23.10.2025
Waktu membaca: 3 menit

Rekor dan Misi Baru Bayern Munchen Bersama Lennart Karl

Lennart Karl of Bayern Munchen 2025/26

Sang wonderkid sensasional Bayern Munchen, Lennart Karl, tampil sebagai bintang dalam pertandingan Liga Champions 2025/26 menghadapi Club Brugge di kandangnya sendiri dini hari tadi (23/10) dengan torehan performa yang menjadi catatan baru untuk sang raksasa Jerman itu.

Tampil sebagai starter kejutan yang ditentukan pelatih Vincent Kompany, penyerang tengah berusia 17 tahun itu mendapatkan kepercayaan untuk bermain langsung di belakang Harry Kane dan secepatnya mengejutkan lawannya melalui gol spektakuler hanya dalam 4 menit pertamanya. Meski ini menjadi penampilan besar pertamanya sebagai reguler di Champions, Ia terlihat klop dalam mengiringi pergerakan seniornya yang tampil tak kalah bagus saat itu.

Dengan torehan tersebut, Karl mencatatkan rekor baru sebagai pemain Jerman termuda yang mencetak gol di Liga Champions, sekaligus yang termuda untuk Bayern Munchen. Di usia 17 tahun dan 242 hari, Ia melampaui rekor yang sebelumnya ditorehkan Jamal Musiala saat masih berusia 17 tahun dan 350 hari.

Meski tidak bermain selama 90 menit penuh, performanya yang fantastis tentu tidak terlewatkan dari para analis yang menyaksikan kemenangan Bayern secara langsung. Tak tanggung-tanggung, Ia diganjar sebagai MVP dalam laga tersebut dan mendapat pujian langsung dari Kane yang juga mencetak gol setelah Karl di babak pertama.

Plus, ini memperpanjang streak positif Bayern yang sejauh ini menjadi satu-satunya tim yang belum terkalahkan sepanjang kompetisi top Eropa 2025/26. Dengan total 12 kemenangan dari pertandingan yang dijalani, tentunya mereka telah menjadi salah satu favorit untuk melaju jauh pada musim ini.

Lennart Karl sebagai penanda era baru

Kepercayaan yang diberikan kepada Karl dan rekannya, Wisdom Mike, sejauh ini bisa diartikan sebagai penanda era baru bersama Kompany: sebuah skuad yang kini mempercayai pemain muda sebagai bagian penting dalam perjalanan mereka.

Dalam musim-musim sebelumnya, terutama sejak era Pep Guardiola, sang raksasa Bavaria itu kerap dikritik oleh publik Jerman karena tidak mengorbitkan pemain-pemain akademi hingga ke level tinggi. Padahal mereka telah dikenal dengan pemain-pemain lokal seperti Bastian Schweinsteiger, Philipp Lahm, Thomas Muller, Toni Kroos, dan David Alaba.

Alih-alih mencari penerus yang sepadan, mereka justru melepaskan bibit-bibit unggul yang kini bermain di klub kompetitor seperti Angelo Stiller (Stuttgart) dan Kenan Yildiz (Juventus). Dengan kualitas fasilitas akademi yang semakin naik, tentunya ini bukan tren yang bagus.

Namun setelah Thomas Tuchel datang dan mengorbitkan Aleksandar Pavlovic, kepercayaan manajemen kepada pemain muda semakin naik dan Kompany yang menjadi penerusnya telah melihat potensi yang ada dan memanfaatkannya dengan perlahan-lahan mengintegrasikan lebih banyak jebolan akademi ke skuad utama.

Bersama dengan Tom Bischof, Jamal Musiala, Alphonso Davies, dan Jonas Urbig, tentunya ini menandai era baru Bayern yang sangat menarik untuk disaksikan. Fleksibilitas Kompany akan diandalkan untuk menggali potensi strategi yang belum pernah dilihat sebelumnya, dan berkesempatan membawa mereka menuju kejayaan Eropa sebagai pembuktian kualitas akademi mereka.