29.10.2025
Waktu membaca: 3 menit

F1 Cost Cap: Aturan Baru yang Ubah Persaingan Formula 1, Apa Maksudnya?

F1 Cost Cap: Aturan Baru yang Ubah Persaingan Formula 1, Apa Maksudnya?

Formula 1 bukan hanya tentang kecepatan dan teknologi, tetapi juga tentang uang. Selama bertahun-tahun, tim-tim papan seperti Mercedes, Ferrari, dan Red Bull Racing menghabiskan ratusan juta dolar setiap musim—jauh melampaui tim kecil yang sekadar berjuang bertahan di grid.

Untuk menekan biaya dan menciptakan persaingan yang lebih adil, FIA memperkenalkan aturan cost cap (b biaya) mulai musim 2021. Tujuannya jelas: mencegah pengeluaran berlebihan, menjaga stabilitas finansial, dan memastikan semua tim punya peluang bersaing di lintasan.

Mengutip Motorsport.com, b pengeluaran ini mengatur dana yang dapat digunakan tim dalam satu musim, tidak termasuk gaji pembalap, staf utama, dan aktivitas non-balapan.

Bagaimana aturan cost cap bekerja

Cost cap Formula 1 awalnya ditetapkan sebesar $175 juta per musim. Namun, pandemi COVID-19 memaksa FIA menurunkannya menjadi $145 juta pada 2021. Angka ini terus disesuaikan hingga menjadi $135 juta untuk musim 2024 dan 2025.

Menariknya, b ini bisa naik tergantung jumlah seri balapan. Dengan 24 Grand Prix, setiap tim mendapat tambahan sekitar $5,4 juta di luar b dasar. Nilai cap juga disesuaikan dengan inflasi tahunan agar tetap relevan terhadap kondisi ekonomi global.

Mulai 2026, b biaya akan meningkat menjadi $215 juta, namun bukan berarti tim bisa belanja lebih bebas — sebaliknya, lebih banyak komponen yang sebelumnya dikecualikan akan masuk dalam perhitungan.

Apa saja yang termasuk dan tidak termasuk dalam cost cap

Termasuk dalam cost cap:

  • Semua komponen mobil, mulai dari kemudi hingga baut roda
  • Biaya pengembangan dan produksi suku cadang
  • Gaji sebagian besar kru teknis dan mekanik
  • Peralatan garasi dan logistik
  • Transportasi dan suku cadang

Tidak termasuk dalam cost cap:

  • Gaji pembalap utama
  • Tiga staf tertinggi (biasanya manajer tim atau direktur teknis)
  • Biaya perjalanan, promosi, dan legalitas
  • Proyek non-F1 seperti mobil jalan raya
  • Bonus dan tunjangan kesehatan karyawan

Mulai 2023, pabrikan mesin seperti Mercedes, Ferrari, Honda, dan Renault juga tunduk pada aturan cost cap untuk menjaga keseimbangan biaya pengembangan power unit.

Sanksi jika melanggar aturan cost cap

FIA menegakkan regulasi ini dengan ketat. Pelanggaran dibedakan menjadi dua kategori utama:

  • Minor spend (kelebihan di 5%)
  • Major spend (kelebihan lebih dari 5%)

Sanksi yang dapat dijatuhkan mencakup:

  • Pengurangan poin kejuaraan
  • Diskualifikasi dari balapan tertentu
  • Denda finansial
  • Pemban waktu uji aerodinamika di wind tunnel

Jika pelanggaran melebihi 5%, tim bahkan bisa dikeluarkan dari kejuaraan dunia.

Kasus pelanggaran dan hasil terbaru

Sejak aturan ini diterapkan, hanya Red Bull Racing yang tercatat melanggar b biaya — tepatnya pada musim 2021 dengan kelebihan sekitar 5%. Tim tersebut didenda $7 juta dan kehilangan 10% jatah pengujian aerodinamika.

Baru-baru ini, Aston Martin dilaporkan melakukan “procedural breach” pada laporan 2024, namun bukan karena melebihi b, melainkan kesalahan administratif dalam dokumen.

Menurut FIA, semua tim lainnya — termasuk pabrikan mesin seperti Ferrari, Mercedes, Honda, Renault, dan Audi — telah mematuhi regulasi cost cap untuk musim tersebut.

Menuju era baru transparansi dan keseimbangan

Penerapan cost cap telah mengubah wajah Formula 1 secara signifikan. Nilai tim-tim menengah seperti McLaren dan Williams melonjak tajam karena struktur keuangan yang lebih stabil. Bahkan, McLaren kini bernilai hingga $4,1 miliar setelah penjualan saham pada 2025 — bukti bahwa pemban biaya tidak menghambat, tetapi justru memperkuat ekosistem olahraga ini.

Dengan pengawasan yang semakin ketat dan aturan baru menuju 2026, Formula 1 kini bergerak menuju masa depan di mana kecepatan, efisiensi, dan kreativitas akan menjadi kunci kemenangan — bukan sekadar kekuatan finansial.