30.10.2025
Waktu membaca: 3 menit

“Brundle Nilai Max Verstappen Layak Dihukum: Manuver Konyol di GP Meksiko!”

“Brundle Nilai Max Verstappen Layak Dihukum: Manuver Konyol di GP Meksiko!”

Meksiko City — Mengutip Motorsport.com, aksi Max Verstappen di tikungan awal Grand Prix Meksiko 2025 kembali memicu perdebatan panas. Mantan pembalap F1 dan kini komentator Martin Brundle menilai manuver sang juara dunia tiga kali itu terlalu nekat dan “layak mendapat penalti berat” setelah memotong trek di tikungan 1-2-3 Autódromo Hermanos Rodríguez.

Menurut Brundle, Verstappen “tidak menunjukkan usaha sedikit pun” untuk tetap di lintasan saat memulai lomba dari posisi luar. Dalam kekacauan di tikungan pertama yang melibatkan Lando Norris dan dua mobil Ferrari, pembalap Red Bull itu kehilangan kendali, melaju lurus melewati bagian luar lintasan, lalu muncul kembali di posisi ketiga sebelum akhirnya mengembalikan tempatnya kepada Lewis Hamilton.

“Max seharusnya mendapat penalti,” ujar Brundle dalam program F1 Show di Sky Sports.

“Dia tidak berusaha mengambil tikungan. Ia hanya menekan pedal gas dan terus melaju di kerb — sangat terampil memang, tapi itu tetap salah. Saya mungkin akan memberinya penalti drive-through agar jadi efek jera.”

Villeneuve: “Secara Aturan, Verstappen Tidak Salah”

Namun pendapat berbeda datang dari juara dunia F1 1997 Jacques Villeneuve. Menurutnya, Verstappen memang bertindak agresif, tapi secara aturan FIA, ia tidak melanggar ketentuan karena telah mengembalikan posisi yang didapat dari manuver tersebut.

“Secara tindakan, ya, itu layak dihukum. Tapi kalau melihat aturan tertulis, tidak,” kata Villeneuve dikutip dari PlanetF1.

“Dia tahu apa risikonya. Dengan aturan yang lemah seperti sekarang, wajar kalau pembalap mengambil peluang seperti itu.”

Leclerc Juga Jadi Sorotan

(Duo Ferrari, Charles Leclerc dan Lewis Hamilton, bersiap bersama Lando Norris (McLaren) dan Max Verstappen (Red Bull Racing).
Foto: Kym Illman / Getty Images / Motorsport.com

Tak hanya Verstappen, Charles Leclerc juga disorot karena memotong tikungan dan keluar sebagai pemimpin lomba sesaat. Ia memang memberi jalan kepada Norris, tapi tetap mempertahankan posisi di depan Hamilton — hal yang menurut Brundle juga seharusnya mendapat penalti.

“Setidaknya Charles mencoba menikung. Tapi ketika sadar posisinya tak menguntungkan, dia langsung memotong Turn 2. Itu juga seharusnya penalti 10 detik,” jelas Brundle.

Villeneuve menambahkan bahwa desain tikungan pertama di Meksiko memang sering memancing kekacauan karena menyediakan “jalan aman” yang bisa dimanfaatkan pembalap untuk lolos dari kontak.

“Kalau di situ ada gravel atau tembok, tidak akan ada yang berani empat mobil sejajar. Semua akan lebih hati-hati,” katanya.

Pembalap Lain Ikut Geram

Komentar Brundle dan Villeneuve senada dengan reaksi beberapa pembalap lain. George Russell menyebut situasi itu “seperti balapan mesin pemotong rumput”, sementara Fernando Alonso menyindir bahwa kalau aturan tak ditegakkan, ia juga “akan memotong trek saja di start berikutnya”.

Brundle memahami frustrasi para pembalap itu:

“Saya bisa mengerti. Mereka berjuang keras tetap di lintasan, tapi malah kalah dari yang motong jalan. Kalau begitu terus, semua akan mulai buat jalur sendiri.”

Awal Panas, Akhir Tetap Manis untuk Verstappen

Meski kontrsial, Verstappen tetap menutup balapan di podium bersama Leclerc dan Norris. Hasil ini membuat jarak poinnya di klasemen semakin mengecil — kini hanya terpaut 36 poin dari Lando Norris di puncak.

Ujian Etika Balap di Tengah Perebutan Gelar

Kasus di GP Meksiko ini kembali menyoroti lemahnya konsistensi penegakan aturan F1. Bagi banyak pengamat, termasuk Brundle, insiden tersebut bukan sekadar soal strategi, tetapi tentang etika di lintasan dan rasa keadilan antar-pembalap.

Verstappen mungkin lolos tanpa hukuman, tapi perdebatan soal b agresivitas dan sportivitas masih terus bergulir — dan kemungkinan besar akan menjadi tema besar menjelang seri berikutnya di Brasil.