04.09.2025
Waktu membaca: 3 menit

Manchester United GAGAL boyong Dayot Upamecano dan Declan Rice

Dayot Upamecano in France national team jersey smiling with Manchester United logo beside him

Parimatch News Indonesia – Manchester United, klub dengan sejarah megah di Premier League, tengah menjalani periode sulit yang cukup panjang. Bukan hanya soal performa di lapangan, tetapi juga strategi transfer yang sering dipertanyakan. Dua kasus kegagalan transfer belakangan ini bahkan dianggap menjadi titik krusial yang membuat Setan Merah semakin terpuruk: gagal merekrut Dayot Upamecano dan Declan Rice, serta melepas Scott McTominay.

Sejak ditinggal Sir Alex Ferguson pada 2013, MU belum pernah benar-benar kembali mendominasi. Manajemen klub sudah menghabiskan lebih dari £1 miliar untuk belanja pemain, namun hasilnya nihil. Banyak transfer gagal, keputusan tergesa-gesa, hingga salah prioritas kebutuhan tim. Inilah yang membuat setiap bursa transfer menjadi sorotan, apakah MU benar-benar punya rencana jangka panjang atau hanya bereaksi sesaat.

Musim panas 2023 seharusnya menjadi momentum kebangkitan. MU membutuhkan bek tengah tangguh dan gelandang bertahan kuat. Dayot Upamecano dan Declan Rice dianggap dua target ideal. Namun kenyataannya, Upamecano tetap memilih bertahan di Bayern Munich, sementara Rice justru pindah ke Arsenal. Kedua pemain tersebut kini bersinar di klub barunya, meninggalkan pertanyaan besar mengapa MU tidak bisa menuntaskan transfer (Squawka, 22/05; The Sun, 03/09).

Lebih lanjut, legenda lainnya, Teddy Sheringham, juga menyoroti kegagalan ini, mempertanyakan ketidaksiapan United untuk “break the bank” demi pemain kelas dunia, sesuatu yang menurutnya pasti dilakukan jika Sir Alex masih menjabat (Talksport, 24/03).

Rio Ferdinand menyatakan bahwa Upamecano dan Rice bukan hanya sekadar pemain berkualitas, tetapi juga bisa menciptakan “environment” kemenangan di dalam klub. Keberadaan mereka diyakini mampu memberikan dorongan moral dan performa, mengubah arah kompetisi United sejak awal musim 2023/2024 (The Sun, 04/09).

Memasuki musim panas 2024, United melepas Scott McTominay ke Napoli. Suatu langkah kontroversial mengingat performanya yang solid dan statusnya sebagai produk akademi klub. Di Napoli, ia justru berkembang pesat dan menjadi kunci lini tengah, sementara penggantinya di Old Trafford seperti Manuel Ugarte belum menunjukkan dampak signifikan (Liputan6, 12/10).

Fans Manchester United di media sosial bereaksi keras terhadap kedua drama transfer ini. Banyak yang menyoroti bahwa klub kehilangan arah karena melepas pemain dengan “DNA United”, sementara nama besar yang gagal didatangkan kini justru sukses di klub rival. Hal ini memicu perasaan frustasi dan hilangnya kepercayaan terhadap struktur manajemen (reaksi fans direfleksikan secara umum, tanpa kutipan langsung).

Para analis sepak bola turut mengkritik strategi transfer MU yang dianggap kurang konsisten dan terlalu reaktif. Alih-alih memiliki pendekatan proaktif berdasarkan kebutuhan tim, keputusan sering muncul sebagai reaksi terhadap performa buruk. Tanpa perencanaan yang matang dan jangka panjang, para ahli memperingatkan United kemungkinan besar akan terus mengalami hasil yang sama setiap bursa transfer (Liputan6, 12/10).

Gagal mendatangkan Upamecano dan Rice, serta melepas McTominay, merupakan dua contoh nyata dari buruknya manajemen transfer Manchester United pada dua periode penting. Kritik dari legenda klub, analis, dan fans mencerminkan kebutuhan mendesak akan perombakan strategi, bukan hanya mengejar pemain besar. Kini, pertanyaannya: apakah United siap