11.12.2025
Waktu membaca: 5 menit

Apa Betul Klaim Arya Sinulingga Soal Ruang Ganti dan Ban Kapten Dibantah Asnawi?

Apa Betul Klaim Arya Sinulingga Soal Ruang Ganti dan Ban Kapten Dibantah Asnawi?

Nama Asnawi Mangkualam Bahar kembali jadi sorotan setelah pernyataan anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga, mengenai pentingnya penguasaan ruang ganti serta polemik pergantian ban kapten Timnas Indonesia dari Jay Idzes ke Asnawi dalam laga kontra China. Di tengah ramainya spekulasi publik, klarifikasi dari kubu Shin Tae-yong dan orang dekatnya justru menghadirkan versi berbeda yang pada praktiknya membantah narasi soal konflik ruang ganti dan isu pencopotan ban kapten.

Ucapan Arya dan Awal Mula Isu Ruang Ganti

Setelah kerja sama PSSI dengan Shin Tae-yong berakhir, Arya Sinulingga dalam beberapa kesempatan wawancara dengan media menekankan bahwa penguasaan ruang ganti merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan tim. Dalam pernyataannya kepada sejumlah jurnalis olahraga nasional, Arya menyinggung bahwa ketika pelatih tidak bisa mengendalikan ruang ganti, hal itu bisa berdampak pada performa dan hasil tim.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by PLESBOL (@plesbol.inc)

Di sisi lain, pada periode yang sama beredar rumor di media dan media sosial bahwa sempat terjadi ketegangan di dalam skuad, khususnya antara Shin Tae-yong dan beberapa pemain, termasuk pemain keturunan. Rumor tersebut kemudian dikaitkan dengan momen pergantian ban kapten dari Jay Idzes ke Asnawi Mangkualam saat Indonesia menghadapi China dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Arya juga menyebut dalam wawancara bahwa urusan penunjukan kapten adalah hak prerogatif pelatih dan PSSI tidak ikut campur. Namun, kombinasi antara pernyataannya tentang “ruang ganti” dan situasi ban kapten membuat banyak pihak mengaitkan keduanya sebagai indikasi adanya masalah internal.

Klarifikasi Jeje: Struktur Kapten Sudah Jelas

Bantahan pertama terhadap narasi konflik datang dari penerjemah sekaligus orang dekat Shin Tae-yong, Jeong Seok-seo atau Jeje. Dalam sebuah sesi wawancara di kanal YouTube sepak bola yang membahas situasi Timnas Indonesia, Jeje menjelaskan bahwa struktur kepemimpinan di ruang ganti sebenarnya sudah jelas sejak awal.

Jeje menyebut bahwa kapten utama Timnas Indonesia adalah Asnawi Mangkualam, sementara Jay Idzes dan Jordi Amat berstatus sebagai wakil kapten. Menurutnya, keputusan tersebut sudah dikomunikasikan di internal tim jauh sebelum laga menghadapi China.

Dalam penjelasannya, Jeje menegaskan bahwa pergantian ban kapten bukan bentuk hukuman terhadap Jay maupun cerminan konflik di ruang ganti. Ia menambahkan bahwa ketika seorang kapten utama bermain sejak menit pertama, secara natural ban kapten kembali ke pemain tersebut, dalam hal ini Asnawi.

Jeje juga menilai bahwa isu “ruang ganti pecah” yang kemudian berkembang di media sosial merupakan pembacaan yang berlebihan terhadap situasi internal tim. Ia menyebut banyak narasi yang beredar tidak didasari informasi utuh dari pihak yang benar-benar terlibat di dalam skuad.

Penjelasan Shin Tae-yong: Ban Kapten Kembali ke Kapten Utama

Dalam wawancara terpisah dengan media Korea dan kemudian dikutip ulang oleh beberapa portal berita Indonesia, Shin Tae-yong ikut meluruskan polemik ban kapten. Ia menjelaskan bahwa pada laga-laga sebelumnya, ketika Asnawi tidak menjadi starter, ban kapten diberikan kepada Jay Idzes selaku salah satu wakil kapten.

Menjelang laga kontra China, saat Asnawi kembali dimainkan sejak menit awal, Shin Tae-yong mengaku sempat menanyakan langsung kepada Jay mengenai ban kapten. Menurut penuturan sang pelatih, Jay justru menyatakan bahwa kapten utama Timnas Indonesia adalah Asnawi, sehingga ban kapten sewajarnya dikembalikan kepadanya.

Shin Tae-yong menyayangkan narasi yang berkembang seolah-olah pergantian ban kapten merupakan buntut konflik internal. Dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh media, STY bahkan menyindir ada pihak yang menurutnya “membesar-besarkan” dan “mengarang cerita” terkait kondisi ruang ganti Timnas, yang oleh publik dibaca sebagai kritik tersirat terhadap pernyataan salah satu pengurus PSSI.

Isu Ruang Ganti Dinilai Dibesar-besarkan

Masih dalam rangkaian klarifikasi tersebut, Jeje menegaskan bahwa tidak ada “pemberontakan taktik” ataupun perpecahan tajam antara pemain keturunan dan pelatih seperti yang sempat ramai di linimasa. Ia mengakui adanya diskusi dan pertemuan internal antarpemain dan pelatih, namun menurutnya hal tersebut wajar dalam tim profesional yang ingin terus memperbaiki performa.

Jeje juga menyebut bahwa Shin Tae-yong selama ini justru dikenal di kalangan pemain sebagai sosok yang sering memperjuangkan kepentingan pemain di hadapan federasi. Hal inilah yang ia rasa tidak banyak diketahui publik ketika menilai dinamika di dalam ruang ganti.

Dengan rangkaian klarifikasi itu, kubu Shin Tae-yong dan orang dekatnya pada dasarnya membantah narasi bahwa ruang ganti Timnas pecah dan bahwa ban kapten menjadi pemicu konflik personal.

Posisi Asnawi: Kapten Utama yang Pilih Diam

Menariknya, dalam seluruh polemik ini, Asnawi Mangkualam sendiri nyaris tidak pernah muncul memberikan pernyataan keras di depan media menanggapi ucapan Arya Sinulingga secara langsung. Pemberitaan media lebih banyak menempatkan Asnawi sebagai objek: kapten Timnas, pemain yang dikritik sekaligus dipuji, serta figur yang menjadi simbol generasi baru pemain Indonesia.

Di level klub, Asnawi saat ini menjadi salah satu pilar Port FC di Thai League. Kepercayaan yang ia dapat di klub dan di Timnas Indonesia memperkuat argumentasi bahwa penunjukannya sebagai kapten utama bukan keputusan mendadak, melainkan bagian dari rencana kepemimpinan jangka panjang tim.

Sikap Asnawi yang memilih fokus pada performa di lapangan dan tidak banyak berbicara di ruang publik dibaca sejumlah pengamat sebagai bentuk profesionalisme. Ia seakan membiarkan pelatih dan staf teknis menjelaskan konteks keputusan yang diambil, sementara dirinya menjalankan peran sebagai kapten di lapangan.

Jika dirangkai, pernyataan Arya Sinulingga tentang pentingnya penguasaan ruang ganti dan dinamika internal tim sempat membentuk persepsi publik bahwa ada masalah serius di tubuh Timnas Indonesia, termasuk terkait pergantian ban kapten dari Jay Idzes ke Asnawi. Namun, klarifikasi dari Jeje dan Shin Tae-yong menghadirkan narasi yang berbeda.

Mereka menegaskan bahwa:

  • Asnawi adalah kapten utama Timnas Indonesia,
  • Jay Idzes dan Jordi Amat berstatus wakil kapten,
  • Pergantian ban kapten saat melawan China adalah konsekuensi logis ketika Asnawi kembali menjadi starter, bukan hukuman ataupun tanda konflik,
  • Isu friksi di ruang ganti dinilai telah dibesar-besarkan oleh pihak luar yang tidak memahami utuh situasi tim. 

Dengan demikian, meskipun Asnawi tidak menyampaikan bantahan secara verbal kepada Arya Sinulingga melalui media, rangkaian klarifikasi dari kubu pelatih dan orang dekatnya pada praktiknya menjadi pembelaan terhadap dirinya, sekaligus bantahan terhadap narasi konflik ruang ganti dan polemik ban kapten yang sempat menyeret namanya.