09.09.2025
Waktu membaca: 6 menit

Prediksi Top Seed VCT Champions Paris 2025

Champions Paris predictions

Hanya sedikit lagi, para penggemar esports Valorant akan menjadi saksi dari laga penutup musim 2025 yang diadakan dalam ajang VCT Champions Paris 2025. Sebanyak 16 tim yang telah menuntaskan sirkuit terakhir dari region masing-masing dipastikan akan memberikan yang terbaik untuk mengamankan gelar bergengsi ini.

Dimulai pada tanggal 12 September mendatang, Champions Paris kali ini tentunya lebih menarik perhatian para penonton dari wilayah Asia Pasifik karena penampilan kuat dari beberapa partisipan yang di luar prediksi. Walau demikian, region-region lainnya tentu tak bisa diremehkan.

Berkaca dari performa mereka, kami tertarik untuk memprediksi siapa saja yang berpotensi melaju jauh hingga ke babak empat akhir yang sangat dinantikan. Siapa saja yang kira-kira punya potensi kuat? Simak artikelnya berikut ini!

Kereta Paper Rex yang melaju kencang

Dengan penampilan yang konsisten selepas Stage 1, tak diragukan lagi Paper Rex adalah favorit terbesar penonton dari berbagai penjuru dunia. Bahkan beberapa pemain profesional kini mengakui peningkatan performa yang signifikan dari mereka dibanding musim sebelumnya.

Sempat tampil mengecewakan dalam laga Pacific Kickoff pada bulan Februari lalu, sang raksasa Singapura itu melakukan pergantian penting yang membuat sang veteran Aaron “mindfreak” Leonheart turun digantikan Patrick “PatMen” Mendoza yang berasal dari kompetisi Tier 2 di skena esports Valorant Filipina.

Meski sempat kesulitan menyesuaikan tempo dengan rekan-rekannya di awal Stage 1, PatMen berhasil membuktikan dirinya sebagai kunci dalam mengatur tempo permainan PRX yang kali ini tak lagi cenderung agresif dan cepat. Pendekatannya yang seimbang memberikan ruang bagi pemain lain seperti Wang “Jinggg” Jie dan Ilya “something” Petrov untuk mengoptimalkan kombinasinya berdasarkan draft peta.

Kombinasi kedua duelis tersebut juga didukung dengan performa kuat dari Khalish “d4v41” Rusyaidee yang menjadi penembak jitu di balik garis dan fleksibilitas Jason “f0rsaken” Susanto yang membuat strategi skuad W Gaming susah ditebak. Kemenangan beruntun dalam Masters Toronto dan Pacific Stage 2 menjadi sinyal kuat bahwa mereka berada dalam kondisi yang sangat prima dan siap menantang siapapun.

Dengan piala Masters dan Pacific Stage 2 yang sudah masuk di lemari, bisa dipastikan PRX sangat termotivasi untuk menjuarai Champions yang akan melengkapi gelar treble mereka tahun ini.

Ancaman BiliBili Gaming dan EDward Gaming

Bersebelahan dengan sirkuit kompetisi Pacific, VCT China juga tak kalah ramai diberitakan dan menarik perhatian para penonton dengan kehadiran dua kandidat kuat, BiliBili Gaming dan EDward Gaming. Keduanya dikenal dengan atmosfer rivalitas yang kental setiap kali bertemu di sirkuit kompetisi lokal dan dipastikan akan membawa kekuatan penuh plus mentalitas petarungnya ke Paris.

Dan berbicara mengenai kekuatan, mempertimbangkan keduanya cukup menarik karena ada perbedaan statistik yang cukup jelas: BiliBili sangat kuat dalam kompetisi lokal, namun EDG selalu menunjukkan permainan yang atraktif dan sulit ditandingi saat meladeni laga internasional. Ingatan para penonton tentunya mengarah kepada Zheng “ZmjjKK” Yongkang aka Kangkang yang membuat mereka terkagum saat Ia membawa timnya keluar sebagai juara Champions tahun lalu.

Di atas kertas, performa keduanya mungkin tidak terlalu mengesankan dibanding tim peserta lainnya yang berstatus sebagai favorit musim ini. Namun, siapapun yang melihat sepak terjang mereka pasti paham bahwa dua naga VCT China tersebut lebih suka dianggap sebagai ‘tim kecil’ agar bisa bermain lebih lepas, tanpa tekanan, dan menerkam siapapun yang lengah.

Fnatic dan Team Heretics belum habis

Meski menjadi region yang kurang diperhitungkan tahun ini, tentunya status Fnatic dan Team Heretics sebagai andalan EMEA tak bisa dibantah. Konsistensinya dalam mempertahankan posisi teratas membuktikan bahwa mereka memiliki strategi dan disiplin yang belum bisa disaingi oleh tim-tim lain.

Sepanjang perjalanannya dalam menjuarai Stage 1 dan menjadi finalis Masters Toronto, Fnatic memperlihatkan mentalitas pantang menyerah yang membuat mereka sulit ditaklukkan dalam situasi terdesak. Strategi mereka memang membutuhkan peningkatan, namun setidaknya semangat dan komunikasi di antara personil yang dikepalai Jake “Boaster” Howlett itu menjadi modal yang sangat berharga, mengingat setiap pertandingan di level Champions sangat menguras pikiran.

Hal tersebut agak bertolak belakang dengan Heretics yang mengusung mekanik yang lebih kuat namun cenderung takluk dalam tekanan. Walau demikian, performa mereka saat menjuarai Esports World Cup 2025 lalu bisa menjadi parameter betapa berbahayanya tim tersebut ketika berada dalam kondisi mental yang sempurna.

Di luar itu, faktor lokasi pertandingan yang menjadi rumah bagi beberapa pemain peserta Champions, termasuk Fnatic dan Heretics, tentunya cukup berpengaruh karena ini akan menjadi kebanggaan tersendiri – sehingga bisa dipastikan mereka akan tampil habis-habisan.

G2 Esports sang ujung tombak

Kerap dikenal karena ideologi permainan yang unik dan solid, region VCT Americas justru mengalami penurunan musim ini dan tak lagi memberikan ekspektasi besar terhadap para penonton yang kali ini lebih menantikan penampilan dari region-region lain.

Oleh karenanya, mempertimbangkan statistik keseluruhan musim ini, hanya G2 Esports yang terlihat sebagai partisipan paling meyakinkan dari region tersebut. Konsistensi mereka dalam menjuarai Stage 1 dan Stage 2, serta finis sebagai empat besar Masters Toronto, menobatkan mereka sebagai tim teratas dalam daftar Global Rankings terbaru, sekaligus membuktikan mental kompetisi yang tak dimiliki kompetitornya.

Dalam kondisi prima, bisa dipastikan lini serang G2 Esports akan didominasi oleh pasangan senior – junior Alexander “jawgemo” Mor dan Trent “trent” Cairns. Dinamik diantara keduanya terbukti sangat menyulitkan lawan-lawannya baik saat menjadi penyerang ataupun bertahan, terutama ketika mereka bermain di map favoritnya.

Waspada kuda hitam

Di luar nama-nama besar tersebut, beberapa tim juga mencuri perhatian berkat penampilan yang tak kalah mengesankan sepanjang awal tahun ini. Sebagian besar penonton VCT memprediksi akan ada kejutan besar dari region Pacific dan EMEA.

Bukan rahasia lagi bahwa RRQ yang musim ini menggebrak sirkuit VCT Pacific turut difavoritkan untuk melaju lebih jauh dalam kompetisi Champions mengiringi PRX. Setelah tahun lalu tampil mengecewakan, tim kebanggaan Indonesia itu membalaskan kekecewaan penggemarnya dengan menyabet gelar juara Stage 1 dan berakhir sebagai runner-up Stage 2 2025.

Dan berbicara tentang status sebagai runner-up, tentunya ini bukan pencapaian yang bisa dianggap remeh apabila mempertimbangkan jalan yang mereka tempuh untuk sampai ke titik tersebut. Secara berturut-turut, mereka menumbangkan para raksasa Korea Selatan di hadapan pendukungnya sendiri dan mendapatkan julukan The Korean Slayer.

Di region yang sama, T1 yang menjuarai Masters Bangkok tahun ini tentu juga cukup berbahaya. Meski penampilannya kurang konsisten dalam sirkuit Pacific, mereka cenderung menunjukkan performa yang berbeda saat meladeni laga-laga internasional dan bisa menjadi masalah besar apabila melaju jauh.

Team Liquid to Champions Paris via Stage 2

Sedangkan di EMEA, Team Liquid dan GiantX diharapkan bisa mengimbangi performa kedua tim raksasa lainnya. Liquid telah membuktikan konsistensinya yang menjadikan mereka langganan dalam kompetisi internasional, sementara GiantX yang memulai debutnya dalam VCT EMEA musim ini mendobrak prediksi dengan menjadi runner-up di Stage 2 secara meyakinkan.

Walau demikian, keduanya masih memiliki masalah masing-masing yang harus diperhatikan. Seperti yang diketahui, Liquid kerap kesulitan menuntaskan laga-laga penting setiap memasuki playoff dan kesulitan mempertahankan dominasinya secara tidak terduga, yang mana menjadi pertanda masalah komunikasi antar skuad.

Sementara itu, GiantX kemungkinan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan permainan mereka melawan tim-tim veteran, mengingat ini adalah laga internasional pertama bagi sebagian besar pemainnya. Hanya Kirill “Cloud” Nekhozhin yang tercatat pernah bermain dalam beberapa kompetisi populer di luar Eropa.

Jangan lewatkan jadwal pertandingan pembuka Champions Paris yang seru di sini!