06.11.2025
Waktu membaca: 3 menit

Barcelona Diselamatkan Harga Dirinya oleh VAR

Barcelona Diselamatkan Harga Dirinya oleh VAR

Jan Breydel Stadion, Rabu malam, 5 November 2025 (Kamis dini hari WIB), Barcelona pulang dengan satu poin setelah bermain 3–3 melawan Club Brugge sebuah hasil yang terasa seperti “napas tambahan” berkat intervensi VAR di detik-detik akhir. Dalam momen krusial injury time, gol Romeo Vermant yang sempat membuat publik Bruges bersorak akhirnya dianulir usai peninjauan video karena pelanggaran pada kiper Barça. Keputusan itu menutup laga tetap imbang dan, suka atau tidak, turut menyelamatkan marwah Blaugrana yang sepanjang malam rapuh di belakang.

90 Menit yang Bergejolak

Brugge membuka keunggulan cepat, permainan Barcelona merespons, lalu kebobolan lagi ritme roller coaster yang bertahan sampai peluit akhir. Ferran Torres menyamakan kedudukan usai tertinggal, Lamine Yamal menonjol dengan aksi solo khasnya, dan sebuah gol bunuh diri dari kubu tuan rumah memastikan skor 3–3. Tiga kali tertinggal, tiga kali mengejar: bukan cermin tim yang stabil, tetapi bukti bahwa kualitas individual Barca masih bisa menambal celah kolektif untuk sementara waktu.

Di balik drama enam gol, ada sederet detail yang menggambarkan betapa terbukanya laga ini: tembakan membentur mistar, peluang terbuang, hingga penyelamatan penting dari Wojciech Szczesny. Namun puncak dramanya terjadi ketika Brugge tampak menemukan “pembunuh” di menit akhir lewat Vermant hanya untuk ditarik kembali oleh VAR karena pelanggaran pada penjaga gawang. Keputusan itu jadi garis pemisah antara kekalahan yang menyakitkan dan satu poin yang masih menjaga muka.

VAR Mempotret Gol Vermant Offside

Barcelona sepanjang laga sering kedodoran secara struktural: jarak antar lini melebar, perlindungan transisi lambat, koordinasi bek tengah–bek sayap goyah. Dalam keadaan seperti itu, biasanya “nama besar” tak cukup. Yang menyelamatkan justru prosedur VAR yang menegakkan pelanggaran di kotak penalti kecil dan menihilkan euforia tuan rumah. Ironi yang manis-pahit: bukan sistem pressing, bukan block bertahan yang rapat, melainkan koreksi video yang menjaga Barcelona dari kekalahan.

Apakah keputusan itu benar? Berdasarkan laporan lapangan, wasit menilai adanya kontak yang mengganggu kiper dalam duel udara sebelum bola disambar menjadi gol. Jika standar perlindungan kiper diterapkan tegas, maka keputusan menganulir bisa dipahami. Dalam atmosfer Eropa yang kian menuntut konsistensi, momen ini menunjukkan peran VAR sebagai penyeimbang: mengurangi “ketidakadilan” mikro yang bisa mengubah arah musim.

Yamal Masih Jadi Wonderkid

Di sisi lain, malam ini kembali mempertegas satu hal: Lamine Yamal adalah solusi kreatif paling tajam Barça saat ini. Golnya bukan hanya angka di papan skor, tetapi katalis mental untuk bangkit. Namun ketergantungan pada kilat individu berulang kali menutupi problem akarnya: organisasi tanpa bola dan kontrol ritme. Narasi “Barcelona membaik” belum layak ditulis sebelum aspek ini dibenahi apalagi menjelang sisa laga fase liga UCL yang menuntut kestabilan, bukan sekadar momen brilian. Dalam format fase liga Liga Champions edisi baru, satu poin di tandang tidak pernah buruk. Tapi cara mendapatkannya membuat ruang evaluasi makin besar. Statistik dan kronologi pertandingan menunjukkan Barcelona terlalu sering bereaksi daripada mengendalikan. Anda tidak bisa terus-menerus mengandalkan VAR atau momen kejeniusan seorang remaja untuk mengamankan reputasi di Eropa. Cepat atau lambat, hukum rata-rata akan menagih.

“Diselamatkan harga dirinya oleh VAR” bukan sekadar provokasi judul. Itu cermin realitas malam ini: ketika struktur belum solid, keberuntungan dan teknologi menjadi pagar terakhir. Barcelona butuh lebih dari sekadar sorotan highlight mereka butuh fondasi. Jika tidak, momen-momen seperti di Bruges akan berubah dari pelarian menjadi pengingat menyakitkan bahwa standar lama belum kembali.

Catatan fakta utama: skor akhir 3–3; gol Brugge di masa tambahan waktu oleh Romeo Vermant dianulir karena pelanggaran pada kiper setelah tinjauan VAR; performa menonjol Lamine Yamal dalam kebangkitan Barcelona.