28.10.2025
Waktu membaca: 3 menit

Oscar Piastri Kehilangan Puncak Klasemen F1 2025, Tapi Bisakah Ia Bangkit Lagi?

Oscar Piastri Kehilangan Puncak Klasemen F1 2025, Tapi Bisakah Ia Bangkit Lagi?

Menurut laporan Autosport.com, Oscar Piastri harus merelakan posisi puncak klasemen Formula 1 2025 usai seri GP Meksiko, menandai titik balik yang dramatis dalam persaingan gelar juara dunia. Setelah memimpin sejak akhir April, bintang muda McLaren itu kini tertinggal satu poin dari rekan setimnya, Lando Norris, sementara Max Verstappen siap memangsa dari posisi ketiga.

Namun, apakah ini akhir dari perjuangan Piastri? Ataukah justru awal dari kisah kebangkitannya di empat balapan terakhir musim ini?

Tekanan dan kehilangan momentum

(Oscar Piastri — Foto: Formula1.com)

Penurunan performa Piastri dalam lima seri terakhir menjadi sorotan utama. Dari unggul 34 poin pasca GP Zandt, keunggulan itu menguap akibat serangkaian hasil kurang maksimal — termasuk insiden di lap pertama GP Baku yang membuatnya gagal finis.

Menurut jurnalis Ed Hardy dari PlanetF1, Piastri kini tampak kehilangan momentum yang sebelumnya membuatnya nyaris sempurna sepanjang paruh pertama musim.

“Norris sedang dalam performa terbaiknya, dan itu membuat tekanan pada Piastri semakin besar. Tapi jangan lupa, dia masih muda dan baru musim ketiganya di F1,” tulis Hardy sumber.

Di sisi lain, pengalaman menjadi faktor penting. Menghadapi situasi seperti ini adalah bagian dari proses pendewasaan seorang pembalap yang baru mulai menemukan karakternya di panggung besar.

Faktor teknis dan peluang balas dendam

Namun, tak semua penurunan performa datang dari kesalahan pribadi. Menurut analis Oleg Karpov, hasil buruk Piastri sebagian besar disebabkan oleh kombinasi faktor teknis dan strategi tim.

“McLaren tak lagi dominan seperti awal musim. Saat tim lain mengejar, satu kesalahan kecil bisa berdampak besar,” tulisnya via Motorsport.com.

Piastri memang sempat kehilangan kecepatan dibanding Norris di Austin dan Meksiko, namun masih menunjukkan potensi besar di trek dengan cengkeraman tinggi seperti Qatar. Dengan sisa seri di Brasil, Las Vegas, Qatar, dan Abu Dhabi, karakter sirkuit yang beragam justru bisa menjadi peluang untuk membalikkan keadaan.

Peluang masih terbuka

Menurut laporan Autosport, kepala tim McLaren Andrea Stella menilai Piastri sudah mulai beradaptasi dengan gaya mengemudi yang dibutuhkan MCL39.

“Ia cepat belajar dan punya mental kuat. Kami percaya dia akan kembali kompetitif di seri-seri selanjutnya,” ujar Stella sumber.

Dengan hanya selisih satu poin dari Norris, Piastri masih sepenuhnya dalam persaingan gelar juara. Empat seri tersisa menjadi babak penentu — bukan hanya soal kecepatan, tetapi ketenangan dan kemampuan untuk bangkit dari tekanan.

Akhir belum tiba bagi Piastri

Musim ini belum berakhir bagi Oscar Piastri. Meskipun kehilangan puncak klasemen terasa berat, peluang untuk membalikkan keadaan tetap nyata. Dengan kemampuan adaptasi yang cepat dan dukungan penuh dari McLaren, sang pembalap Australia masih berpotensi menulis babak baru dalam perebutan gelar dunia.

Seperti pepatah klasik Formula 1:

“Kejuaraan tidak dimenangkan di satu balapan — tapi di cara seorang pembalap bangkit setelah jatuh.”