan mengumpulkan aset draft.

Laga vs Pelicans yang Jadi Titik Awal Kecurigaan

Akar masalah yang sekarang menghantui Rozier ternyata mundur ke musim sebelumnya. Dalam dakwaan yang diungkap jaksa federal di New York, fokus utama berada pada satu pertandingan saat Rozier masih berseragam Hornets melawan New Orleans Pelicans pada 23 Maret 2023. Di gim itulah, menurut dokumen pengadilan dan laporan ESPN, muncul pola yang sangat tidak biasa.

Seorang petaruh profesional dilaporkan menempatkan sejumlah besar prop yang semuanya mengarah ke “” untuk statistik Rozier: poin, rebound, assist, dan kategori lain yang terkait performanya. Di lapangan, Rozier hanya bermain kurang dari satu kuarter sebelum keluar dengan alasan cedera, lalu tidak kembali lagi bermain sampai akhir musim. Kombinasi antara pola yang agresif dan menit bermain yang tiba-tiba terhenti inilah yang kemudian memicu perhatian lembaga pemantau dan otoritas federal.

Dari Investigasi Internal NBA ke Dakwaan Federal

Menurut laporan ESPN, NBA sebenarnya sempat melakukan investigasi internal pada 2023 ketika pola yang janggal itu pertama kali muncul. Saat itu liga menyimpulkan tidak menemukan pelanggaran aturan oleh Rozier, dan kasus tersebut tidak pernah diumumkan sebagai pelanggaran resmi. Namun, di jalur lain, pihak federal terus mengumpulkan informasi.

Puncaknya terjadi pada 2025, ketika jaksa federal di Eastern District of New York mengumumkan dakwaan besar yang menyeret puluhan orang dalam skema terkait pertandingan NBA. Dalam pengumuman itu, nama Terry Rozier muncul sebagai salah satu terdakwa. Ia didakwa dalam konspirasi penipuan (wire fraud conspiracy) dan konspirasi pencucian uang, dengan tuduhan utama bahwa ia diduga memberikan informasi internal mengenai kondisi dan menit bermainnya sendiri kepada orang-orang yang kemudian menggunakan informasi itu untuk memasang yang menguntungkan.

Pengacara Rozier, sebagaimana dikutip dalam laporan ESPN dan media nasional Amerika lainnya, menegaskan bahwa kliennya bukan penjudi dan berniat melawan dakwaan tersebut di pengadilan. Rozier dijadwalkan menjalani sidang arrraignment, di mana dakwaan akan dibacakan secara resmi dan ia akan diminta menyatakan sikap di hadapan hakim.

Di luar kasus , ada satu lapisan lain yang menambah konteks: persoalan pajak. Beberapa laporan media, termasuk yang dirujuk ESPN, mengungkap bahwa pada akhir 2023 Internal Revenue Service (IRS) mengeluarkan federal tax lien senilai sekitar delapan juta dolar Amerika terhadap entitas yang terkait Rozier di Florida. Angka ini tentu memunculkan spekulasi soal tekanan finansial yang mungkin ia hadapi di periode yang berdekatan dengan dugaan skema .

Pihak pengacara Rozier kemudian mengklarifikasi bahwa nilai sesungguhnya tidak sebesar itu dan bahwa kewajiban pajak tersebut sudah diselesaikan. Namun, fakta bahwa ada catatan tax lien dengan nilai besar tetap menjadi bagian cerita yang tak bisa diabaikan ketika publik mencoba memahami gambaran utuh situasi keuangan dan pribadi Rozier pada masa itu.

Apa yang Sebenarnya Diketahui Heat Saat Trade Terjadi?

Pertanyaan yang kemudian muncul – dan menjadi inti artikel analitis ESPN – adalah: seberapa banyak Miami Heat tahu ketika mereka men-trade untuk Rozier? Menurut penjelasan sumber-sumber liga yang dikutip dalam laporan tersebut, investigasi di level federal sudah berlangsung sebelum dan sesaat setelah trade itu terjadi, namun sifatnya non-publik. Tidak ada kewajiban formal bagi lembaga penegak hukum untuk memberi tahu klub, dan liga pun tidak mengumumkan adanya pelanggaran apa pun terkait Rozier pada waktu itu.

Artinya, dari sudut pandang Heat, mereka menjalankan trade berdasarkan informasi resmi yang tersedia: Rozier adalah pemain produktif, sehat secara medis, dan tidak sedang menjalani skorsing atau sanksi. Baru setelah dakwaan federal dibuka ke publik, skala masalah sebenarnya terlihat jelas. Di sinilah muncul rasa “dirugikan secara tidak langsung”, karena mereka mengorbankan aset (Lowry dan pick putaran pertama) untuk pemain yang kini masa depannya di NBA sangat tidak pasti.

Bisakah Rozier Di-trade Lagi? Antara Aturan dan Realitas Pasar

Salah satu bagian menarik dari analisis Bobby Marks di ESPN adalah pembahasan soal status kontrak Rozier dan kemungkinan ia kembali di-trade. Secara teknis, Rozier masih terikat kontrak dengan Miami Heat. CBA NBA tidak otomatis melarang trade pemain yang sedang menghadapi kasus hukum atau investigasi, selama kontraknya masih sah dan liga menyetujui transaksinya.

Namun di sisi lain, liga telah menempatkan Rozier dalam status tidak aktif dan gajinya untuk musim berjalan dilaporkan ditahan sementara sampai ada kejelasan kasus. Secara teori, sebuah tim lain memang tetap bisa menampung kontraknya lewat trade, tetapi secara realitas pasar, hampir tidak ada klub yang bersedia mengorbankan aset berharga untuk pemain yang berpotensi menghadapi skorsing panjang atau bahkan hukuman larangan bermain permanen jika kelak terbukti bersalah.

Karena itu, pernyataan bahwa Rozier “bisa di-trade lagi” lebih bersifat teoritis ketimbang praktis. Ada juga laporan bahwa Heat mencoba mencari cara untuk memitigasi kerugian, termasuk eksplorasi kemungkinan kompensasi atau negosiasi terkait pick yang sudah mereka kirim, namun sampai saat ini belum ada mekanisme jelas di NBA yang mengatur pembatalan trade hanya karena kasus hukum non-medis yang muncul di kemudian hari.

Kasus Terry Rozier datang setelah publik NBA juga dikejutkan oleh skandal lain yang melibatkan pemain seperti Jontay Porter. Bagi liga, dua kasus ini menjadi peringatan keras bahwa perkembangan industri legal membawa risiko baru: godaan bagi segelintir pemain atau orang dalam untuk menyalahgunakan akses informasi.

Dari kacamata klub, kasus Rozier menunjukkan bahwa risiko sebuah trade tidak hanya soal cedera atau penurunan performa, tetapi juga soal informasi yang mungkin tidak terlihat di permukaan. Bagi dunia olahraga, kasus ini mengancam kepercayaan publik pada integritas kompetisi, karena skema yang dituduhkan langsung menyentuh inti masalah: manipulasi statistika dan menit bermain demi keuntungan finansial.

Pada akhirnya, Terry Rozier masih berstatus terdakwa dan berhak asas praduga tak bersalah sampai pengadilan memutuskan lain. Namun bagi Miami Heat, kerusakan olahraga dan finansial sudah terasa: mereka kehilangan aset untuk pemain yang tidak bisa membantu di lapangan, sementara reputasi liga kembali diuji di mata penonton dan pelaku di seluruh dunia.