28.10.2025
Waktu membaca: 2 menit

Francesco Bagnaia Kritik Dokumenter ‘Sepang Clash’: Soroti Kurangnya Empati di MotoGP

Francesco Bagnaia Kritik Dokumenter ‘Sepang Clash’: Soroti Kurangnnya Empati di MotoGP

Mengutip Motorsport.com, pembalap Ducati Lenovo Team, Francesco Bagnaia, melontarkan kritik tajam terhadap perilisan dokumenter baru bertajuk Sepang Clash yang dirilis bertepatan dengan peringatan 10 tahun insiden kontrsial antara Valentino Rossi dan Marc Marquez di MotoGP Malaysia 2015. Menurutnya, keputusan tersebut menunjukkan kurangnya kepekaan terhadap momen kelam dalam sejarah MotoGP.

Dokumenter berdurasi 26 menit itu dirilis oleh promotor kejuaraan, Dorna Sports, bertepatan dengan penyelenggaraan MotoGP Malaysia 2025 di Sirkuit Sepang akhir pekan lalu. Film pendek ini menampilkan pandangan dari sejumlah tokoh seperti Jorge Lorenzo, Andrea Dovizioso, dan Dani Pedrosa, namun tanpa kehadiran dua sosok utama dalam insiden tersebut, Rossi dan Marquez.

Valentino Rossi melihat Marc Marquez terjatuh di MotoGP Malaysia 2015.
(Valentino Rossi melihat Marc Marquez terjatuh di MotoGP Malaysia 2015.)

Menariknya, sosok muda Bagnaia sempat terekam berada di garasi Rossi dalam cuplikan dokumenter itu — sesuatu yang diakuinya cukup membingungkan.

“Dalam banyak hal, para pembalap punya sensitivitas yang kadang tidak dimiliki oleh mereka yang membuat keputusan. Ide untuk merilis dokumenter Sepang Clash bukanlah langkah yang bijak,” ujar Bagnaia dikutip dari Crash.net.

Menilai momen yang belum sembuh sepenuhnya

Bagnaia menilai bahwa waktu perilisan dokumenter tersebut kurang tepat, terutama karena berdekatan dengan peringatan meninggalnya Marco Simoncelli pada 23 Oktober 2011, juga di Sirkuit Sepang.

“Saya rasa beberapa bagian ditampilkan dengan cara yang agak keliru. Saya tidak ingin terlalu jauh membahasnya, tapi merilisnya bertepatan dengan hari wafatnya Simoncelli terasa cukup janggal,” kata pembalap asal Turin itu.

Bagnaia juga menyebut dirinya sempat diminta untuk ikut terlibat dalam proses pembuatan dokumenter, namun ia menolak berpartisipasi karena menilai topik tersebut seharusnya sudah dibiarkan menjadi bagian dari masa lalu.

Seruan untuk empati dan refleksi di MotoGP

Juara dunia dua kali itu menegaskan bahwa MotoGP seharusnya menunjukkan lebih banyak empati dan kepekaan terhadap sejarah emosional dan tragedi yang pernah terjadi di lintasan.

“Kita semua di dunia balap memiliki sisi emosional. Ada momen yang seharusnya dikenang dengan hormat, bukan dijadikan tontonan ulang,” tegas Bagnaia.

Dengan pernyataannya ini, Bagnaia tidak hanya menyoroti kontrsi dokumenter Sepang Clash, tetapi juga mengingatkan dunia MotoGP untuk lebih berhati-hati dalam memperlakukan kisah-kisah sensitif yang menyentuh masa kelam olahraga ini.