09.09.2025
Waktu membaca: 3 menit

Indonesia vs Lebanon: Friendly Match Penuh Drama Tanpa Gol!

Pemain Timnas Indonesia berebut bola dengan pemain Lebanon dalam pertandingan persahabatan FIFA Matchday.

Pertandingan persahabatan internasional FIFA Matchday antara Timnas Indonesia dan Lebanon yang digelar di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, pada Senin, 8 September 2025, menjadi tontonan menarik bagi pecinta sepak bola tanah air. Ribuan suporter hadir memenuhi stadion untuk mendukung skuad Garuda yang tampil penuh semangat.

Meski hanya bertajuk laga uji coba, atmosfer pertandingan terasa panas sejak menit awal. Kedua tim sama-sama ingin menunjukkan kualitas terbaiknya, terutama Indonesia yang sedang mempersiapkan diri menghadapi agenda kualifikasi Piala Dunia. Namun, meski mendominasi jalannya pertandingan, Indonesia harus puas dengan hasil imbang tanpa gol melawan Lebanon.

Pelatih Patrick Kluivert memberi menit besar pada wajah-wajah baru yang belakangan jadi pembicaraan. Starting XI Indonesia: Emil Audero; Kevin Diks, Jay Idzes, Calvin Verdonk, Dean James; Joey Pelupessy, Ricky Kambuaya, Stefano Lilipaly; Yakob Sayuri, Mauro Zijlstra, Miliano Jonathans.

Secara skor, laga tuntas 0–0. ESPN juga mencatat venue, waktu kick-off (20.30 WIB) dan menghadirkan ringkasan pertandingan, sementara laporan foto dari Medcom menguatkan bahwa pertahanan Lebanon sanggup memaksa Indonesia buntu sepanjang 90 menit. Dari sisi hasil, Garuda memetik pelajaran penting soal efektivitas penyelesaian akhir. (ESPN, 8/09)

Alur Pertandingan Tanpa Arah

Pertandingan berjalan ketat dan fisik. Dalam catatan ESPN, Lebanon menerima lima kartu kuning karena “bad foul”: Hussein Sharafeddine (26’), Mohamad Haidar (66’), Ahmad Khairdien (83’), Hussein Al Zein (89’), Walid Shour (90’+9). Indonesia juga terkena dua kartu di penghujung laga: Kevin Diks dan Jay Idzes (keduanya 90’+9). Rangkaian kartu ini menggambarkan tensi yang meninggi hingga menit terakhir.

Siapa saja pemain Indonesia yang “kena hajar”?

Laporan lapangan Medcom merinci beberapa momen keras terhadap pemain Indonesia:

  • 16’ – Ricky Kambuaya melakukan penetrasi dari kiri dan dilanggar keras oleh Hussein Zein di tepi kotak.
  • 26’ – Miliano Jonathans ditekel keras oleh Hussein Sharafeddine, memicu friksi; Kevin Diks sempat menarik kerah Sharafeddine sebelum dilerai.
  • Injury time – Keributan kembali muncul saat Hussein Zein kesal pada Marselino Ferdinan saat perebutan bola untuk lemparan; Thom Haye ikut melerai sehingga terjadi dorong-dorongan.
  • Detail ini menambah konteks mengapa kartu di akhir laga begitu beruntun

Secara struktur, Indonesia menguasai tempo dan distribusi bola, tetapi butuh peningkatan kualitas di sepertiga akhir agar dominasi berubah menjadi peluang bernilai (xG) dan tembakan tepat sasaran. Di sisi lain, fondasi defensif terlihat solid kombinasi Diks–Idzes di pusat pertahanan dan kehadiran Audero memberi stabilitas saat Lebanon mencoba counter. Rangkaian insiden di atas jadi pengingat penting soal kontrol emosi pada level internasional, terutama menghadapi tim dengan karakter duel fisik. Fakta bahwa ini adalah laga uji coba terakhir sebelum jendela Oktober dengan agenda melawan Arab Saudi (9/10) dan Irak (12/10) membuat evaluasi ini krusial.

Kesimpulannya hasil 0–0 di GBT memberikan pelajaran berharga. Kesiapan struktur sudah terlihat, tetapi ketajaman & game management termasuk meredam provokasi harus naik satu level untuk menghadapi lawan Asia Barat di Oktober. Untuk referensi faktual lengkap (hasil, line-up, kartu, dan kronologi).