23.10.2025
Waktu membaca: 5 menit

Akhirnya Gacor! Malam Pembuktian Florian Wirtz

Akhirnya Gacor! Malam Pembuktian Florian Wirtz

Florian Wirtz akhirnya keluar dari masa sulitnya bersama Liverpool. Pada laga Liga Champions 2025/2026 kontra Eintracht Frankfurt, Kamis (23/10) dini hari WIB, gelandang muda asal kaiJerman itu tampil luar biasa. Dua assist-nya jadi kunci kemenangan telak The Reds dengan skor 5-1 di Deutsche Bank Park (Kompas, 23/10).

Bagi Wirtz, malam di Frankfurt bukan sekadar tentang angka di papan skor. Itu tentang pembuktian diri. Setelah 10 pertandingan tanpa gol maupun assist, ia menjawab kritik dengan performa menawan. Dan bagi Liverpool, kemenangan ini menjadi sinyal bahwa era Arne Slot mulai menemukan ritmenya.

Dengan usia baru 22 tahun dan banderol fantastis senilai 116 juta poundsterling, ekspektasi terhadap Wirtz memang tidak main-main. Setiap langkahnya di Anfield diamati dengan sorotan tinggi, tapi malam itu, ia akhirnya membalas semua tekanan itu dengan aksi di lapangan (Bola.com, 22/10).

Paceklik yang Menjadi Ujian Mental

Awal musim tak berjalan sesuai harapan. Wirtz dikritik tajam oleh media Inggris karena dianggap belum nyetel dengan permainan cepat dan keras Premier League. Dalam sepuluh laga pertama, ia gagal mencetak gol maupun assist   performa yang membuatnya lebih sering memulai laga dari bangku cadangan.

Namun Arne Slot tetap percaya. Di Frankfurt, pelatih asal Belanda itu kembali memberi Wirtz tempat di starting XI. “Adaptasi ke sepak bola Inggris tidak mudah, apalagi bagi pemain dari sistem Bundesliga. Tapi Florian punya kecerdasan bermain luar biasa,” kata Slot (Bola.net, 23/10).

Keputusan itu terbukti tepat. Wirtz tampil bebas di lini tengah, bergerak dinamis di antara lini dan sering turun menjemput bola. Kolaborasinya dengan Cody Gakpo dan Dominik Szoboszlai menjadi titik terang serangan Liverpool. Pergerakan cair, umpan vertikalnya tajam, dan untuk pertama kalinya musim ini, ia terlihat benar-benar nyaman dengan ritme permainan tim.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Super Soccer (@mysupersoccer)

Liverpool sempat tertinggal lebih dulu lewat gol Rasmus Kristensen, memanfaatkan kesalahan Trent Alexander-Arnold di menit ke-26. Tapi reaksi cepat datang. Van Dijk menyamakan kedudukan lewat sundulan, lalu dua gol tambahan dari Ekitike dan Konaté membawa Liverpool unggul 3-1 di babak pertama (ANTARA, 22/10).

Di babak kedua, Wirtz tampil seolah tanpa beban. Menit ke-66, ia melepaskan umpan mendatar presisi ke Gakpo untuk mengubah skor menjadi 4-1. Empat menit kemudian, kombinasi satu-duanya dengan Szoboszlai menghasilkan gol kelima The Reds.

Statistik mencatat Wirtz menorehkan akurasi operan 91%, empat umpan kunci, dan tiga dribel sukses. Tapi lebih dari itu, yang tampak jelas adalah kendalinya atas tempo. Ia mengatur arah permainan, mengubah transisi dari bertahan ke menyerang dengan satu sentuhan cerdas   sesuatu yang selama ini hilang dari Liverpool (TVRINews, 22/10).

Kemenangan yang Menghidupkan Mental Tim

Bagi Liverpool, ini bukan sekadar kemenangan besar. Ini adalah napas baru setelah empat kekalahan beruntun di semua ajang. Tim yang sempat terlihat kehilangan karakter kini menunjukkan gairah dan determinasi yang identik dengan era kejayaan mereka.

Dan semua itu berawal dari kepercayaan diri seorang pemain muda yang menolak menyerah. “Saya tahu masa awal ini sulit, tapi saya terus bekerja. Hari ini saya merasa lebih bebas dan percaya diri,” ucap Wirtz usai laga (Bola.net, 23/10).

Virgil van Dijk, sang kapten, tak ragu memberi pujian. “Dia datang ke latihan setiap hari dengan energi positif. Tidak pernah mengeluh, selalu mau belajar. Malam ini, hasil kerja kerasnya terbayar lunas,” ujarnya (TVRINews, 22/10).

Arne Slot pun tersenyum lega di pinggir lapangan. Ia tahu timnya bukan cuma menang, tapi menemukan kembali rasa percaya yang sempat hilang.

Kebangkitan Wirtz langsung jadi bahan pembicaraan di Inggris. The Guardian menulis: “Wirtz akhirnya menunjukkan mengapa Liverpool rela membayar mahal   visi dan ketenangan luar biasa dalam satu paket pemain muda.” Sementara BBC Sport menyebut penampilannya sebagai “debut ulang Florian Wirtz di Eropa” (Kompas, 23/10).

Bahkan Mohamed Salah yang sempat dikabarkan berselisih dengannya, ikut meredam isu lewat unggahan Instagram. Ia memposting foto selebrasi bersama Wirtz dengan caption: “The wizard’s back. Allez Reds!” (Viva, 22/10). Perjalanan Wirtz sejak datang ke Anfield memang tak mudah. Ia harus beradaptasi dengan pressing ketat, tempo cepat, dan ekspektasi fans yang selalu tinggi. Tapi dari tekanan itulah lahir ketangguhan mental yang terlihat di Frankfurt.

Menurut data Opta Sports, pergerakannya di zona sepertiga akhir lapangan meningkat 30% dalam tiga laga terakhir   tanda ia mulai memahami sistem Slot. Ia kini lebih aktif dalam build-up dan menjadi penghubung utama dari lini tengah ke depan (ANTARA, 22/10).

Mantan bosnya di Leverkusen, Rudi Völler, ikut berkomentar. “Florian kini bermain seperti yang saya tahu   dengan kepala dingin dan keberanian tinggi. Dia pemain yang bisa menggantikan Thiago dalam jangka panjang,” ujar Völler dalam wawancaranya dengan Bild.Kemenangan atas Frankfurt membawa Liverpool memuncaki Grup D dengan enam poin dari tiga laga. Posisi ini memberi mereka keuntungan besar sebelum menghadapi Brentford di Premier League akhir pekan nanti.

Slot tak ingin timnya larut dalam euforia. “Kami belum apa-apa kalau tidak konsisten. Florian memberi contoh penting: jawaban terhadap kritik bukan dengan kata-kata, tapi dengan permainan,” katanya di situs resmi klub (Kompas, 23/10).

Wirtz kemungkinan besar kembali starter di laga berikutnya. Baginya, dua assist di Frankfurt hanyalah permulaan. Di balik sorotan publik, ia kini mulai terlihat seperti pemain yang benar-benar memahami arti mengenakan seragam merah Liverpool.

Malam di Frankfurt menandai titik balik perjalanan seorang pemain muda yang sempat diragukan. Florian Wirtz bukan hanya mematahkan paceklik panjang, tapi juga menyalakan kembali semangat Liverpool. Dalam sepak bola, satu malam bisa mengubah segalanya. Dan bagi Wirtz, Kamis dini hari di Jerman itu menjadi bukti bahwa bakat besar tidak pernah hilang   hanya menunggu waktu untuk kembali bersinar.