10.12.2025
Waktu membaca: 4 menit

Hasil Pertandingan Liga Champions Atalanta vs Chelsea: De Ketelaere Balikkan Laga, Eks The Blues Ikut Warnai Duel di Bergamo

Hasil Pertandingan Liga Champions Atalanta vs Chelsea: De Ketelaere Balikkan Laga, Eks The Blues Ikut Warnai Duel di Bergamo

Atalanta memukul balik Chelsea dan menang 2–1 pada laga fase liga Liga Champions 2025/26 di Gewiss Stadium, Bergamo, Selasa (9/12) malam waktu setempat. Chelsea sempat memimpin lebih dulu lewat João Pedro di babak pertama, sebelum Atalanta membalikkan keadaan melalui gol Gianluca Scamacca dan Charles De Ketelaere setelah jeda.

Kemenangan ini mengangkat Atalanta ke 13 poin dan menempatkan mereka sangat dekat dengan tiket langsung ke 16 besar, sementara Chelsea tertahan di 10 poin dan top-eight race mereka kembali “di ujung tanduk”.

Chelsea di Depan, Atalanta Mengubah Dinamika

Chelsea sebenarnya menjalani babak pertama dengan cukup tenang. Setelah melewati tekanan awal Atalanta, gol pembuka datang pada menit ke-25: skema sepak pojok cepat membuat Reece James mendapat ruang di sisi kanan, ia mengirim umpan datar ke tiang dekat, dan João Pedro menyambar bola di antara kaki kiper Marco Carnesecchi. VAR sempat mengecek posisi James, tetapi akhirnya mengesahkan gol karena sang kapten dinilai onside.

Tertinggal 0–1, Atalanta merespons dengan menaikkan tempo. Ademola Lookman sempat menyamakan kedudukan, namun golnya dianulir karena offside cukup jelas. Momen ini, seperti ditulis The Guardian dan ESPN, justru membalikkan atmosfer di Bergamo: stadion makin berisik, duel-duel fifty-fifty mulai lebih banyak dimenangi tuan rumah, dan Chelsea perlahan mundur semakin dekat ke kotak penalti sendiri.

Gol penyeimbang akhirnya tiba di menit ke-55. De Ketelaere menerima bola di sisi kanan kotak penalti, melakukan gerakan tipuan untuk membuka ruang, lalu mengirim umpan melengkung ke tiang jauh. Scamacca lolos dari kawalan dan menanduk bola melewati jangkauan Robert Sánchez untuk mengubah skor menjadi 1–1.

Setelah skor imbang, dinamika benar-benar berubah. Chelsea gagal keluar dari tekanan, dan Atalanta terus datang bergelombang lewat kombinasi De Ketelaere–Lookman di half-space. Ketika laga tampak akan berakhir imbang, De Ketelaere kembali menjadi pembeda pada menit ke-83: ia menusuk dari kanan, melepaskan tembakan rendah kaki kiri yang membentur bek dan mengecoh Sánchez di tiang dekat. Gol ini yang kemudian disebut Reuters sebagai “pukulan telak” bagi harapan Chelsea finis di delapan besar.

Di sisi lain, ada cerita sampingan yang menarik bagi fans The Blues. Dalam daftar pemain Atalanta untuk laga ini, terdapat dua wajah yang sangat familiar: Davide Zappacosta dan Mario Pašalić, yang keduanya pernah berstatus pemain Chelsea. Situs resmi Chelsea sebelum pertandingan secara khusus menyoroti bahwa Zappacosta dan Pašalić adalah dua eks-The Blues yang kini menjadi bagian penting skuat Atalanta.

  • Zappacosta bermain untuk Chelsea pada periode 2017–2021 sebelum kembali ke Italia dan akhirnya menetap di Atalanta.

  • Pašalić dikontrak Chelsea sejak 2014, sempat dipinjamkan ke beberapa klub (termasuk Monaco dan Milan), sebelum Atalanta merekrutnya secara permanen pada 2020.

Keduanya tercatat dalam daftar pemain cadangan Atalanta untuk laga ini menurut live blog The Guardian, sehingga duel di Bergamo juga menjadi ajang reuni emosional setidaknya di pinggir lapangan antara eks pemain dan mantan klubnya.

La Dea Melesat, Top-Eight Chelsea Makin Rawan

Secara klasemen, kemenangan ini punya bobot besar. Reuters dan ESPN sama-sama mencatat bahwa tambahan tiga poin membawa Atalanta ke angka 13, posisi yang menempatkan mereka di kluster teratas fase liga dan sangat dekat dengan slot langsung ke babak 16 besar. Dengan format baru Liga Champions, delapan tim teratas lolos otomatis, sementara peringkat 9–24 harus melalui babak play-off dua leg.

Sebaliknya, Chelsea tersisa di 10 poin dan turun ke zona yang jauh lebih ringkih. Reuters menuliskan bahwa Enzo Maresca terang-terangan kecewa karena timnya kembali “membuang” keunggulan dan kebobolan dua gol yang ia sebut sebagai “easy goals”. Ia menegaskan bahwa laga kontra Pafos dan Napoli di dua matchday berikutnya harus dimenangkan jika Chelsea ingin tetap berada di jalur delapan besar dan menghindari play-off.

Media seperti SoccerNews dan Yahoo Sports sepakat bahwa malam di Bergamo ini menggambarkan dua wajah berbeda: Atalanta yang semakin percaya diri dengan poros serangan Scamacca–De Ketelaere, dan Chelsea yang kembali tersandung ketika berhadapan dengan lawan yang di kertas berada satu level di raksasa Eropa lainnya.

Contoh di menunjukkan bagaimana angle “mantan pemain” bisa dimasukkan secara natural: bukan hanya disebut di satu kalimat, tetapi ditempatkan sebagai bagian dari cerita pertandingan dari preview resmi klub, latar belakang karier, sampai konteks emosional mereka saat menghadapi bekas tim.