20.10.2025
Waktu membaca: 2 menit

Erling Haaland dan Tenaga Baru dari Semangat Seorang Ayah

Erling Haaland dan Tenaga Baru dari Semangat Seorang Ayah

Erling Haaland terus menulis kisah yang sulit dipercaya. Setiap pekan, striker Norwegia ini menambah catatan golnya seolah hidupnya memang diciptakan untuk mencetak angka di papan skor. Dari Premier League hingga kualifikasi Piala Dunia, Haaland bukan cuma produktif   dia stabil, buas, dan makin matang. Musim ini, Haaland sudah mengoleksi sembilan gol dari tujuh laga Premier League, termasuk dua gol ke gawang Everton akhir pekan lalu (Reuters, 18/10/2025). Totalnya, ia kini menembus 88 gol dari 100 penampilan liga   rekor tercepat dalam sejarah Premier League.

Tidak berlebihan jika media Inggris menyebutnya sebagai “goal machine built for the Premier League.”

Namun efektivitasnya bukan hanya soal kekuatan fisik atau finishing. Haaland tahu kapan harus diam, kapan harus menyerang, dan bagaimana membaca momen dalam tempo sepersekian detik. Ia berpikir seperti pelatih, mengeksekusi seperti predator.

Norwegia belum lolos ke Piala Dunia sejak 1998, tapi dengan Haaland, optimisme hidup lagi.
Dalam dua laga terakhir kualifikasi, ia mencetak lima gol ke gawang Moldova (9/9/2025) dan hat-trick melawan Israel (11/10/2025). Kini totalnya mencapai 51 gol dari 46 caps menjadikannya pencetak gol terbanyak sepanjang masa timnas di usia 25 tahun.

“ Kami kembali percaya bahwa Norwegia bisa bersaing di panggung dunia,” ujar pelatih Ståle Solbakken dikutip Reuters.

Bagi publik Norwegia, Haaland bukan sekadar bintang; dia simbol kebangkitan sepak bola Skandinavia.

Keseimbangan Hidup = Ketenangan di Lapangan

Dalam wawancara bersama TalkSport, Haaland mengaku kehidupannya berubah sejak menjadi ayah.

 “ Saya belum pernah merasa sebaik ini. Mungkin karena saya lebih tenang, lebih fokus.”

Ini sisi yang jarang terlihat dari striker sekelas dia. Di balik ekspresi datar dan fisik mengintimidasi, ternyata ada kedewasaan emosional yang justru memperkuat performanya.
Ia bukan hanya mesin pencetak gol, tapi juga manusia yang menemukan ritme terbaiknya   di lapangan dan dalam hidup.

Pep Guardiola tetap realistis di tengah euforia. Setelah kemenangan atas Everton, ia menegaskan kepada Reuters:
“ Erling luar biasa, tapi kami harus menang sebagai tim. Gol-golnya datang karena seluruh tim bekerja keras.”

Komentar itu menegaskan dilema Manchester City: mereka punya striker paling mematikan di dunia, tapi juga harus memastikan sistem tidak runtuh jika sang mesin gol absen.

Erling Haaland bukan sekadar penyerang tajam. Ia adalah simbol era baru sepak bola: dingin dalam eksekusi, tapi hangat dalam dedikasi. Dari Manchester hingga Oslo, satu hal yang pasti   setiap kali Haaland berlari, dunia menahan napas, menunggu bunyi jala bergetar.