08.12.2025
Waktu membaca: 4 menit

Bangkok United Gelar Upacara Duka di Lapangan untuk Pratama Arhan: Momen Haru yang Menggetarkan Publik Sepak Bola Indonesia

Bangkok United Gelar Upacara Duka di Lapangan untuk Pratama Arhan: Momen Haru yang Menggetarkan Publik Sepak Bola Indonesia

Kabar duka datang dari Thailand. Ayah dari bek Timnas Indonesia, Pratama Arhan, dilaporkan meninggal dunia akibat komplikasi penyakit, sebagaimana diberitakan detikJateng dalam laporan terbarunya pada awal Desember. Kepergian sang ayah meninggalkan luka mendalam, tak hanya bagi Arhan dan keluarga, tetapi juga bagi komunitas sepak bola Indonesia yang sudah mengikuti perjalanan sang pemain sejak masih remaja.

Bangkok United klub tempat Arhan bernaung menjadi sorotan karena menunjukkan empati luar biasa. Menurut laporan tvOne News, klub Liga Thailand itu menggelar upacara duka di lapangan, di mana para pemain dan staf berdiri berbaris sambil mengenakan ban hitam sebagai bentuk penghormatan terakhir. Gestur ini langsung mendapat apresiasi luas dari publik Indonesia.

Dukungan Bangkok United yang Mengalir Deras kepada Arhan

Dalam upacara singkat tetapi penuh makna tersebut, para pemain Bangkok United berkumpul di tengah lapangan sesaat sebelum pertandingan. Mereka menundukkan kepala, melakukan hening cipta, dan memberikan doa untuk almarhum ayah Pratama Arhan. Menurut laporan InfoIndonesia, klub juga menyampaikan belasungkawa resmi melalui kanal media sosial mereka, menegaskan bahwa keluarga besar Bangkok United ikut merasakan kepedihan yang dialami pemain muda Indonesia itu.

Gestur tersebut memperlihatkan bahwa nilai kekeluargaan memang tidak memandang batas negara. Dukungan dari klub menjadi penting bagi pemain perantau seperti Arhan yang jauh dari keluarga saat kejadian berlangsung.

Pratama Arhan dikenal sebagai pemain yang keras, disiplin, dan pantang menyerah. Kariernya yang menanjak cepat dari PSIS Semarang, menembus Timnas Indonesia, lalu berkarier di luar negeri membuat sosoknya terus mendapatkan perhatian. Namun, sebagaimana disampaikan Info Jateng Terkini, kabar meninggalnya ayahanda tercinta langsung membuat Arhan terbang pulang ke Indonesia untuk mengurus pemakaman dan mendampingi keluarga.

Bagi Arhan, ayahnya bukan sekadar orang tua, melainkan figur yang selalu mendukung karier sepak bolanya sejak kecil. Banyak kisah tentang bagaimana sang ayah rutin mengantar Arhan mengikuti seleksi, latihan, hingga pertandingan bahkan saat kondisi ekonomi keluarga tak selalu mudah. Kepergian ini tentu menjadi pukulan berat bagi pemain yang kini berusia 23 tahun tersebut.

Respons Publik Indonesia: Duka yang Menyatu

Linimasa media sosial di Indonesia penuh dengan ucapan duka cita. Banyak fans, suporter Timnas, dan publik sepak bola mengirimkan doa dan dukungan. Nama Arhan sempat masuk trending di beberapa platform karena banyaknya warganet yang menyampaikan simpati.

Para pemain Timnas Indonesia juga tak tinggal diam. Rekan-rekan setimnya, termasuk pemain-pemain yang pernah berjuang bersama di Piala Asia dan Kualifikasi Piala Dunia, mengirimkan pesan duka secara terbuka. Beberapa bahkan mengunggah foto kebersamaan mereka, menandakan bahwa Arhan memiliki kedekatan yang kuat dengan skuad Garuda.

Yang membuat peristiwa ini menjadi spesial adalah bagaimana Bangkok United menunjukkan rasa hormat kepada Arhan dan keluarganya. Media InfoIndonesia menyebut sikap klub ini mendapatkan banyak pujian dari publik Indonesia karena menunjukkan nilai kemanusiaan di kompetisi.

Di tengah dunia sepak bola modern yang serba cepat dan keras, gestur sederhana seperti upacara duka di lapangan menjadi pengingat bahwa sepak bola tetaplah memiliki sisi emosional dan kemanusiaan yang kuat. Banyak suporter Indonesia menuliskan rasa terima kasih kepada Bangkok United, bahkan ada yang menyebut sikap klub Thailand itu sebagai contoh bagi klub-klub lain di Asia Tenggara.

Belum ada kepastian kapan Pratama Arhan akan kembali merumput bersama Bangkok United. Klub memberikan ruang bagi sang pemain untuk berduka dan fokus pada keluarga sebuah keputusan yang dinilai bijak. Publik Indonesia tentu memahami bahwa Arhan membutuhkan waktu untuk pulih secara mental.

Namun, melihat karakter keras kepala dan profesionalismenya, banyak yang percaya bahwa Arhan akan kembali lebih kuat. Sang pemain dikenal memiliki motivasi dan dedikasi yang tidak pernah padam, bahkan di tengah situasi sulit.

Kepergian ayah Pratama Arhan menjadi momen yang menyatukan banyak pihak klub, suporter, pemain, dan masyarakat luas. Di tengah duka, dunia sepak bola kembali memperlihatkan bahwa ia bukan hanya arena kompetisi, tetapi juga ruang solidaritas dan empati.

Bangkok United telah memberikan contoh bahwa mendukung pemain bukan hanya soal performa di lapangan, tetapi juga soal kemanusiaan. Dan bagi Pratama Arhan, doa seluruh bangsa Indonesia menyertainya: semoga diberi kekuatan, ketabahan, dan jalan untuk kembali mengukir prestasi di lapangan hijau.