10.12.2025
Waktu membaca: 4 menit

Hasil Pertandingan Liga Champions AS Monaco vs Galatasaray: Balogun Antar Kemenangan Tipis di Stade Louis-II

Hasil Pertandingan Liga Champions AS Monaco vs Galatasaray: Balogun Antar Kemenangan Tipis di Stade Louis-II

AS Monaco meraih kemenangan penting 1–0 Galatasaray pada matchday keenam fase liga Liga Champions 2025/26 di Stade Louis-II, Selasa (9/12) malam waktu setempat. Gol semata wayang Folarin Balogun pada menit ke-68 menjadi pembeda dalam laga yang diwarnai penalti gagal Denis Zakaria dan cedera kiper utama Galatasaray, Ugurcan Cakir.

Reuters mencatat bahwa hasil ini memperpanjang rekor tak terkalahkan Monaco di Liga Champions menjadi lima laga dan membuat kedua tim sama-sama mengoleksi sembilan poin setelah enam pertandingan.

Drama Penalti Cakir, Gol Balogun, dan Momen Kunci di Stade Louis-II

Galatasaray memulai laga dengan sangat agresif. Menurut Reuters, Ilkay Gundogan sudah mendapat peluang emas di kotak penalti namun gagal memanfaatkan, sementara Baris Alper Yilmaz mengenai tiang gawang dalam tekanan awal tim tamu. Monaco yang bermain di kandang dipaksa lebih banyak bertahan dan mengandalkan transisi cepat di babak pertama.

Setelah turun minum, ritme pertandingan berbalik. OneFootball menulis bahwa Monaco mulai mendominasi babak kedua, menciptakan serangkaian peluang bersih tetapi finishing yang tumpul membuat skor tetap 0–0. Titik balik datang pada menit ke-50 ketika wasit menunjuk titik putih untuk tuan rumah setelah pelanggaran di kotak penalti Galatasaray.

Denis Zakaria maju sebagai eksekutor, tetapi tendangannya dibaca sempurna oleh Ugurcan Cakir. Kiper tim nasional Turki itu, seperti dicatat Reuters, sebelumnya juga melakukan penyelamatan penting upaya Maghnes Akliouche dan Takumi Minamino, menjaga Galatasaray tetap hidup dalam pertandingan.

Ironisnya, hanya beberapa menit kemudian Cakir harus ditarik keluar karena cedera dan digantikan Gunay Guvenc. Masuknya Guvenc mengubah dinamika di mistar, dan Monaco akhirnya menemukan gol yang mereka cari.

Pada menit ke-68, sebuah situasi kemelut di kotak penalti berawal dari percobaan tembakan Thilo Kehrer. Bola liar jatuh di area enam yard dan Folarin Balogun bereaksi paling cepat untuk menyambar bola ke gawang kosong. Harian AS edisi Amerika Serikat menulis bahwa gol tersebut menjadikan Balogun pemain pertama timnas Amerika Serikat yang mampu mencetak gol dalam tiga laga Liga Champions berturut-turut.

Yahoo/Sports Monaco menggambarkan sisa laga sebagai “akhir yang menegangkan”, dengan Galatasaray mencoba menekan lewat umpan-umpan langsung dan kehadiran Victor Osimhen di kotak penalti, tetapi blok rapat duet bek tengah Mohammed Salisu–Thilo Kehrer membuat skor 1–0 tetap bertahan sampai peluit akhir.

Gambaran pertandingan tersebut tercermin jelas dalam statistik ESPN berikut:

Statistik AS Monaco Galatasaray
Penguasaan bola 41,7% 58,3%
Total tembakan 19 13
Tembakan ke gawang 5 2
Sepak pojok 8 3
Kartu kuning 1 2
Penyelamatan kiper 2 4

Meski kalah penguasaan bola, Monaco lebih sering mengancam gawang lawan dan lebih efektif dalam memanfaatkan peluang di sepertiga akhir. Sebaliknya, Galatasaray banyak mengontrol tempo namun kurang tajam dalam penyelesaian dan terlalu bergantung pada momen individual di depan.

Monaco Jaga Tren Positif, Galatasaray Kehilangan Momentum di Klasemen

Kemenangan tipis ini sangat berarti untuk peta persaingan fase liga. Data klasemen di halaman pertandingan ESPN menunjukkan bahwa kedua tim kini sama-sama mengoleksi sembilan poin dari enam laga: Monaco dengan catatan 2 menang, 3 imbang, 1 kalah (selisih gol –1), Galatasaray dengan 3 menang dan 3 kalah (selisih gol 0).

OneFootball mencatat bahwa tambahan tiga poin membawa Monaco naik ke posisi 18 liga fase, tetap berada di dalam koridor 24 besar yang akan memperebutkan tiket babak gugur melalui play-off jika mereka gagal menembus delapan besar. Bagi tim yang sempat terseok di awal kampanye, rangkaian lima laga tanpa kekalahan di Liga Champions—yang disorot Reuters sebagai salah satu modal utama mereka—menunjukkan bahwa skuat Adi Hütter menemukan keseimbangan antara struktur bertahan dan serangan cepat.

Di kubu Galatasaray, kekalahan ini terasa sebagai kesempatan yang terbuang. Dengan penguasaan bola hampir 60 persen dan peluang besar di babak pertama, mereka sebenarnya punya kesempatan untuk mengunci posisi di papan tengah klasemen. Namun, menurut Yahoo Sports, kurangnya ketajaman di depan gawang dan menurunnya intensitas setelah cedera Cakir membuat tim asal Istanbul itu gagal membawa pulang satu pun poin dari Monaco.

Jadwal ke depan juga tidak bersahabat. Reuters mengingatkan bahwa pada laga terakhir fase liga, Monaco harus menghadapi Real Madrid, sementara Galatasaray akan menjamu Atlético Madrid—dua lawan dari level teratas Eropa yang sama-sama sedang memburu posisi aman di delapan besar. Dengan kedua tim sama-sama berada di kelompok sembilan poin, margin kesalahan nyaris tidak ada; satu kekalahan telak bisa membuat posisi di klasemen turun beberapa tingkat karena selisih gol dan head-to-head.

Secara keseluruhan, duel AS Monaco vs Galatasaray ini adalah contoh klasik bagaimana detail kecil mengubah arah kampanye Eropa: satu penalti yang ditepis, satu cedera kiper, satu sontekan jarak dekat Balogun, dan tiba-tiba Monaco yang terlihat tertekan di awal justru keluar dari Stade Louis-II dengan kemenangan serta harapan yang tetap hidup untuk melangkah ke fase gugur Liga Champions.