15.09.2025
Waktu membaca: 2 menit

Joey Pelupessy Cetak Gol : Layak MOTM? Fakta & Analisis

Joey Pelupessy Cetak Gol : Layak MOTM? Fakta & Analisis

 Joey Pelupessy mencetak gol pembuka saat Lommel SK menaklukkan Patro Eisden 0–2 pada 13 September 2025, dalam ajang Challenger Pro League (Liga 2 Belgia). (Sofascore, 13/09).

Detail momen krusialnya terjadi pada menit ke-30: Pelupessy menyambar umpan Tom Reyners untuk membawa Lommel unggul 0–1. Menariknya, di menit yang sama ia juga menerima kartu kuning dua peristiwa kunci yang mengubah intensitas laga. Semua tercantum di kronologi pertandingan. (Sofascore, 13/09).

Apakah Joey Pelupessy Layak MOTM?

Momen Joey Pelupessy bersama pemain lain Lommel SK

Keunggulan itu kemudian digandakan pada menit ke-72 oleh Jason van Duiven, lagi-lagi setelah servis Reyners. Pada menit yang sama, Pelupessy ditarik keluar dan digantikan Nicolas Rommen indikasi bahwa tugas utamanya sudah tuntas dan tim butuh tenaga segar untuk menutup laga. (Sofascore, 13/09).

Laman match sheet lainnya menguatkan rincian di : daftar pencetak gol, pemberi assist, serta paket pergantian pemain (Rommens ↔ Pelupessy di menit 72) semuanya konsisten. Ini memberikan konfirmasi silang yang baik data pertandingan. (Transfermarkt, 13/09).

Gol seperti Pelupessy kerap menjadi tekanan psikologis: setelah skor 0–1, tuan rumah terdorong mengambil risiko lebih tinggi dan garis pertahanannya naik, sementara Lommel bisa mengatur tempo dengan lebih sabar. Dalam konteks ini, gol menit ke-30 bukan sekadar angka di papan skor, melainkan momentum yang memaksa Patro mengubah rencana.

Performa tanpa bola Pelupessy juga terasa: ia menjaga half-space tetap rapat, menutup jalur diagonal, dan menjaga jarak antarlini agar transisi negatif tidak berbahaya. Fakta bahwa Patro tak kunjung menyamakan kedudukan hingga dibobol lagi pada menit ke-72 menegaskan rapi-nya blok pertahanan Lommel selama ia berada di lapangan.

Dengan bola, perannya seperti metronom: memutar sirkulasi untuk menarik blok lawan sebelum menancapkan umpan vertikal. Ketika gelandang jangkar mampu menyumbang gol plus menjaga ritme, panel penilai biasanya menaruhnya dalam kandidat Man of the Match apalagi jika kontribusi tersebut hadir saat pertandingan masih 0–0.

Latar liga tidak mengubah bobot performa: dalam pertandingan yang ketat, satu gol dari lini kedua sering menjadi pembeda. Bahkan jika ada kandidat lain misalnya van Duiven sebagai pencetak gol kedua atau kiper/bek yang melakukan aksi krusial—profil kontribusi Pelupessy (gol pembuka + stabilitas permainan) memberi argumen kuat bahwa ia pantas masuk bursa MOTM.

Jika indikator penilaian MOTM mencakup dampak momen (gol yang mengubah arah laga), pengaruh taktikal (menjaga bentuk dan tempo), serta konsistensi hingga ia ditarik keluar, maka Pelupessy memenuhi banyak kotak penilaian Man Of The Match. Dengan demikian, menyebutnya “kandidat kuat” terasa wajar, sambil tetap membuka ruang bagi panel memilih figur lain sesuai kriteria siaran.