10.12.2025
Waktu membaca: 5 menit

Hasil Pertandingan Liga Champions Inter Milan vs Liverpool: Penalti Telat Szoboszlai Putuskan Rekor San Siro

Hasil Pertandingan Liga Champions Inter Milan vs Liverpool: Penalti Telat Szoboszlai Putuskan Rekor San Siro

Liverpool mencuri kemenangan 1–0 di markas Inter Milan pada laga fase liga Liga Champions 2025/26 di San Siro, Rabu (10/12) dini hari WIB. Gol semata wayang lahir dari penalti Dominik Szoboszlai pada menit ke-88, setelah intervensi VAR yang menilai Alessandro Bastoni menarik jersey Florian Wirtz di kotak penalti.

Bagi Inter, ini adalah kekalahan kandang pertama di kompetisi Eropa sejak September 2022. Bagi Liverpool, kemenangan ini datang di tengah situasi internal panas menyusul absennya Mohamed Salah dari skuad akibat konflik dengan pelatih Arne Slot.

Momen Penentu Szoboszlai di Menit ke-88

Sejak awal, laga berjalan ketat dan penuh duel fisik. Sky Sports menggambarkan pertandingan sebagai “malam penuh VAR” di San Siro, dengan beberapa keputusan penting yang mengubah arah laga.

Inter mendapat pukulan lebih dulu ketika dua pilar mereka, Hakan Çalhanoglu dan Francesco Acerbi, harus ditarik keluar karena cedera di babak pertama. Perubahan ini memaksa Simone Inzaghi mengutak-atik struktur lini tengah dan pertahanan lebih cepat dari rencana. Meski demikian, menurut laporan The Guardian, Inter tetap mampu menjaga organisasi dan hanya memberi sedikit ruang kepada lini depan Liverpool.

Liverpool sejatinya sempat merayakan gol lebih dulu. Ibrahima Konaté menyambar bola liar di depan gawang dan menceploskannya ke gawang Yann Sommer, namun setelah pemeriksaan panjang di monitor, VAR menganulir gol karena bola lebih dulu menyentuh lengan Hugo Ekitike dalam duel udara dengan Virgil van Dijk. Keputusan ini menuai kritik dari banyak pengamat, termasuk Rio Ferdinand yang menyebutnya “sangat keras” untuk kubu Liverpool.

Secara umum, babak pertama berjalan tertutup. Al Jazeera dan The Guardian menilai kedua tim lebih berhati-hati, dengan Inter mengandalkan kombinasi Lautaro Martínez–Marcus Thuram dan Liverpool mengandalkan pergerakan Alexander Isak serta Hugo Ekitike di lini depan. Alisson hanya sekali benar-benar diuji, sementara Sommer melakukan beberapa penyelamatan standar di sisi lain.

Perubahan ritme terjadi selepas menit ke-70 ketika Slot memasukkan Conor Bradley dan Florian Wirtz. Reuters mencatat bahwa duo pengganti ini langsung memberi energi baru: Bradley agresif mengisi sisi kanan, sementara Wirtz beberapa kali menusuk ke half-space dan mencari celah di antara bek Inter.

Puncak drama datang pada menit ke-88. Sebuah umpan silang ke kotak penalti Inter diikuti duel Wirtz dengan Bastoni. Wasit Felix Zwayer awalnya membiarkan permainan, namun setelah tinjauan VAR, tayangan ulang menunjukkan Bastoni menarik jersey Wirtz. Keputusan diubah menjadi penalti untuk Liverpool.

Szoboszlai maju sebagai eksekutor. Gelandang Hungaria itu menempatkan bola ke sudut gawang, tak mampu dijangkau Sommer, dan membawa Liverpool unggul 1–0 di detik-detik akhir. “Dom to the rescue again,” demikian judul ulasan Liverpool Offside yang menyoroti ketenangan Szoboszlai di momen-momen besar Liga Champions musim ini.

Inter mencoba merespons di sisa waktu, namun Liverpool bertahan rapat dengan blok rendah yang disiplin. Guardian menyebut gaya bertahan ini mengingatkan pada “klasik kemenangan tandang Eropa” di mana The Reds nyaman menderita tanpa bola dan menutup ruang di area kotak penalti.

Dominasi angka di lapangan sebenarnya relatif seimbang. Data ESPN untuk laga ini merekam distribusi statistik sebagai berikut:

Statistik Inter Milan Liverpool
Penguasaan bola 50% 50%
Tembakan 9 12
Tembakan tepat sasaran 2 5
Kartu kuning 3 2
Sepak pojok 6 3
Penyelamatan kiper 4 2

Angka ini menegaskan gambaran dari UEFA dan Sky Sports: Inter tidak kalah jauh dalam volume serangan, namun Liverpool lebih klinis dalam mengarahkan tembakan ke gawang, dan pada akhirnya menang karena memanfaatkan dua momen VAR dengan cara yang berlawanan—satu gol dianulir, satu penalti dimaksimalkan.

Liverpool Naik ke Delapan Besar, Rekor Kandang Inter Terputus

Secara klasemen, kemenangan di San Siro ini bernilai besar. Reuters menulis bahwa tiga poin mengangkat Liverpool ke posisi kedelapan di tabel liga fase dengan 12 poin dari enam laga (4 menang, 0 imbang, 2 kalah). Inter, yang memiliki catatan sama 4 menang dan 2 kalah, tetap berada di Liverpool di urutan kelima berkat selisih gol yang lebih baik (+8 vs +3).

Dalam format Liga Champions baru, delapan tim teratas langsung lolos ke babak 16 besar, sementara peringkat 9–24 harus melalui play-off dua leg. Dengan sama-sama mengemas 12 poin, baik Inter maupun Liverpool berada di zona yang relatif aman, namun Guardian mengingatkan bahwa persaingan di papan sangat ketat; satu hasil buruk pada matchday terakhir bisa menjatuhkan tim beberapa posisi sekaligus.

Konteks internal Liverpool membuat kemenangan ini terasa lebih besar dari sekadar angka. Guardian menyoroti bahwa Slot sengaja meninggalkan Salah di luar skuad setelah wawancara kontroversial sang bintang pada akhir pekan. Tanpa ikon utama dan dengan bangku cadangan yang relatif tipis di lini depan, kemenangan disiplin 1–0 di San Siro dianggap sebagai bentuk “pembenaran otoritas” Slot di mata publik dan ruang ganti.

Di kubu Inter, kekalahan ini memutus rekor 18 laga tak terkalahkan di kandang pada kompetisi Eropa. Namun Manuel Akanji menilai dalam wawancara dengan InterTV bahwa tim masih bisa mengambil hal positif dari organisasi bertahan yang cukup baik dan minimnya peluang bersih yang diberikan kepada Liverpool dari open play.

Secara naratif, malam di San Siro merangkum banyak lapisan: drama VAR, isu internal Salah vs Slot, rekor kandang Inter yang patah, serta lahirnya pahlawan baru Liverpool di Eropa lewat kaki Dominik Szoboszlai. Untuk Inter, ini menjadi pengingat bahwa di level Liga Champions, satu tarikan jersey yang terekam kamera dapat menghapus kerja keras selama hampir 90 menit. Untuk Liverpool, ini adalah kemenangan tandang yang terasa jauh lebih besar dari skor 1–0 yang tercetak di papan skor.