04.11.2025
Waktu membaca: 3 menit

Masa Depan Roster Dota 2 OG Semakin Suram

N0tail of OG

Setelah melewati rangkaian percobaan roster yang tak kunjung menemui titik terang, tim Dota 2 OG akhirnya dibubarkan total dan kini memunculkan kekhawatiran terkait masa depan tim tersebut untuk bisa kembali ke dalam sirkuit kompetisi Tier 1.

Tersisa sebagai bayangan dari kejayaannya di masa lampau, OG telah mencoba berbagai cara untuk menemukan formula yang membawa mereka sebagai tim raksasa, namun selalu pulang dengan tangan hampa. Mereka bahkan tidak kuat bersaing dengan tim Tier 2/3 yang diperkuat oleh pemain-pemain amatiran di region Eropa.Be

Upaya terakhir mereka ditandai dengan pembukaan tim cabang di Amerika Selatan dan mengangkat kembali sang veteran, Johan “N0tail” Sundstein, untuk menjadi pelatih sekaligus pemain di beberapa pertandingan. Sayangnya, usaha tersebut tidak membuahkan hasil manis dan mereka memutuskan untuk memikirkan ulang proyek putus asa ini.

Berdasarkan catatan pertandingan terbaru, yakni DreamLeague Division 2 Season 1, OG diperkuat oleh N0tail, Indji “Shad” Lub, Igor “Stojkov” Stojkov, Mihajlo “MikSa” Jovanic, dan Tamir “daze” Tokpanov. N0tail akan kembali ke manajemen OG, sedangkan keempat pemain lainnya dikabarkan sedang menimbang peluang untuk bertahan di region Eropa.

Mempertimbangkan lansekap esports Dota 2 untuk tahun depan, sebagian besar penggemar setianya tak lagi menaruh harapan kepada OG ataupun legendanya untuk membuat gebrakan. Namun, pernyataan dalam unggahan media sosial mereka memberikan sinyal bahwa tim tersebut belum menyerah dan sedang menyiapkan sesuatu untuk kembali berkompetisi dalam waktu dekat.

Peluang terb bagi tim Dota 2 OG

Terlepas dari komitmen manajemen OG untuk bertahan di Dota 2, para pendukung setianya harus merendahkan ekspektasi mereka terkait rencana roster baru tersebut karena situasi dan kondisi saat ini terlihat jelas tidak memungkinkan tim asal Denmark itu untuk kembali ke setelan pabrik dalam waktu dekat.

Terbnya opsi pemain-pemain berbakat nan berpengalaman akan menjadi kendala besar karena mereka telah terikat kontrak dengan sederet organisasi Tier 1 yang kini berkompetisi di sirkuit elit. Dan OG harus merogoh kocek yang sangat dalam apabila berniat menebus kontrak pemain incarannya dalam waktu singkat.

Solusi yang paling masuk akal tentu merekrut pemain amatiran dan berdoa tim pelatih bisa mengangkat penampilan mereka ke titik terbaik. Namun, rekam jejak menunjukkan bahwa mereka tidak punya scout yang mumpuni untuk menemukan bakat mentah yang diharapkan.

Potensi kembalinya N0tail sebagai pemain juga tidak membawa dampak penting, mengingat Ia telah lama meninggalkan skena kompetitif dan lebih dibutuhkan di level manajemen. Veteran Dota 2 Denmark tersebut sepertinya lebih cocok kembali ke kursi pelatih apabila masih ingin terlibat dalam sirkuit kompetisi.

Pada akhirnya, ini mungkin waktu yang tepat bagi mereka untuk mengambil rehat dan merenungi hal-hal yang membuat mereka kesulitan naik ke turnamen top setelah tahun 2022, waktu ketika Malaysia menjadi saksi dari kemenangan skuad OG yang diperkuat oleh generasi baru seperti Ammar “ATF” Al-Assaf dan Tommy “Taiga” Le.