24.10.2025
Waktu membaca: 3 menit

Strategi Licik McLaren: Pesan “Better Luck Next Time” yang Bikin Red Bull Kena Sindir

Strategi Licik McLaren: Pesan “Better Luck Next Time” yang Bikin Red Bull Kena Sindir

Mengutip Motorsport.com, ketegangan antara McLaren dan Red Bull di lintasan Formula 1 kembali memanas, kali ini bukan karena duel sengit di tikungan, melainkan lewat aksi sindiran halus nan cerdik di Grand Prix Amerika Serikat 2025. Tim asal Woking itu kedapatan meninggalkan pesan tersembunyi bertuliskan “Better Luck Next Time” — yang berarti “Semoga Lebih Beruntung Lain Kali” — di garis start. Sindiran ini membuat suasana paddock makin panas menjelang balapan di Austin.

Awal mula: Perang kecil di garis start

(Grid start. Foto: Sam Bloxham / LAT via Getty Images)

Menurut laporan Autosport, insiden ini bermula saat kru Red Bull berusaha menghapus pita penanda yang diletakkan McLaren untuk membantu Lando Norris memposisikan mobilnya di grid.
Tindakan itu berujung pada denda €50.000 untuk Red Bull, setelah salah satu anggota tim mereka nekat masuk ke area grid meski sudah dilarang oleh marshal.

McLaren ternyata sudah mempersiapkan “perang kecil” ini jauh sebelumnya. Setelah beberapa kali mendapati markernya dihapus oleh pihak lain, tim oranye itu menyiapkan pita khusus yang tetap meninggalkan bekas — lengkap dengan pesan tajam: “Better Luck Next Time.”

Tidak ada aturan yang dilanggar, tapi harga diri taruhannya

Menariknya, FIA tidak melarang tim menaruh tanda di lintasan untuk membantu posisi mobil, dan juga tidak melarang tim lain menghapusnya. Namun, aksi Red Bull dianggap melanggar tata tertib karena dilakukan saat formasi sudah berjalan.

Reaksi publik pun beragam. Sebagian penggemar menilai Red Bull terlalu sensitif terhadap trik kecil McLaren, sementara yang lain mempertanyakan mengapa seorang pembalap sekelas Lando Norris perlu bantuan visual di grid.

Padahal, secara teknis, hal itu sangat masuk akal. Posisi duduk pembalap F1 yang sangat rendah dan desain mobil modern membuat pandangan ke depan terbatas. Dalam autobiografinya, desainer legendaris Adrian Newey bahkan menyamakan posisi itu seperti “berbaring di bathtub dengan kaki di keran.”

Fakta teknis: Mengapa pita grid begitu penting

(Tanda grid di lintasan. Foto: Ryan Pierse / Getty Images)

Beberapa pembalap lain juga memberi pandangan.

“Saya beruntung punya titik acuan dari dudukan kaca spion, jadi bisa sejajar dengan garis grid,” ujar Carlos Sainz, dikutip dari Autosport.

“Tapi tidak semua mobil punya visibilitas yang sama, jadi kadang perlu bantuan pita di dinding.”

Sementara itu, Nico Hülkenberg menambahkan bahwa generasi mobil F1 saat ini memang menyulitkan pembalap melihat garis kuning dengan jelas.

“Saya tidak pakai pita, tapi mengira-ngira posisi dari pandangan terakhir. Kadang pas, kadang meleset,” ucapnya.

Dengan margin sekecil beberapa sentimeter bisa menentukan reaksi start, keakuratan posisi grid menjadi faktor penting. Karena itu, langkah McLaren menandai posisi Norris dianggap sah — tapi cerdik.

Mind games di antara dua raksasa

Lebih dari sekadar pita, insiden ini menunjukkan tingginya tensi antara dua tim yang kini sama-sama berjuang di puncak klasemen konstruktor. McLaren, dengan kepercayaan diri barunya, jelas ingin mengguncang dominasi Red Bull — bahkan lewat mind games sekecil ini.

Pesan “Better Luck Next Time” kini menjadi simbol permainan psikologis yang sukses menggiring percakapan di paddock. Dalam perang strategi di Formula 1, kemenangan tidak selalu ditentukan oleh kecepatan semata — kadang, sindiran halus di garis start bisa membuat lawan kehilangan fokus di lintasan.