11.12.2025
Waktu membaca: 4 menit

Villarreal Tersungkur 2–3 dari FC Copenhagen, Kans di Liga Champions Habis

Villarreal Tersungkur 2–3 dari FC Copenhagen, Kans di Liga Champions Habis

Villarreal – Villarreal gagal memanfaatkan status tuan rumah dan harus menyerah 2–3 dari FC Copenhagen pada laga fase liga Liga Champions di Estadio de la Cerámica, Rabu (10/12) malam waktu setempat. Menurut Reuters, Mohamed Elyounoussi, Elias Achouri, dan Andreas Cornelius menjadi penentu kemenangan wakil Denmark, sementara gol tuan rumah dicetak Santi Comesaña dan Tani Oluwaseyi.

Gol Super Cepat Elyounoussi, Villarreal Dua Kali Bangkit tapi Runtuh di Menit 90

Bahkan sebelum kick-off, laga ini sudah diwarnai kejadian unik. Harian Jerman Bild dan Aftonbladet dari Swedia melaporkan, alih-alih anthem resmi Liga Champions, justru lagu Liga Europa yang diputar di stadion. Para pemain sempat kebingungan, beberapa seperti Buchanan, Renato Veiga, dan Santi terlihat tertawa, sementara suporter Villarreal menanggapinya dengan siulan protes.

Begitu pertandingan dimulai, Copenhagen langsung “mencuri” suasana. SoccerNews dan Reuters menulis, baru berjalan sekitar 71 detik, Elyounoussi sudah membawa tim tamu unggul 1–0 dengan voli pertama waktu meneruskan umpan silang dari sisi kiri, membuat Estadio de la Cerámica terdiam. Gol cepat itu membuat Villarreal harus mengejar sejak awal dan memaksa mereka bermain lebih terbuka.

Tertinggal satu gol hingga jeda, Villarreal bereaksi di awal babak kedua. Menurut laporan Cadena SER, Santi Comesaña menyamakan kedudukan 1–1 setelah memanfaatkan kemelut di depan gawang Copenhagen. Namun euforia itu hanya bertahan sekejap. Reuters dan media Spanyol AS mencatat, hampir langsung dari kick-off, Elias Achouri kembali membawa Copenhagen unggul 2–1 lewat penyelesaian cepat hasil kombinasi rapi dari sisi kanan.

Villarreal belum menyerah. Tekanan dari sayap dan second line akhirnya berbuah hasil ketika Tani Oluwaseyi menyamakan skor menjadi 2–2, seperti dirangkum oleh Cadena SER dalam laporan pertandingan mereka. Pada fase ini, permainan berjalan terbuka: Villarreal mengejar kemenangan pertama mereka di Liga Champions musim ini, sementara Copenhagen sadar tiga poin akan sangat berharga dalam perebutan posisi 24 besar.

Namun, seperti beberapa laga Eropa Villarreal sebelumnya, detail di akhir pertandingan kembali menghukum mereka. Menurut Reuters dan Aftonbladet, pada menit ke-90 Andreas Cornelius berada di posisi tepat untuk menyambar bola muntah di kotak penalti dan menutup laga dengan skor 3–2 untuk Copenhagen. Estadio de la Cerámica yang sempat bergemuruh setelah gol Oluwaseyi langsung terdiam, dan kekalahan dramatis itu praktis mengakhiri petualangan Eropa “Kapal Selam Kuning” musim ini.

Copenhagen Jaga Asa 24 Besar, Villarreal Resmi Tersingkir Meski Moncer di LaLiga

Secara klasemen, dampak laga ini sangat kontras bagi kedua tim. Reuters menjelaskan bahwa kemenangan di Spanyol membuat Copenhagen kini mengoleksi tujuh poin dan naik ke peringkat 23 fase liga, tetap berada dalam jalur persaingan untuk menembus 24 besar yang memberi tiket ke babak gugur (langsung atau lewat play-off dalam format baru Liga Champions).

Di sisi lain, Villarreal justru terpuruk. Media Spanyol AS menulis, hasil 2–3 ini membuat Villarreal dipastikan tersingkir dari Liga Champions dengan dua laga tersisa, setelah hanya meraih satu hasil imbang dan lima kekalahan dalam enam pertandingan fase liga. Cadena SER menegaskan, kekalahan dari Copenhagen menjadi ringkasan sempurna dari kampanye Eropa mereka: start buruk, kebobolan cepat, dua kali bangkit, tetapi pada akhirnya selalu kehilangan fokus di momen-momen krusial.

Yang membuat situasi semakin pahit, performa domestik Villarreal justru sangat baik. Reuters mengingatkan bahwa tim asuhan Marcelino García Toral saat ini bercokol di posisi tiga besar LaLiga, tetapi sama sekali tidak mampu mentransfer konsistensi itu ke pentas Eropa. Dalam komentar yang dikutip AS, Marcelino menyalahkan “detail-detail kecil” dan kualitas lawan di level Liga Champions, serta menyinggung beratnya kekalahan sebelumnya melawan Pafos yang menggerus kepercayaan diri tim.

Bagi Copenhagen, sebaliknya, kemenangan ini adalah kelanjutan dari kebangkitan mereka. SoccerNews mencatat, klub Denmark tersebut sempat melewati empat laga pertama fase liga tanpa kemenangan, sebelum kemudian menang beruntun Kairat Almaty dan Villarreal untuk menjaga peluang lolos. Dengan jadwal berat di Januari—menjamu Napoli lalu tandang ke Barcelona seperti diulas Sports Mole—tiga poin di Spanyol ini dipandang sebagai modal psikologis yang sangat besar.

Pada akhirnya, malam di Estadio de la Cerámica ini akan dikenang dengan dua hal: kesalahan pemutaran anthem yang memalukan, dan gol menit ke-90 Cornelius yang mengirim Copenhagen tetap hidup di jalur 24 besar sekaligus memadamkan mimpi Liga Champions Villarreal jauh sebelum fase liga berakhir.