11.12.2025
Waktu membaca: 4 menit

Dortmund Gagal Manfaatkan Dominasi, Ditahan Bodo/Glimt 2–2 di Signal Iduna Park

Dortmund Gagal Manfaatkan Dominasi, Ditahan Bodo/Glimt 2–2 di Signal Iduna Park

Dortmund – Borussia Dortmund kehilangan dua poin penting di kandang sendiri setelah hanya bermain imbang 2–2 melawan Bodo/Glimt pada laga fase liga Liga Champions di Signal Iduna Park, Rabu (10/12) malam waktu setempat. Menurut Reuters, Julian Brandt mencetak dua gol dan membawa Dortmund unggul dua kali, namun wakil Norwegia mampu menyamakan kedudukan lewat Haitam Aleesami dan Jens Petter Hauge.

Brandt Brace Tak Cukup, Dortmund Buang Banyak Peluang

Dortmund memulai pertandingan dengan intensitas tinggi dan langsung menekan pertahanan Bodo/Glimt. Seperti dilaporkan Reuters, gol pertama tuan rumah lahir pada menit ke-18 ketika Brandt memotong back-pass buruk Haitam Aleesami, menggiring bola ke kotak penalti, lalu menaklukkan kiper Nikita Haikin dengan penyelesaian klinis.

Alih-alih runtuh, Bodo/Glimt justru perlahan menemukan ritme. Mereka memanfaatkan celah di sisi sayap dan beberapa kali menguji lini belakang Dortmund lewat umpan silang dan tembakan jarak menengah. Menjelang turun minum, Aleesami menebus kesalahan. Masih menurut Reuters, bek kiri Norwegia itu menyambar bola hasil skema bola mati dengan tandukan ke tiang jauh pada menit ke-42, membuat skor imbang 1–1 ketika kedua tim masuk ruang ganti.

Babak kedua kembali dibuka dengan dominasi Dortmund. Tekanan bertubi-tubi akhirnya berbuah gol kedua di menit ke-51. Reuters menulis, sepakan pemain Dortmund dari dalam kotak penalti ditepis Haikin, namun bola muntah langsung disambar Brandt yang datang dari lini kedua untuk mencetak brace dan mengembalikan keunggulan bagi BVB.

Secara statistik, Dortmund tampil sangat dominan. Reuters mencatat BVB melepaskan 22 tembakan dan menguasai bola dalam porsi besar, tetapi finishing yang tidak efektif plus penampilan solid Haikin membuat keunggulan tak kunjung aman. Laporan Sportytrader dan ESPN menunjukkan shot map yang didominasi warna kuning-hitam di area kotak penalti Bodo/Glimt, tetapi banyak peluang berakhir melebar atau tepat ke arah kiper.

Kegagalan mengkonversi peluang akhirnya dibayar mahal. Sekitar 15 menit jelang bubar, Bodo/Glimt menyamakan skor lagi. Menurut Reuters, serangan rapi dari sisi kanan berujung pada umpan yang sampai ke Jens Petter Hauge, dan mantan pemain AC Milan itu menuntaskannya dengan tembakan akurat untuk menjadikan skor 2–2 pada menit ke-75.

Situs fans Fear the Wall menilai bahwa setelah unggul 2–1, Dortmund tampak menurunkan urgensi dan terlalu pasif, sementara kontribusi beberapa pemain pengganti dianggap di standar sehingga Bodo/Glimt terlalu mudah membangun serangan balasan. Hingga peluit akhir, dominasi BVB tidak lagi menghasilkan gol tambahan dan laga berakhir dengan kekecewaan di kubu tuan rumah.

Bodo/Glimt Tangguh di Musim Debut, Schlotterbeck Ledek Rekan Setim

Dari sisi klasemen, hasil ini terasa pahit bagi Dortmund. Reuters mencatat BVB kini duduk di posisi ke-10 fase liga dengan 11 poin dari enam pertandingan, padahal kemenangan di laga ini bisa mengangkat mereka naik hingga ke zona delapan besar yang memberi tiket langsung ke babak 16 besar. SoccerNews menambahkan bahwa Dortmund “kehilangan kesempatan emas” untuk kembali ke jalur unggulan akibat kegagalan menutup pertandingan yang sudah mereka kontrol.

Sebaliknya, bagi Bodo/Glimt, satu poin di Signal Iduna Park adalah capaian penting lain dalam musim debut mereka di Liga Champions. Reuters menyebut klub asal Norwegia ini kini mengoleksi tiga poin dari tiga hasil imbang dan menempati posisi ke-32, masih tanpa kemenangan tetapi menunjukkan tren performa yang kompetitif di level tertinggi Eropa. Sebelumnya, sebagaimana dilaporkan Flashscore dan FromTheSpot, mereka juga bangkit dari ketertinggalan dua gol untuk memaksakan skor 2–2 di kandang Slavia Praha dan meraih poin pertama di kompetisi ini.

Namun sorotan terbesar justru mengarah pada reaksi internal Dortmund. Harian Jerman Die Welt menulis, bek Nico Schlotterbeck secara terbuka mengkritik beberapa pemain pengganti seusai laga, menuduh mereka “kurang menunjukkan keseriusan dan intensitas” di momen-momen akhir pertandingan. Dalam laporan yang sama disebutkan bahwa pelatih Niko Kovač memberikan “standpauke” keras di ruang ganti, sementara direktur olahraga Sebastian Kehl memperingatkan soal sikap overconfidence yang bisa menghancurkan ambisi klub di Eropa.

Media fans Fear the Wall juga menyoroti keputusan pergantian pemain Kovač yang dinilai justru menurunkan kontrol dan intensitas pressing, sehingga Bodo/Glimt punya ruang lebih besar untuk menekan balik. Fabio Silva dipuji berkat satu assist dan kerja tanpa bola yang baik, sementara beberapa nama lain dinilai tidak mampu menjaga level energi tim.

Dengan jadwal fase liga yang masih menyisakan partai berat melawan Tottenham Hotspur dan Inter Milan pada Januari, seperti diingatkan AS dalam laporan prapertandingan, Dortmund tidak punya banyak ruang untuk kembali terpeleset jika ingin menembus top-8. Di sisi lain, Bodo/Glimt kembali menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar penggembira: organisasi permainan solid, mentalitas pantang menyerah, dan efektivitas di momen-momen krusial membuat mereka menjadi lawan yang merepotkan bagi tim mana pun, bahkan di salah satu stadion paling berisik di Eropa.