30.10.2025
Waktu membaca: 4 menit

Sinyal Bahaya untuk Bigetron di Playoff MPL ID Season 16

Bigetron by Vitality at MPL ID Season 16

Derby STM yang menampilkan Bigetron kontra Alter Ego dalam babak playoff putaran upper bracket MPL ID Season 16 sore ini baru saja ditutup dengan sebuah kejutan yang sekaligus menjadi pertanda buruk bagi kubu sang Robot Merah.

Disebut sebagai salah satu rivalitas terbesar dalam skena MPL ID, Bigetron didapuk sebagai favorit oleh sebagian besar penonton untuk laga ini karena penampilan yang kuat sepanjang Reguler Season lalu. Tercatat, mereka berakhir di posisi runner-up dengan hasil akhir 12 kemenangan dan 4 kekalahan dari total 16 pertandingan, dan terlihat sulit ditaklukkan dalam beberapa laga besar.

Walau demikian, dua laga terakhir Alter Ego, termasuk kemenangan kemarin, justru membuat sebagian analis merasa mereka punya keunggulan tersendiri dalam aspek fleksibilitas. Selain itu, ketenangan para pemain Alter Ego saat meladeni Navi dianggap telah menandakan kesiapan mereka saat dihadapkan laga penting yang penuh resiko, sehingga menghadapi Bigetron seharusnya tidak memberikan beban mental bagi mereka.

Di sisi lain, ini justru menjadi concern utama bagi kubu Bigetron dan para penggemarnya karena mereka memiliki catatan buruk ketika harus meladeni laga besar seperti fase playoff. Dan sore ini mereka mengulangi apa yang mereka takutkan sejak jauh-jauh hari.

Alter Ego membayar hutang

Sebelum bertemu kembali di upper bracket, Bigetron disebut memiliki satu keunggulan mutlak dalam aspek mentalitas, mengingat mereka belum pernah terkalahkan oleh Alter Ego sepanjang fase grup Season 16. Namun, seperti yang telah disebutkan di , Alter Ego bukanlah tim yang takluk begitu saja di hadapan musuh besarnya.

Hanya kurang dari 5 menit sejak Game 1 dimulai, Bigetron dikejutkan oleh taktik agresif sang rival yang diinisiasi duo Affan “Yazuke” Wahyudi dan Fauzan “Nino” Sumarno. Pergerakan taktikal dari Hayabusa dan Lapu Lapu milik keduanya sukses menghentikan ruang gerak Lancelot andalan Manuel “Nnael” Simbolon, dan membuat timnya lebih leluasa untuk mendominasi dan memenangkan game tersebut di 13 menit.

Menuju Game 2, Bigetron masih kesulitan menebak taktik Nino dan kawan-kawan yang menunjukkan fleksibilitas luar biasa. Kali ini, Arifudin “Arfy” Dingarai menjadi highlight dengan carry Benedetta yang mengitari area gold lane dan menunjukkan pergerakan luar biasa untuk berkontribusi dalam teamfight. Tekanan yang semakin menguat bagi Bigetron di fase late game membuat mereka pasrah dan melepaskan perlawanan setelah menit ke-15, memberikan kemenangan kedua bagi lawannya.

Bigetron mencoba kembali dan berhasil mengamankan satu poin pada Game 3 melalui kerja keras Eman “Emann” Sangco dan Nnael. Kali ini sang Robot menemukan formula untuk merekatkan formasinya dan mencegah Alter Ego untuk mendominasi peta dengan setiap pergerakan efektif. Setelah 15 menit, mereka berhasil memperkecil ketinggalan menjadi 1-2.

Sayangnya, tekanan mental dari Alter Ego yang masih selangkah menuju match point terlanjur mempengaruhi permainan Bigetron saat memasuki Game 4. Meski di kertas Nnael dan kawan-kawan mengusung draft yang seimbang, mereka justru bermain kurang disiplin dan beberapa kali terpukul mundur oleh inisiasi cepat Alter Ego.

Memasuki menit ke-14, Alter Ego memancing lawannya untuk memaksakan teamfight di area Lord dan memperkan kesempatan yang ada. Keputusan tersebut berakhir fatal bagi Bigetron yang tergilas dan memberikan peluang solid lawannya dengan celah yang terbuka lebar. Setelah 15 menit, mereka menyerah keadaannya dan memberi kemenangan penting bagi Alter Ego.

Satu kesempatan terakhir

Hasil tersebut membuat Bigetron harus mencoba satu kesempatan terakhir di lower bracket menghadapi tim yang akan tersingkir dari laga Evos versus Onic ID beberapa saat lagi. Di sisi lain, Alter Ego akan melaju ke final upper bracket untuk menanti pemenang dari laga yang sama.

Meski probabilitas terbesar saat ini mengacu pada Evos sebagai lawan selanjutnya, Bigetron tentu harus mempertimbangkan performa sore ini sebagai tanda bahaya, mengingat mereka masih rentan terhadap bl ketika diuji dalam situasi sengit.

Plus, Evos tentu bukan tim yang nyaman untuk dihadapi dalam kondisi ini karena di tahun 2023 lalu, tepatnya MPL ID Season 13, mereka dikalahkan oleh skuad yang secara statistik berada di komposisi yang mereka miliki saat itu.