27.10.2025
Waktu membaca: 3 menit

Minus Dani Olmo dan Raphinha, Eksplosivitas Barcelona Kian Merapuh

Barcelona vs Real Madrid Classico 2025

Inkonsistensi form Barcelona berlanjut dalam kekalahan dramatis yang mereka alami saat bertandang ke markas Real Madrid di Santiago Bernabeu malam lalu. Dan laga tersebut membuktikan bahwa tim itu mengalami masalah serius seiring bertambahnya periode absen sang dua pemain andalan, Dani Olmo dan Raphinha.

Menjadi leg pertama dari derby El Classico 2025/26, kedua tim sejatinya telah diprediksi akan menyuguhkan perlawanan yang intens dan berakhir dramatis, bahkan imbang. Namun, alih-alih menunjukkan strategi yang dominan, tim tersebut justru lebih banyak mendapatkan ancaman dari Kylian Mbappe dan kawan-kawan.

Kendati berhasil mencatatkan penguasaan bola yang cukup tinggi, Blaugrana tampil lebih ringkih dan kurang efektif. Setiap serangan yang mereka lakukan kerap berbalik menjadi peluang yang dimanfaatkan oleh Real Madrid untuk membuka aliran serangan dengan mengalahkan pressing tinggi yang menjadi ciri khas lawannya.

Terlepas dari offside dan beberapa pelanggaran, Real Madrid terlihat jelas sebagai pihak yang unggul di sini. Mbappe yang sempat tersendat selebrasinya beberapa kali akhirnya membuka keran saat menjebol gawang Wojciech Szczęsny di menit ke-22. Namun, 15 menit setelahnya Barcelona berhasil memanfaatkan celah dan menyamakan kedudukan melalui aksi individual Fermin Lopez.

Momentum tersebut membuat Barcelona menggebu-gebu mencari keunggulan, namun lagi-lagi kebuntuan lini depan mereka justru membuat Los Blancos mudah mengidentifikasi kelemahan lawannya dan memanfaatkan kekuatan pemain tengah mereka untuk menyerang balik. Mengandalkan timing yang singkat, Jude Bellingham mencetak gol spektakuler yang membawa timnya unggul 2-1, tiga menit sebelum babak pertama selesai.

Pertahanan Barcelona semakin tidak menentu dan terlihat kelimpungan dengan mentalitas agresif Real Madrid yang memimpin dengan dua gol. Aksi lini depan mereka yang ngotot memaksa pelanggaran dari Eric Garcia yang diganjar oleh penalti di kotak Barcelona. Beruntungnya, Szczęsny berhasil menepis sepakan dua belas meter yang dieksekusi keras oleh Mbappe.

Dengan waktu yang semakin menipis, Barcelona meningkatkan intensitas serangan melalui duo Lamine Yamal dan Marcus Rashford guna mengais peluang terakhir. Akan tetapi, setiap serangan mereka menemui jalan buntu dan Real Madrid terlihat nyaris mendapatkan gol kembali dalam beberapa kesempatan. Skor 2-1 bertahan hingga wasit meniup peluit panjang pada menit ke-90+9.

Hasil ini membuat Real Madrid memimpin klasemen sementara La Liga 2025/26 dengan perolehan 27 poin, memperlebar jarak dari Barcelona yang masih di peringkat kedua dengan perolehan 22 poin, hanya terpaut dua poin dari Villarreal yang berada di peringkat ketiga (20 poin) dan empat poin dari Espanyol di peringkat keempat (18 poin).

Fleksibilitas Hansi Flick belum efektif

Bermain tanpa Olmo dan Raphinha yang menjadi kombinasi penting antara kreativitas dan kecepatan di lini depan, Barcelona hari ini membuktikan bahwa tumpulnya serangan mereka bisa menjadi petaka saat menghadapi tim dengan strategi menyerang dan bertahan seimbang sekelas Real Madrid. Merotasi pemain untuk menambal posisi yang kosong dan memperkuat satu sisi jelas akan mudah diprediksi oleh pelatih sekelas Xabi Alonso yang menjadi lawannya.

Perlu diingat, meski mereka menang melawan Olympiacos dengan skor besar beberapa waktu lalu, mereka bermain menghadapi lawan yang kurang seimbang dari aspek serangan dan keputusan aneh dari wasit, sehingga kekuatan mereka masih belum sepenuhnya meyakinkan saat menjelang laga klasik lalu. Dan dua hasil pertandingan terakhir di La Liga (menang 2-1 atas Girona dan kalah 1-4 dari Sevilla) membuktikan mereka belum menemukan stabilitas yang sesuai untuk menggunakan taktik keras Hansi Flick dalam jangka panjang.

Hilangnya eksplosivitas yang ditawarkan oleh kombinasi Olmo dan Raphinha tentu membuat pemain lain yang terbiasa melengkapi ruang mereka harus beradaptasi dengan tekanan yang berbeda, sehingga opsi untuk mencari fleksibilitas ini beresiko membuat Barcelona kehilangan gaya permainan yang paten dalam membangun serangan.

Ke depannya, mereka akan menjalani jadwal berseri menghadapi Elche (03/11), Liga Champions menghadapi Club Brugge (06/11), dan Celta Vigo (10/11). Meski sepintas terdengar lebih rileks dari laga-laga mereka ke belakang, tren permainan yang ada mengisyaratkan bahwa ini justru akan menjadi ujian lanjutan untuk menentukan arah permainan mereka tanpa kehadiran dua pemain kuncinya.