13.12.2025
Waktu membaca: 3 menit

Emas Pertama Indonesia di SEA Games 2025 Ternyata dari Taekwondo

Emas Pertama Indonesia di SEA Games 2025 Ternyata dari Taekwondo

Bangkok menjadi panggung awal yang menentukan bagi kontingen Indonesia di SEA Games 2025 Thailand. Di hari-hari pertama kompetisi, publik disuguhi kabar menggembirakan: Indonesia akhirnya “pecah telur” dan mengamankan medali emas. Namun, di tengah euforia itu muncul satu detail yang membuat banyak pembaca bertanya-tanya. Sejumlah media menyebut emas pertama Indonesia datang dari taekwondo, khususnya nomor poomsae beregu putra. Di sisi lain, ada rujukan yang menempatkan kano/kayak sebagai penyumbang emas perdana. Pada akhirnya, narasinya mengerucut pada satu kesimpulan: taekwondo memang menghadirkan emas penting di awal SEA Games, sementara perdebatan “emas pertama” lebih banyak terkait waktu pencatatan dan pembaruan data resmi, bukan soal validitas kemenangan.

Rizal–Hafizh–Alfi Mengunci Emas di Men’s Recognized Poomsae Team

Menurut pemberitaan ANTARA, trio Muhammad Rizal, Muhammad Hafizh Fachrul Rhazy, dan Muhammad Alfi Kusuma meraih medali emas Indonesia di nomor men’s recognized poomsae team. ANTARA menuliskan bahwa kemenangan tersebut menjadi salah satu sumbangan emas awal Indonesia pada SEA Games 2025. Dalam kompetisi poomsae, penilaian tidak didasarkan pada duel kontak fisik, melainkan pada ketepatan jurus, kualitas kuda-kuda, keseimbangan, kontrol tenaga, ritme, serta transisi antar-gerakan. Karena nomor ini bersifat beregu, keserempakan menjadi faktor utama; satu perbedaan timing kecil saja bisa menurunkan nilai.

Laporan CNN Indonesia turut menegaskan bahwa taekwondo memberi kabar baik bagi Indonesia sejak awal gelaran, sekaligus menyorot aspek persiapan dan fokus atlet poomsae yang harus menjaga stabilitas performa di tekanan multievent. Dalam beberapa edisi terakhir, poomsae menjadi sektor yang semakin kompetitif di Asia Tenggara, sehingga kesalahan teknis yang tampak sepele dapat menjadi pembeda antara emas, perak, atau sekadar finis di luar podium.

Venue Island Hall Fashion Island Bangkok Jadi Saksi “Pecah Telur”

Sejumlah media menyebut pertandingan taekwondo tersebut berlangsung di Island Hall, Fashion Island Shopping Mall, Bangkok. Media Indonesia menuliskan atmosfer awal SEA Games 2025 yang menempatkan taekwondo sebagai pembuka “keran” emas Indonesia. Venue semacam ini memunculkan tantangan yang berbeda dibanding arena olahraga konvensional. Atlet poomsae tetap harus menjaga konsentrasi penuh, ritme pernapasan, serta sinkronisasi gerakan tim, meski kondisi ruang dan penonton dapat terasa lebih dinamis.

Dari sudut pandang manajemen kontingen, emas awal di venue yang ramai juga punya nilai psikologis: ia memantapkan keyakinan bahwa Indonesia mampu tampil rapi dan disiplin sejak hari pertama, bukan hanya mengandalkan cabor tertentu di fase akhir kompetisi.

Pemberitaan KumparanSPORT menampilkan konteks persaingan yang ketat. Dalam laporan mereka, Indonesia merebut emas, sementara Filipina disebut meraih perak, dan Thailand serta Malaysia ikut mengisi perebutan medali (disebut sebagai peraih perunggu dalam laporan tersebut). Dalam poomsae, selisih nilai yang tipis merupakan hal lumrah, sehingga konsistensi menjadi kunci. Satu kesalahan kecil pada sudut tendangan, ketegasan tangan, atau ketidaksamaan tempo antaranggota tim dapat langsung menggeser peringkat.

Sementara itu, Bola.com dan Liputan6 juga menekankan bahwa emas poomsae beregu putra tersebut merupakan hasil dari latihan panjang serta pengorbanan para atlet, sekaligus menjadi sinyal bahwa Indonesia memiliki kedalaman kualitas pada nomor-nomor teknik yang membutuhkan ketelitian tinggi.