02.09.2025
Waktu membaca: 2 menit

Apa yang Salah Antara Sergio Perez dan Red Bull Sebelum Pindah ke Cadillac?

Apa yang Salah Antara Sergio Perez dan Red Bull Sebelum Pindah ke Cadillac?

Kepergian Sergio Perez dari Red Bull pada akhir musim 2024 bukan sekadar pindah tim—tetapi menandai perubahan besar dalam hubungan yang sebelumnya cukup solid. Perez hengkang di tengah kesulitan dengan mobil yang dirancang khusus untuk gaya balap Max Verstappen, tekanan media yang terus meningkat, serta guncangan internal di tubuh tim.

Mobil yang hanya cocok untuk satu pembalap

Perez secara terbuka menggambarkan mobil Red Bull RB20 sebagai “peaky”, terlalu disesuaikan dengan gaya mengemudi Verstappen yang agresif. Menurut Autosport, Perez menilai mobil tersebut menjadi “sulit dikendarai” bagi siapa pun yang tidak memiliki preferensi sama seperti Verstappen.

Hal senada dilaporkan Motorsport, bahwa Perez merasa dirinya “bertahan selama bertahun-tahun” dengan beradaptasi pada karakter mobil yang sulit—sesuatu yang tak mampu dilakukan sebagian besar rekan setimnya.

Tekanan besar dari media

Selain tantangan teknis, Sergio Perez juga menyoroti narasi media yang terus-menerus mempertanyakan masa depannya. Bahkan setelah menandatangani perpanjangan kontrak di Monaco, rumor tentang posisinya tidak kunjung reda. Situasi ini menciptakan tekanan tambahan bagi dirinya maupun tim teknik.

“Ketika saya menandatangani kontrak… seharusnya mudah saja bagi mereka untuk melindungi saya. Pada akhirnya, ada begitu banyak tekanan… tekanan yang justru mereka ciptakan sendiri,” ujar Perez kepada TalkSport.

Struktur tim terguncang oleh kepergian kunci

Perez juga menyinggung perubahan internal sebagai penyebab utama. Ia menyebut kepergian desainer legendaris Adrian Newey sebagai titik awal masalah. “Ketika Adrian Newey meninggalkan Red Bull, masalah-masalah mulai muncul,” kata Sergio Perez (TalkSport).

Pernyataan ini menegaskan pentingnya stabilitas bukan hanya pada mobil, tetapi juga di balik layar.

Reputasi tetap terjaga

Klaim Perez makin diperkuat setelah penerusnya, Liam Lawson dan Yuki Tsunoda, juga kesulitan di kursi Red Bull yang terkenal sulit dikendalikan. Hal ini justru menegaskan reputasi Perez sebagai rekan setim paling tangguh bagi Verstappen sejak era Daniel Ricciardo (Motorsport).

Dalam peluncuran Cadillac, Perez berbicara dengan nada berbeda:

“Saya merasa tidak ada yang perlu dibuktikan… ini lebih kepada kembali menikmati olahraga yang saya cintai,” ujarnya (Motorsport).

Awal baru Sergio Perez bersama Cadillac: Babak baru

Dengan reputasi yang masih kuat, Perez kini membuka lembaran baru bersama Cadillac yang akan debut di F1 pada 2026. Ia akan berduet dengan Valtteri Bottas, menjadi pilar utama proyek yang menjanjikan otonomi, kolaborasi dalam pengembangan, dan kesempatan menutup karier dengan caranya sendiri (Reuters).