25.11.2025
Waktu membaca: 5 menit

Tanpa Curry, Draymond, dan Kuminga Warriors Tetap Menang

Tanpa Curry, Draymond, dan Kuminga Warriors Tetap Menang

Warriors turun pincang di laga ini. Stephen Curry diistirahatkan karena masalah lutut (knee management), sementara Draymond Green dan Jonathan Kuminga juga absen karena cedera. Di seberang, Jazz juga sama-sama timpang tanpa Lauri Markkanen, Walker Kessler, dan Jordan Clarkson.

Meski begitu, Warriors-lah yang mampu beradaptasi lebih baik. Mereka menjaga rekor kandang yang sangat dominan Jazz: kemenangan ini menjadi kemenangan kesembilan beruntun Warriors di kandang melawan Jazz sejak Maret 2021.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Mainbasket (@mainbasket)

Schroder Gantikan Curry, Langsung Jadi Pemimpin Skor

Peran Curry sebagai motor serangan diambil alih oleh Dennis Schröder, dan guard Jerman itu menjawab dengan penampilan terbaiknya sejauh berseragam Warriors. Schröder menutup gim dengan 23 poin, memasukkan 5 tripoin, dan resmi mencatat game tertajamnya bersama Warriors musim ini.

Yang bikin ceritanya makin menarik, laporan San Francisco Chronicle menyebut Schröder sempat bikin deg-degan fans Warriors. Ia mengalami momen horor di kuarter ketiga saat mendarat canggung setelah drive ke ring dan memegangi kakinya, sebelum akhirnya kembali bermain dan menyelesaikan laga sebagai top scorer tim. Pelatih Steve Kerr bahkan menyebut Schröder sebagai “iron man” karena mental dan daya tahannya.

Dari bangku cadangan, Brandin Podziemski tampil all-around dengan 20 poin, 7 rebound, dan 6 assist. Catatan Warriors.com menulis ini merupakan game kedua Podziemski dengan 20+ poin musim ini, sekaligus menegaskan perannya sebagai salah satu pemain muda paling penting di rotasi Kerr.

Wiggins, Moody, dan Looney Lengkapi Dukungan

Schröder dan Podziemski bukan satu-satunya yang bersinar. Andrew Wiggins ikut menjaga beban skor dengan 19 poin, plus beberapa blok dan tripoin penting di momen krusial.

Moses Moody juga kembali memberi impact besar sebagai starter. Ia menyumbang 15 poin dan menjadi pemain yang memasukkan tripoin kunci di kuarter keempat ketika Jazz sempat memangkas jarak jadi satu poin (100–99). Setelah tripoin Moody itu, momentum kembali ke tangan Warriors dan Jazz tak pernah benar-benar bisa mendekat lagi.

Di area paint, Kevon Looney menjalankan peran klasiknya: kerja kotor, screen, dan rebound. Ia mengemas 11 rebound (5 offensive, 6 defensive) dan membantu Warriors unggul total 47–39 di papan kaca.

Sexton 30 Poin… tapi Tetap Kalah

Di sisi Jazz, Collin Sexton sebenarnya tampil luar biasa. Guard eksplosif tersebut mencetak 30 poin dengan akurasi sangat efisien: 12/19 tembakan dan 4/6 tripoin.

Ia mendapat bantuan dari Micah Potter (13 poin), Drew Eubanks (13 poin), serta Keyonte George dan Isaiah Collier yang sama-sama menyentuh dua digit assist dan poin. Namun secara keseluruhan, absennya Markkanen sebagai first option dan Kessler sebagai pelindung ring membuat Jazz kekurangan “taring” di kedua sisi lapangan.

Kekalahan ini memperpanjang catatan buruk Jazz menjadi tujuh kekalahan beruntun dan 10 kekalahan dalam 11 laga terakhir, dengan rekor jatuh ke 10–35. Istilah “tim yang terpuruk” buat Jazz di laga ini benar-benar tercermin dari data.

Jika hanya melihat angka akurasi, fans awam mungkin akan mengira Jazz yang menang. Data ESPN mencatat:

  • Jazz menembak 51,3% FG (39/76)
  • Warriors cuma 39,1% FG (36/92)

Namun, ada dua faktor besar yang membalikkan cerita:

  1. Tripoin Warriors Jauh Lebih Banyak
    • Warriors: 17/49 tripoin (34,7%)
    • Jazz: 8/26 tripoin (30,8%)
      Selisih 9 tripoin (= 27 poin) dari garis tiga ini menghapus keunggulan efisiensi dua angka milik Jazz.
  1. Turnover dan Poin dari Kesalahan
    • Jazz mencatat 15 turnover,
    • Warriors hanya 9 turnover.
      GVWire menulis Warriors menghasilkan 26 poin dari turnover Jazz, sesuatu yang sangat krusial ketika ofensif set play mereka sendiri kadang tersendat tanpa Curry.

Jadi meskipun Jazz menembak lebih bersih, Warriors menang di “detail kecil” yang sebenarnya besar: jumlah percobaan tembakan (92 vs 76), tripoin, dan poin dari turnover.

Meledak di Kuarter Kedua, Tahan Gempuran di Kuarter Empat

Pertandingan sendiri berjalan naik-turun. Kuarter pertama berakhir imbang 27–27, dengan kedua tim saling balas serangan dan mencoba mencari ritme.

Perbedaan mulai tampak di kuarter kedua. Warriors menyalakan mesin offense mereka dan unggul 35–24 di periode ini, sehingga menutup babak pertama dengan keunggulan 62–51. Schroder, Wiggins, dan Podziemski bergantian memasukkan tripoin dan midrange, didukung pergerakan bola khas sistem Kerr.

Di kuarter ketiga, Jazz mulai bangkit dengan mencetak 32 poin dan memangkas jarak, tetapi Warriors masih mampu menjaga keunggulan berkat respon cepat dari second unit dan beberapa momen penting dari Gui Santos serta Quinten Post. Skor memasuki kuarter empat adalah 92–83 untuk Warriors.

Drama terbesar terjadi di awal kuarter terakhir. Dengan energi sisa back-to-back, Jazz melakukan run 13–3 dan sempat mendekat jadi 99–100 lewat aksi Brice Sensabaugh. Pada momen itu, momentum tampak berbalik ke tim tamu.

Namun, seperti yang ditulis Reuters, Moses Moody muncul sebagai pahlawan sunyi. Tripoin-nya di sisi kanan mengubah skor jadi 103–99 dan mematahkan laju comeback Jazz. Setelah itu, Warriors perlahan memperlebar jarak lagi melalui free throw dan eksekusi set play rapi, menutup laga di angka 114–103.

Menang Meski FG < 40%: Tren Buruk yang Akhirnya Putus

Satu detail menarik lain datang dari catatan lokal media Bay Area. San Francisco Chronicle menulis bahwa kemenangan ini memutus tren 21 kekalahan beruntun Warriors ketika mereka menembak di 40% dari lapangan. Biasanya, kalau akurasi segitu jelek, Warriors hampir pasti kalah—tapi kali ini tidak.

Kombinasi tripoin, rebound, dan poin dari turnover membuat Warriors “menang gaya baru”: tidak lagi mengandalkan efisiensi gila Curry, tapi lebih ke kedalaman skuad dan peran besar para role player seperti Schröder, Podziemski, Moody, Wiggins, Looney, bahkan Gui Santos.

Secara klasemen, kemenangan ini membawa Warriors kembali ke rekor seimbang 23–23 dan menjaga mereka tetap bersaing di papan tengah Wilayah Barat, sambil menunggu kondisi Curry dan para veteran benar-benar bugar.

Bagi Jazz, kekalahan ke-7 beruntun ini menegaskan bahwa mereka sedang berada di fase murni rebuilding. Dengan rekor 10–35, posisi mereka tertahan di dasar klasemen Barat dan lebih dekat ke zona lotere draft ketimbang persaingan play-in.