21.10.2025
Waktu membaca: 5 menit

Real Madrid Ke CONCACAF: Tegas Tolak La Liga di Amerika

Real Madrid Ke CONCACAF: Tegas Tolak La Liga di Amerika

Drama antara Real Madrid dan UEFA kini memasuki babak baru. Klub asal ibu kota Spanyol itu dilaporkan mengirimkan surat protes resmi kepada CONCACAF, menentang keterlibatan badan sepak bola Amerika Utara tersebut dalam penyelenggaraan pertandingan La Liga di luar Eropa, khususnya laga yang direncanakan di Miami, Amerika Serikat (Instagram, 21/10).

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Extra Time Indonesia (@idextratime)

Langkah ini menandai bentuk perlawanan Real Madrid yang semakin tegas terhadap proyek ekspansi global UEFA. Klub menilai bahwa keputusan memindahkan laga kompetisi Eropa ke wilayah Amerika bukan hanya soal logistik, tetapi merupakan ancaman serius terhadap prinsip dasar sepak bola benua biru (Goal, 14/08).

Isi Protes ke CONCACAF

Dalam surat yang ditandatangani langsung oleh Florentino Pérez, Real Madrid menilai CONCACAF telah “melanggar batas kewenangannya” dengan mengizinkan laga Barcelona vs Villarreal dimainkan di Hard Rock Stadium, Miami. Menurut Madrid, kebijakan UEFA dan La Liga yang melibatkan konfederasi lain tanpa persetujuan kolektif klub Eropa adalah tindakan yang “tidak menghormati struktur sepak bola dunia” (Antara, 12/08).

Surat protes yang dikirim ke kantor pusat CONCACAF di Miami juga ditembuskan ke FIFA dan Federasi Sepak Bola Amerika Serikat (USSF). Dalam dokumen itu, Madrid menulis: “Kompetisi domestik dan kontinental harus berada dalam yurisdiksi asalnya. Lagipula, sepak bola Eropa tidak membutuhkan izin dari konfederasi lain untuk menentukan arah tradisi dan sejarahnya.” (Instagram, 21/10).

Real Madrid bahkan menyinggung risiko politik dan hukum yang bisa muncul jika turnamen lintas konfederasi terus dilakukan tanpa koordinasi resmi. Klub itu menilai bahwa kondisi tersebut dapat mengarah pada “situasi legal yang tidak menentu”, termasuk revisi lisensi siaran internasional yang sudah diatur di bawah regulasi UEFA (Kompas, 18/10).

Respons dari CONCACAF

Pihak CONCACAF, melalui juru bicara resminya di Miami, mengonfirmasi bahwa surat dari Real Madrid telah diterima dan akan dipelajari secara mendalam bersama FIFA. Badan tersebut menegaskan bahwa mereka tidak memiliki otoritas penuh untuk menyetujui pertandingan antar-klub Eropa di wilayahnya, meski lokasi pertandingan berada di kawasan Amerika Utara (Goal, 21/10).

“Keputusan UEFA dan La Liga berada di luar kendali kami. Namun kami menjamin setiap laga yang melibatkan klub nonanggota akan mendapat izin hanya setelah konsultasi dengan FIFA,” tulis pernyataan resmi yang diterbitkan di laman CONCACAF.

CONCACAF juga menambahkan bahwa pihaknya tidak berperan dalam negosiasi komersial terkait pertandingan Barcelona vs Villarreal di Miami. Mereka hanya menyediakan kerangka regulasi lokal yang diperlukan agar penyelenggaraan pertandingan berjalan sesuai standar keamanan dan infrastruktur Amerika (ESPN, 21/10).

Madrid Menyerang: “Ini Soal Identitas, Bukan Bisnis”

Pérez menegaskan bahwa langkah Madrid bukan upaya populisme, melainkan pembelaan terhadap nilai-nilai sepak bola yang telah membentuk Eropa selama puluhan tahun.

“Kami tidak menolak perubahan atau modernisasi. Tapi ketika sejarah dijual dengan alasan komersial, itu bukan kemajuan   itu penghianatan,” ucapnya dalam konferensi pers di Santiago Bernabéu (Bola.com, 30/09).

Pelatih Carlo Ancelotti juga mendukung sikap klub, menyebut gagasan memindahkan laga ke Amerika “tidak masuk akal bagi atlet profesional”. Menurutnya, perbedaan zona waktu dan cuaca dapat memengaruhi performa pemain, terlebih jika laga itu masuk dalam fase kompetitif resmi (DetikSport, 20/10).

Kapten Madrid, Nacho Fernández, menambahkan bahwa pindahnya lokasi laga ke wilayah Amerika bisa memperburuk jadwal padat para pemain Eropa, karena total waktu perjalanan dan adaptasi iklim akan mengganggu performa musim domestik mereka (Marca, 20/10).

Langkah Real Madrid mendapat dukungan luas dari kelompok suporter Eropa. Organisasi Football Supporters Europe (FSE) secara terbuka memuji sikap klub yang berani menantang otoritas besar seperti UEFA dan CONCACAF.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Extra Time Indonesia (@idextratime)

Dalam petisi daring bertajuk #FootballBelongsHere, FSE mengumpulkan lebih dari satu juta tanda tangan untuk menolak rencana globalisasi pertandingan Eropa ke Amerika Serikat dan Timur Tengah. “Sepak bola bukan produk pameran keliling; ini adalah warisan yang dibangun oleh komunitas,” tulis pernyataan FSE (FSE, 05/10).

Beberapa kelompok fans dari Dortmund, PSG, dan Milan juga ikut menggelar aksi simbolis di stadion mereka masing-masing sebagai bentuk solidaritas atas langkah yang diambil Madrid. Di luar Santiago Bernabéu, ribuan suporter berkumpul membawa spanduk bertuliskan “La Champions es Europa” (Goal, 14/08).

Ketegangan Meningkat antara Madrid dan UEFA

Hubungan antara Real Madrid dan UEFA kini berada di titik terendah sejak kontroversi European Super League 2021. Kali ini, Pérez menuduh UEFA “tidak transparan” dan “haus keuntungan” dalam menjual hak penyiaran global ke perusahaan Amerika.

“UEFA tidak punya hak membawa Liga Champions keluar dari akar sejarahnya,” tegas Pérez.

Ia juga mengingatkan bahwa UEFA sengaja melewati proses konsultasi klub dan federasi nasional sebelum menyetujui format Global Promotion Match   fase yang akan dilaksanakan di Miami, New York, Riyadh, dan Doha (Bola.com, 14/08).

Sementara itu, Ketua UEFA Aleksander Čeferin membalas dengan nada dingin. Ia menyebut langkah globalisasi merupakan konsekuensi logis dari “pertumbuhan internasional sepak bola modern.” Čeferin menegaskan, klaim Madrid soal pelanggaran tradisi “tidak lebih dari retorika politik untuk menambah tekanan publik” (UEFA.com, 02/09).

Perselisihan Politik Sepak Bola Dunia

Langkah Real Madrid menuju CONCACAF juga dianggap langkah politis untuk menunjukkan bahwa Eropa tetap menginginkan kontrol penuh atas kompetisinya sendiri. Sejumlah analis menilai Pérez sedang membangun kembali kekuatan politik jelang pemilihan presiden ECA (European Club Association) tahun depan (Marca, 19/10).

Dengan mengangkat isu globalisasi sepak bola, Madrid berharap mendapatkan dukungan dari klub-klub tradisional seperti Bayern München, Dortmund, dan Ajax, yang ikut menentang langkah UEFA. Sikap ini memperjelas bahwa Real Madrid berupaya menjadi “penjaga etika dan simbol sejarah sepak bola Eropa,” meski sebagian pihak menuding langkah itu didorong kepentingan bisnis terselubung (El País, 20/10).

Surat resmi Real Madrid kepada CONCACAF menandai babak baru dalam perang politik sepak bola global. Klub terbesar di Eropa itu dengan lantang menolak segala bentuk “komersialisasi ekstrem” yang melibatkan konfederasi luar benua. Dengan dukungan publik dan kelompok suporter, Real Madrid kembali memainkan peran sebagai penjaga tradisi Eropa   sekaligus pengingat bagi UEFA bahwa modernisasi tidak boleh melampaui batas sejarah dan identitas olahraga yang dicintai jutaan orang di dunia (Kompas, 18/10).

Kini, keputusan FIFA akan menentukan arah berikutnya. Jika FIFA berpihak pada UEFA dan CONCACAF, Madrid berjanji akan membawa kasus ini ke Court of Arbitration for Sport (CAS). Dan bila itu terjadi, perang dingin antara klub-klub besar dan otoritas sepak bola internasional bakal kembali mengguncang dunia   bukan di stadion, tapi di meja lembaga hukum olahraga tertinggi.