10.12.2025
Waktu membaca: 5 menit

Emas Tetap di Genggaman! Zaki Ubaidillah Tutup Kemenangan Telak Indonesia Malaysia

Emas Tetap di Genggaman! Zaki Ubaidillah Tutup Kemenangan Telak Indonesia Malaysia

Tim bulu tangkis beregu putra Indonesia resmi mempertahankan tradisi emas di SEA Games 2025 Thailand. Sejumlah media Indonesia, seperti IDN Times, melaporkan bahwa skuad Merah Putih meraih medali emas nomor beregu putra setelah menang telak 3–0 Malaysia di final yang digelar di Gymnasium 4, Thammasat University Rangsit Campus, Pathum Thani, Rabu (10/12/2025).

Perjalanan ke Final: Bye, Singapura, lalu Malaysia

Menurut laporan ANTARA yang dikutip Netralnews, hasil undian membuat Indonesia mendapat bye di babak pertama, sehingga langsung menunggu pemenang Singapura vs Laos di semifinal nomor beregu putra SEA Games 2025. Keuntungan ini dimaksimalkan dengan baik: tim putra bisa datang ke fase gugur dengan kondisi fisik relatif lebih segar dan fokus penuh pada persiapan taktik.

Di babak semifinal, Bola.net menulis bahwa Indonesia mengalahkan Singapura dengan skor 3–1, meski sempat tertinggal lebih dulu. Alwi Farhan yang tampil sebagai tunggal pertama kalah dari mantan juara dunia Loh Kean Yew dalam tiga gim, 15–21, 21–14, 8–21. Namun, kedudukan segera disamakan oleh ganda putra Sabar Karyaman Gutama/Moh. Reza Pahlevi Isfahani yang menang 21–18, 18–21, 21–10 Eng Keat Wesley Koh/Junsuke Kubo.

Masih menurut rangkuman semifinal di Bola.net, titik balik datang dari partai ketiga ketika Moh. Zaki Ubaidillah yang akrab disapa Ubed menang telak 21–2, 21–13 tunggal Singapura, Jason Teh. Kemenangan ini memberi Indonesia keunggulan 2–1 sebelum akhirnya pasangan Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana menutup laga dengan kemenangan 21–12, 21–19, memastikan tiket ke partai puncak.

Final Kontra Malaysia: Sapu Bersih 3–0, Zaki Kunci Kemenangan

Partai final melawan Malaysia berjalan nyaris sempurna bagi Indonesia. IDN Times mencatat bahwa Alwi Farhan membuka jalan emas dengan kemenangan dua gim langsung Leong Jun Hao, 21–12, 21–19, dan memberikan keunggulan 1–0 bagi Indonesia.

Di partai kedua, kapten tim Sabar Karyaman Gutama yang berduet dengan Moh. Reza Pahlevi Isfahani tampil brilian. Menghadapi pasangan papan dunia dan dua kali peraih medali perunggu Olimpiade, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, Sabar/Reza justru menang meyakinkan dengan skor kembar 21–12, 21–12, seperti dirinci dalam laporan IDN Times dan diperkuat breaking news Okezone Sports.

Penentuannya jatuh di tangan Moh. Zaki Ubaidillah. IDN Times menulis bahwa Ubed, yang masih berusia 18 tahun, menang dua gim langsung Justin Hoh dengan skor 21–12, 21–14 dan menutup laga final menjadi 3–0 untuk Indonesia. Sudut pandang Malaysia pun mengakui dominasi tersebut: Malay Mail menyebut Zaki sebagai “second singles shuttler” yang “bangkit di momen besar” dengan kemenangan 21–12, 21–14, sekaligus membuat penantian emas beregu putra Malaysia bertambah menjadi dua dekade.

Okezone menambahkan, kemenangan 3–0 Malaysia ini bukan hanya mengunci emas, tetapi juga menjadi medali emas keempat kontingen Indonesia di SEA Games Thailand 2025 dan memastikan Indonesia mempertahankan status juara bertahan di nomor beregu putra bulu tangkis.

Dari Asia Junior ke Panggung Emas SEA Games

Di balik headline “Indonesia sapu bersih final”, nama Moh. Zaki Ubaidillah mencuri perhatian. Profil Zaki di Wikipedia menyebutkan bahwa ia lahir di Sampang, Madura, 26 Juni 2007, dan bernaung di klub PB Djarum sebagai pemain tunggal putra. Media nasional seperti TVOneNews menyebutnya sebagai pebulu tangkis muda asal Madura yang tengah naik daun dan menjalani debut di SEA Games 2025 dengan status pemain yang sudah digadang-gadang menjadi tulang punggung sektor tunggal putra Indonesia.

Rekam jejaknya di level junior juga sangat impresif. Pikiran-Rakyat dan situs resmi PB Djarum menulis bahwa Zaki meraih gelar juara tunggal putra Badminton Asia Junior Championships (BAJC) 2025 di GOR Manahan, Solo, setelah mengalahkan wakil China, Liu Yangmingyu, dengan skor 21–12, 21–17 di final. Prestasi itu membuatnya tercatat sebagai salah satu penerus tradisi emas Indonesia di level junior, setelah nama-nama besar seperti Taufik Hidayat dan Ardiansyah yang juga pernah juara Asia Junior.

Wikipedia juga mencatat bahwa pada 2025, Zaki sudah merasakan atmosfer Piala Sudirman, bahkan mencatat kemenangan penting tunggal Inggris, Nadeem Dalvi, dengan skor 21–10, 21–14 di fase grup. Pengalaman di ajang beregu dunia inilah yang tampak “turun” di SEA Games: di semifinal ia menang super telak 21–2, 21–13 Jason Teh, lalu di final dengan tenang menuntaskan pekerjaan melawan Justin Hoh untuk mengunci emas bagi Indonesia.

TVOneNews menulis bahwa status Zaki sebagai debutan di ajang multi-event tidak membuat ekspektasi meredup; sebaliknya, pelatih dan pengurus justru berharap ia bisa memberikan kejutan dan menambah kekuatan sektor tunggal putra di Bangkok. Dengan emas beregu putra di SEA Games 2025, ekspektasi itu bukan hanya terjawab, tetapi juga menempatkan Ubed sebagai salah satu simbol generasi baru bulu tangkis Indonesia.

Di kertas, kemenangan 3–0 Malaysia di final “hanya” menambah satu emas di tabel medali. Namun jika melihat detail perjalanannya bye ke semifinal, bangkit dari ketertinggalan melawan Singapura, lalu sapu bersih di final emas ini mencerminkan kedalaman skuad yang dimiliki Indonesia di sektor putra. Antara bye, semifinal dramatis, hingga final yang dominan, peran pemain muda seperti Zaki berpadu dengan pengalaman nama-nama seperti Sabar/Reza dan Leo/Bagas.

Media seperti Tirto.id bahkan merangkumnya secara singkat dalam flash news: “Tim badminton putra Indonesia mempertahankan emas SEA Games 2025,” menegaskan bahwa target dua emas yang dibebankan Kemenpora kepada cabang bulu tangkis dengan beregu putra sebagai salah satu andalan utama berhasil dipenuhi lewat performa yang meyakinkan di Pathum Thani.

Bagi Moh. Zaki Ubaidillah, emas SEA Games 2025 menjadi konfirmasi bahwa garis kariernya benar-benar menanjak: dari juara Asia junior, debut di Piala Sudirman, hingga kini menjadi penentu medali emas beregu putra di pesta olahraga terbesar Asia Tenggara. Bagi tim Indonesia, kemenangan 3–0 Malaysia dengan Zaki sebagai penutup adalah pesan jelas bahwa regenerasi di sektor tunggal putra tidak sekadar wacana, melainkan sudah hadir nyata di podium emas SEA Games.