20.10.2025
Waktu membaca: 5 menit

Ejekan Tengil Khamzat Chimaev Usai UFC Vancouver

Ejekan Tengil Khamzat Chimaev Usai UFC Vancouver

Khamzat Chimaev kembali mencuri perhatian pada ajang UFC Vancouver, yang digelar Sabtu malam waktu setempat atau Minggu pagi (19/10/2025) waktu Indonesia, setelah melontarkan ejekan kepada Reinier de Ridder, petarung asal Belanda yang kalah menyakitkan dari Brendan Allen. Pertarungan utama itu menyisakan drama bukan hanya di dalam oktagon, tetapi juga di dunia maya, karena komentar tajam Chimaev—juara kelas menengah UFC yang dikenal dengan gaya bicaranya yang nyinyir terhadap rival—langsung menjadi sorotan.

Kekalahan Mengejutkan Reinier de Ridder

Dalam pertarungan utama lima ronde di UFC Vancouver, Reinier de Ridder sempat tampil cukup baik di awal dengan mencoba mengandalkan kemampuan grappling khasnya untuk menekan Brendan Allen. Namun, sejak ronde ketiga, Allen mulai membalikkan keadaan dengan serangan ground-and-pound dan kontrol yang lebih agresif di bawah. Kondisi fisik de Ridder tampak menurun drastis hingga akhirnya, pada akhir ronde keempat, tim di sudutnya memutuskan untuk menghentikan pertarungan karena ia sudah tidak mampu melanjutkan laga.

Allen pun dinyatakan menang TKO (corner stoppage) pada waktu 5:00 ronde keempat, hasil yang sekaligus memperpanjang rekor kemenangannya di UFC dan menjatuhkan de Ridder dari daftar penantang potensial sabuk juara kelas menengah.

Keputusan tersebut langsung memicu perdebatan di kalangan penggemar MMA. Sebagian pihak menilai langkah corner de Ridder sudah tepat demi menjaga keselamatan petarung. Namun, ada pula yang menganggap de Ridder seharusnya tetap bertahan hingga akhir ronde. Di tengah perdebatan itu, Chimaev menambah bara dengan komentar sinisnya di media sosial.

Komentar Nyinyir Sang Juara

 

Khamzat Chimaev mengejek Reinier de Ridder melalui unggahan di X (Twitter) usai UFC Vancouver

Lewat akun X (Twitter), Khamzat Chimaev menulis kalimat singkat yang kemudian viral:

“This bullshit guy give up 🤦🏻‍♂️.”

Komentar ini ditujukan langsung kepada Reinier de Ridder, yang oleh sebagian penggemar dianggap “menyerah” lebih cepat dari seharusnya. Ejekan tersebut membuat nama Chimaev kembali trending di jagat MMA, bukan karena aksinya di atas ring, tetapi karena sikapnya yang tak segan menertawakan kekalahan lawan potensial.

Menurut laporan Juara.net (19 Oktober 2025), komentar tersebut merupakan bentuk ejekan tengil khas Khamzat Chimaev yang kembali menunjukkan sisi provokatifnya di media sosial usai pertarungan UFC Vancouver. Dalam unggahannya, Chimaev menyindir kekalahan Reinier de Ridder dengan nada meremehkan, membuat publik menilai bahwa sang juara tengah menikmati momen untuk memperolok lawannya yang gagal tampil maksimal.

Reaksi Komunitas MMA

Komentar tersebut langsung mengundang reaksi dari komunitas MMA internasional. Banyak penggemar dan pengamat menilai Khamzat Chimaev terlalu angkuh dan tidak menghormati lawan yang baru saja mengalami kekalahan berat. Sejumlah analis juga menilai ucapannya berpotensi merusak citra dirinya sebagai juara baru yang seharusnya menunjukkan sportivitas.

Namun, sebagian pihak menilai ejekan tersebut merupakan bagian dari strategi psikologis khas Chimaev untuk menjaga perhatian publik tetap tertuju padanya. Gaya provokatif semacam ini memang sering digunakan dalam dunia MMA untuk membangun tensi dan promosi menjelang pertarungan besar berikutnya.

Menurut laporan MMA Fighting (19 Oktober 2025), sejumlah petarung profesional juga menanggapi hasil laga tersebut melalui media sosial. Banyak dari mereka mempertanyakan apakah Reinier de Ridder benar-benar menyerah atau mengalami cedera, sementara sebagian lainnya menilai bahwa penampilannya yang menurun di ronde terakhir menjadi alasan tepat bagi sudutnya untuk menghentikan pertarungan.

Konteks Persaingan Chimaev vs de Ridder

Perseteruan verbal antara Chimaev dan de Ridder memang sudah berlangsung sebelum pertarungan di Vancouver, dengan de Ridder menyatakan bahwa ia siap sebagai penantang gelar dan percaya bahwa gaya grappling-nya akan memberi tantangan khusus bagi sang juara (CBS Sports, 16 Oktober 2025).

Setelah de Ridder kalah TKO dari Brendan Allen, Chimaev langsung menanggapi dengan ejekan singkat: ‘This bullshit guy give up’. 

Dengan demikian, kekalahan de Ridder bisa dilihat oleh Chimaev sebagai bukti bahwa sang penantang belum layak naik ke level juara.

Reaksi dari Pihak De Ridder

Sementara itu, kubu Reinier de Ridder memilih untuk tidak menanggapi komentar Khamzat Chimaev secara langsung. Dalam wawancara pascalaga, de Ridder mengakui bahwa performanya malam itu tidak maksimal dan ia merasa kecewa dengan hasilnya.

Menurut laporan MMA Fighting (19 Oktober 2025), de Ridder tampak kelelahan menjelang akhir ronde keempat hingga tim di sudutnya memutuskan untuk menghentikan pertarungan. Keputusan itu menandakan bahwa penghentian laga merupakan keputusan corner, bukan bentuk penyerahan diri dari sang petarung.

Antara Sportivitas dan Kontroversi

Antara sportivitas dan kontroversi, insiden ini memperlihatkan dua sisi dunia MMA. Khamzat Chimaev, dengan segala kehebatannya di oktagon, juga dikenal sebagai sosok yang gemar memicu perhatian lewat komentar provokatif. Bagi sebagian pihak, gaya “tengil” itu dianggap sebagai strategi promosi yang efektif, sementara lainnya menilai ucapannya kerap melampaui batas sportivitas.

Dari sudut pandang promosi, komentar semacam ini memang sering menjadi bumbu yang menarik minat publik terhadap UFC. Ejekan Chimaev pun menambah narasi persaingan di kelas menengah dan bisa saja membuka jalan bagi kemungkinan duel dengan Reinier de Ridder di masa depan — jika keduanya kembali tampil impresif.

Reinier de Ridder dan Khamzat Chimaev jelang duel kelas menengah UFC

Ejekan Khamzat Chimaev terhadap Reinier de Ridder setelah UFC Vancouver mempertegas karakter unik sang juara: agresif, provokatif, dan selalu haus sorotan. Meskipun menuai kritik, gaya berbicara tajamnya tetap berhasil menjaga nama Chimaev di headline media. Sementara itu, bagi de Ridder, kekalahan ini menjadi pengingat bahwa dunia MMA tidak memberi ruang bagi kesalahan kecil.

Jika keduanya kembali bertemu di masa depan, pertarungan itu bukan hanya soal sabuk juara — melainkan juga pembuktian siapa yang benar-benar “tidak akan menyerah”.