13.11.2025
Waktu membaca: 3 menit

Duel Rekor 55 Poin NBA : Jokic Susul Catatan Fantastis SGA

Duel Rekor 55 Poin NBA : Jokic Susul Catatan Fantastis SGA

Nikola Jokic menggebrak NBA dengan torehan 55 poin saat membawa Denver Nuggets menang 130–116 LA Clippers, sebuah penampilan yang bukan hanya jadi season-high bagi Jokic, tetapi juga menyamai rekor poin tertinggi NBA musim ini yang lebih dulu ditorehkan Shai Gilgeous-Alexander. (Reuters, 13/11)

Ledakan 55 Poin Nikola Jokic

Dalam laga di Inglewood itu, Jokic tampil hampir tanpa cela: ia mencetak 25 poin hanya di kuarter pertama, menutup malam dengan 55 poin, 12 rebound, dan 6 assist sambil menembak 18/23 dari lapangan dan 5/6 dari tripoin – efisiensi yang benar-benar tak wajar untuk big man. Secara keseluruhan, Nuggets mengontrol permainan dan memaksa Clippers mengejar sejak awal, dengan boxscore resmi mencatat dominasi Jokic di hampir semua kategori utama, termasuk akurasi tembakan yang jauh di rata-rata pertandingan musim reguler. (FOX Sports, 12/11)

Kemenangan ini sekaligus memperpanjang rentetan kemenangan Nuggets menjadi enam laga beruntun, mengirim pesan keras bahwa sang juara masih sangat berbahaya ketika Jokic “mengaktifkan mode dewa” seperti di pertandingan ini. (Reuters, 13/11)

 

View this post on Instagram

 

A post shared by District (@nbadistrict)

Jejak 55 Poin Shai Gilgeous-Alexander

Rekor 55 poin NBA musim ini sebelumnya dipegang sendirian oleh Shai Gilgeous-Alexander, yang pada 23 Oktober 2025 mencetak 55 poin untuk membawa Oklahoma City Thunder menang 141–135 Indiana Pacers dalam laga dramatis double overtime. (ESPN, 23/10) Dalam pertandingan yang merupakan ulangan Final NBA musim sebelumnya itu, SGA menutup malam dengan 15/31 tembakan dan 23/26 free throw, sekaligus mencatatkan career-high dan menjadi game 50+ poin kelimanya, menyamai rekor Russell Westbrook sebagai pemain Thunder dengan laga 50+ terbanyak. (Reuters, 24/10)

Media lain menegaskan bahwa 55 poin SGA itu langsung menjadi salah satu penampilan individu paling mencolok di awal musim 2025–26, membuka diskusi bahwa ia kembali jadi kandidat utama MVP setelah membawa Thunder juara musim sebelumnya. (Yahoo Sports, 23/10) Boxscore lengkap laga tersebut menunjukkan betapa berat beban yang diemban SGA: selain 55 poin, ia jadi motor utama serangan Thunder sepanjang dua kali overtime dalam kemenangan 141–135 yang sangat menguras fisik kedua tim. (Times of India, 23/10)

 

 

View this post on Instagram

 

A post shared by NBA Canada (@nbacanada)

Duel Rekor: Big Man Serba Bisa vs Scoring Guard Tajam

Reuters menulis jka melihat gaya bermain, 55 poin Jokic dan 55 poin SGA datang dari dua jalur berbeda: Jokic, seorang center playmaker, mencetak angka lewat kombinasi post-up, pick-and-pop, tripoin, dan floater, sementara SGA lebih banyak menyerang dari penetrasi, mid-range, dan free throw. SGA dalam laga melawan Pacers banyak hidup dari garis free throw dengan 23/26 FT, menunjukkan betapa sulitnya ia dihentikan tanpa melakukan pelanggaran, sedangkan Jokic di laga kontra Clippers mendikte ritme lewat efisiensi tembakan dari segala sudut dan kemampuan membaca double-team.

Dua laga 55 poin ini memperkuat narasi bahwa musim 2025–26 kembali akan dipenuhi duel seru di papan antara Jokic dan SGA dalam perlombaan MVP, mengingat keduanya sudah menggenggam status MVP di musim-musim sebelumnya dan kini sama-sama memimpin tim favorit juara. (ESPN, 23/10) (Reuters, 24/10)

Media dan fans kini punya narasi sederhana namun seksi: “siapa punya 55 terbaik musim ini?” SGA dengan konteks double overtime di laga keras melawan Pacers, atau Jokic yang menghabisi Clippers dengan efisiensi brutal dalam waktu normal. Untuk sementara, puncak daftar poin terbanyak satu gim NBA musim ini ditempati bersama oleh Jokic dan SGA dengan 55 poin, tetapi dengan tren skor tinggi dan pace cepat di era modern, bukan tidak mungkin angka ini akan kembali dipecahkan sebelum musim berakhir. 

Yang jelas, baik bagi penggemar Nuggets maupun Thunder – dan fans NBA netral – dua ledakan 55 poin ini sudah cukup untuk menjadi bahan highlight, debat, dan konten sepanjang musim: big man serba bisa vs guard lincah yang tak terhentikan, keduanya sama-sama menulis sejarah dengan cara masing-masing. (Reuters, 24/10)