18.12.2025
Waktu membaca: 4 menit

Inilah Prestasi PSG dalam 1 Tahun Terakhir, Historic!

PSG in Champions League 2024/25

Dalam 12 bulan terakhir hingga 18 Desember 2025, Paris Saint-Germain (PSG) menjalani periode yang bisa dibilang paling komplet sepanjang sejarah modern klub: 6 trofi dalam satu tahun kalender 2025. Dari pembuka tahun di ajang super cup domestik, penguncian gelar liga, sapu bersih piala domestik, puncak Eropa lewat UEFA Champions League, sampai penutup global di FIFA Intercontinental Cup PSG menutup tahun dengan status “paket lengkap”.

Momentum 2025 terasa berbeda karena PSG bukan hanya menang, tetapi menang dengan berbagai “cara”: ada kemenangan tipis yang butuh kesabaran, ada final yang dimenangkan tanpa banyak kompromi, dan ada gelar yang harus dituntaskan lewat adu penalti. Kombinasi ini yang membuat musim PSG terasa seperti narasi tim juara sesungguhnya bukan sekadar tim bertabur bintang.

 Sorotan Utama: 5 Fakta yang Bikin PSG 2025 Historical

Fakta menarik Detail singkat Sumber
6 trofi dalam 1 tahun kalender (2025) PSG menyapu: Trophée des Champions, Ligue 1, Coupe de France, UEFA Champions League, UEFA Super Cup, FIFA Intercontinental Cup dalam satu tahun.
Final UCL paling “brutal” PSG mengalahkan Inter 5–0 di final UCL (31 Mei 2025); dicatat sebagai margin kemenangan terbesar dalam sejarah final European Cup/UCL.
UEFA Super Cup: skenario comeback PSG tertinggal, menyamakan 2–2, lalu menang adu penalti 4–3 Tottenham (13 Agustus 2025).
Intercontinental Cup ditentukan adu penalti PSG imbang 1–1 vs Flamengo, lalu menang penalti 2–1 (17 Desember 2025).
Safonov jadi “pahlawan” di titik putih Kiper PSG, Matvey Safonov, disebut melakukan empat penyelamatan penalti pada final Intercontinental Cup.

PSG 2025 dalam Angka dan Momen

PSG membuka kalender dengan sinyal kuat: mereka tidak menunggu akhir musim untuk terlihat serius. Pada 5 Januari 2025, PSG menjuarai Trophée des Champions usai mengalahkan AS Monaco 1–0. Trofi ini sering dianggap “pemanasan”, tetapi tetap penting karena menjadi fondasi ritme juara sejak awal tahun.

Berikutnya, PSG mempertegas dominasi domestik lewat gelar Ligue 1. Pada 5 April 2025, kemenangan 1–0 Angers memastikan PSG mengunci titel liga. Mengamankan Ligue 1 lebih cepat memberi PSG ruang untuk mengelola tenaga dan fokus menuju fase-fase paling menentukan di kompetisi Eropa.

Rute domestik ditutup rapi pada 24 Mei 2025. Di final Coupe de France, PSG menundukkan Reims 3–0. Kemenangan ini memperlihatkan PSG tampil efektif dalam format final satu pertandingan tanpa memberi lawan peluang untuk “mengulur” momentum.

Namun, pusat perhatian 2025 jelas mengarah ke Munich. Pada 31 Mei 2025, PSG menulis sejarah dengan menaklukkan Inter 5–0 di final UEFA Champions League gelar UCL pertama PSG sekaligus kemenangan final dengan selisih gol yang disebut sebagai rekor terbesar di era European Cup/UCL. Ini adalah malam yang mengubah citra PSG: dari raja domestik menjadi juara Eropa yang sah.

Setelah puncak Eropa, PSG tidak mengendur. Pada 13 Agustus 2025, mereka menambah koleksi lewat UEFA Super Cup. Skenarionya dramatis: PSG memaksa skor 2–2 melawan Tottenham sebelum mengunci kemenangan 4–3 lewat adu penalti. Trofi ini penting karena menunjukkan PSG bisa bertahan di situasi genting jenis kemenangan yang sering membedakan “tim bagus” dan “tim juara”.

Penutup tahun datang dari panggung antarbenua. Pada 17 Desember 2025, PSG mengangkat FIFA Intercontinental Cup setelah bermain 1–1 melawan Flamengo dan menang adu penalti 2–1. Laga ini menonjolkan peran kiper Matvey Safonov yang dilaporkan membuat empat penyelamatan penalti, memastikan PSG menutup 2025 dengan gelar keenam.

Kenapa 2025 Disebut Tahun “Historic” untuk PSG

Ada satu garis besar yang membuat 2025 terasa spesial: PSG menang di semua medan dan semua format tekanan. Mereka bisa menang tipis saat laga terkunci (seperti di kompetisi domestik), bisa menang dominan saat panggung tertinggi menuntut kesempurnaan (final UCL), dan bisa menang lewat mentalitas ketika pertandingan masuk wilayah “saraf” di adu penalti (Super Cup dan Intercontinental Cup).

Musim seperti ini jarang terjadi karena butuh kombinasi skuad, manajemen momen, dan konsistensi. Ketika salah satu komponen jatuh, biasanya treble/quadruple pun runtuh. PSG justru menutup 2025 dengan narasi yang utuh: dominan di Prancis, juara di Eropa, dan menutup tahun sebagai pemenang di panggung antarbenua.

Jika tolok ukurnya adalah prestasi paling komplet dalam 1 tahun terakhir, PSG punya jawaban yang sulit dibantah: 6 trofi dalam 2025. Dan yang paling menentukan, mereka akhirnya menambahkan mahkota yang selama ini jadi standar emas: UEFA Champions League dengan final yang masuk buku rekor. 2025 bukan cuma “tahunnya PSG menang”; ini tahun ketika PSG mengukuhkan statusnya sebagai juara lintas panggung.