05.09.2025
Waktu membaca: 5 menit

Max Verstappen Buka Suara Soal Peluang ke Ferrari

Max Verstappen Buka Suara Soal Peluang ke Ferrari

Max Verstappen saat ini masih menjadi pembalap utama tim Red Bull Racing dengan kontrak jangka panjang hingga akhir musim 2028. Kontrak tersebut menegaskan kepercayaan tim terhadap sang juara dunia tiga kali itu, sekaligus menunjukkan bahwa ia masih menjadi tulang punggung proyek Red Bull di era regulasi baru Formula 1 yang akan dimulai pada tahun 2026.

Meski begitu, rumor mengenai kemungkinan Verstappen pindah ke tim lain, khususnya Ferrari, terus mencuat dalam beberapa bulan terakhir. Kabar ini dipicu oleh masuknya Lewis Hamilton ke Ferrari mulai musim 2025, yang secara otomatis membuat tim asal Maranello tersebut semakin menjadi pusat perhatian.

Dalam sebuah wawancara, Verstappen menyatakan bahwa meski ia masih terikat kontrak panjang, pintu untuk masa depan tidak pernah benar-benar tertutup.

“Mereka memiliki dua pembalap yang dikontrak untuk tahun depan, jadi tidak ada diskusi. Sekarang, apakah ada peluang? Ya, ada banyak peluang dalam hidup untuk segala macam keputusan,” ujar Max Verstappen (Motorsport.com, 3 September 2025).

Faktor Adaptasi dan Kompleksitas Mobil Ferrari

Selain kontrak, Max Verstappen juga menekankan bahwa setiap kepindahan pembalap tidak sesederhana hanya mengenakan seragam tim baru. Ia menyoroti faktor adaptasi dan kompleksitas mobil Formula 1 modern, yang tidak selalu mudah dipahami oleh pembalap baru.

Verstappen memberi contoh bahwa Ferrari saat ini sudah memiliki Charles Leclerc, yang sangat mengenal mobil dan tim. Hal ini bisa menjadi tantangan besar bagi siapa pun yang datang sebagai rekan setim, termasuk Hamilton yang akan mulai balapan untuk Ferrari musim depan.

“Ketika bergabung dengan tim yang sudah memiliki pembalap kuat seperti Charles, itu tidak akan pernah mudah. Mobil-mobil ini bisa sangat rumit untuk dipahami mengapa Anda cepat atau tidak,” jelas Verstappen (Motorsport.com, 3 September 2025).

Komentar ini memperlihatkan bahwa Max Verstappen melihat kepindahan ke Ferrari bukan hanya sebagai keputusan emosional, melainkan juga sebagai langkah strategis yang penuh risiko.

Ferrari, Tim Ikonik dengan Beban Besar

Ferrari dikenal sebagai tim paling bersejarah dan ikonik di Formula 1. Banyak pembalap yang bermimpi mengenakan seragam merah khas tim tersebut, termasuk beberapa juara dunia. Namun, reputasi Ferrari tidak selalu diikuti oleh performa dominan di lintasan.

Sejak era dominasi Michael Schumacher di awal 2000-an, Ferrari kesulitan meraih gelar juara dunia. Meski memiliki mobil kompetitif, sering kali tim asal Italia itu kalah dalam konsistensi dan strategi dibanding Red Bull atau Mercedes.

Max Verstappen menyadari hal ini dan menegaskan bahwa jika suatu saat ia bergabung dengan Ferrari, alasannya hanya satu: peluang untuk menang.

“Ferrari adalah merek besar, tapi jika saya pernah pergi ke sana, saya tidak pergi hanya untuk membalap — saya pergi karena saya melihat peluang untuk menang. Dan kalau menang bersama Ferrari, itu jauh lebih baik,” kata Verstappen (Crash.net, 2 September 2025).

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa reputasi Ferrari saja tidak cukup untuk membuatnya tertarik.

Pembicaraan di Balik Layar

Max Verstappen dan ayahnya Jos Verstappen berfoto bersama saat ajang Formula 1

Spekulasi mengenai masa depan Verstappen juga diperkuat oleh pengakuan ayahnya, Jos Verstappen. Ia mengungkapkan bahwa pihaknya sempat membuka komunikasi dengan beberapa tim besar, termasuk Ferrari, Mercedes, dan Red Bull sendiri. Meski tidak ada kesepakatan konkret, hal ini menunjukkan bahwa masa depan Verstappen tetap menjadi bahan diskusi di level tertinggi paddock Formula 1.

Menurut laporan media, Jos Verstappen ingin memastikan anaknya berada di tim dengan proyek terbaik untuk era mesin baru 2026. Dengan perubahan besar dalam regulasi mesin dan aerodinamika, ada kemungkinan peta kekuatan tim akan berubah secara drastis. Oleh karena itu, meski Red Bull saat ini mendominasi, tidak ada jaminan bahwa mereka akan tetap unggul setelah regulasi baru diterapkan (Sportskeeda, 2 September 2025).

Kehadiran Lewis Hamilton di Ferrari

Kedatangan Lewis Hamilton ke Ferrari pada musim 2025 juga menjadi faktor penting dalam pembahasan ini. Hamilton, yang selama ini menjadi rival utama Verstappen, akan memulai babak baru dalam kariernya bersama tim asal Italia.

Verstappen menilai bahwa Hamilton akan menghadapi tantangan besar, terutama dalam beradaptasi dengan lingkungan baru dan mobil yang berbeda. Ia menyebut bahwa keberhasilan Hamilton di Ferrari akan sangat bergantung pada seberapa cepat ia bisa memahami karakter mobil dan membangun hubungan kerja dengan tim.

Pernyataan ini juga mengindikasikan bahwa Verstappen tidak melihat Ferrari sebagai pilihan realistis dalam waktu dekat, karena komposisi pembalap mereka sudah penuh dengan Hamilton dan Leclerc sebagai pasangan utama (Ligaolahraga.com, 3 September 2025).

Rasionalitas di Atas Emosi

Salah satu poin terpenting dari komentar Verstappen adalah penekanannya pada pentingnya rasionalitas dalam membuat keputusan. Menurutnya, banyak pembalap tergoda untuk bergabung dengan Ferrari hanya karena nama besar dan sejarah tim tersebut. Namun, ia menegaskan bahwa langkah semacam itu harus didasarkan pada peluang nyata untuk meraih kesuksesan, bukan sekadar dorongan emosional.

“Ferrari adalah impian banyak pembalap, tapi Anda harus hati-hati. Jika Anda mengambil keputusan berdasarkan emosi, Anda bisa kecewa. Saya hanya akan bergabung jika ada jaminan bahwa saya bisa menang,” kata Verstappen (Sportskeeda, 2 September 2025).

Dengan kata lain, Verstappen menempatkan karier dan peluang juara di atas romantisme sejarah Ferrari.

Masa Depan yang Masih Terbuka

Meski Max Verstappen menegaskan belum ada pembicaraan konkret dengan Ferrari, ia juga tidak menutup kemungkinan. Ia menyadari bahwa karier Formula 1 penuh dengan kejutan, dan keputusan besar bisa datang kapan saja.

Saat ini, fokus utamanya tetap bersama Red Bull, terutama dalam menghadapi transisi regulasi 2026. Namun, jika suatu saat Red Bull kehilangan daya saing dan Ferrari justru menemukan resep kemenangan, bukan tidak mungkin Verstappen akan mempertimbangkan pindah.

“Dalam hidup, selalu ada banyak peluang untuk segala macam keputusan. Saya tidak tahu seberapa lama saya akan membalap di Formula 1, jadi masih banyak hal yang belum pasti,” kata Verstappen (Motorsport.com, 3 September 2025).

Pernyataan Max Verstappen mengenai peluang bergabung dengan Ferrari menggambarkan sikap hati-hati dan realistis dari seorang juara dunia. Ia tidak menutup pintu, tetapi juga tidak terbuai oleh reputasi besar Ferrari.

Fokus Max Verstappen tetap pada peluang kemenangan, adaptasi teknis, serta masa depan proyek tim di era regulasi baru. Dengan kontrak jangka panjang di Red Bull, kepindahannya ke Ferrari dalam waktu dekat tampaknya tidak realistis. Namun, dunia Formula 1 selalu penuh kejutan, dan peluang Max Verstappen membela Ferrari suatu hari nanti tetap ada, asalkan syarat utamanya terpenuhi: kesempatan untuk menang.