03.11.2025
Waktu membaca: 3 menit

Perlahan-lahan Cabut, Talon Esports Mulai Geser Fokus

Ws of Talon Esports 2025

Perkembangan organisasi Talon Esports untuk menyambut musim 2026 sepertinya menjadi kejutan besar dengan kondisi finansial mereka yang dikabarkan telah memasuki titik kritis, dan berujung kepada efisiensi besar yang mereka lakukan terhadap beberapa divisi yang sebelumnya bertanding dalam kompetisi besar.

Sebelumnya, tanda-tanda itu terlihat ketika skuad Dota 2 yang mereka miliki berpisah dengan seluruh pemain dan pelatihnya tanpa kejelasan. Mereka juga melepaskan slot invitasi untuk Blast Slam 4 yang semakin memperkuat dugaan bahwa mereka tidak memiliki rencana jangka panjang untuk menghadapi musim kompetisi Dota di tahun selanjutnya.

Baru-baru ini, status tim tersebut dinyatakan disbanded per bulan Oktober 2025, tanpa pengumuman dari media sosial maupun situs resminya. Berita buruk tersebut kemudian disambut dengan beberapa pengumuman lain yang mengonfirmasi divisi lain juga telah angkat kaki dari berbagai titel, di antaranya Rainbow Six, PUBG Mobile, dan Honor of Kings.

Berita tersebut juga diperkuat oleh pernyataan dari beberapa mantan staff yang menjadi bagian dari manajemen Talon Esports sejak beberapa tahun terakhir. Sedangkan pemain-pemain yang terdampak terlihat telah bergabung dengan tim lain atau sedang mencari peluang baru untuk bisa tetap aktif di region masing-masing.

Efisiensi ini telah diputuskan dalam waktu cepat dan kemungkinan besar akan berlanjut dengan keluarnya anggota manajemen yang masih tersisa. Asia Tenggara menjadi region yang paling terdampak dengan keluarnya Talon Esports, mengingat selama ini mereka menjadi peserta sirkuit kompetisi penting di Indonesia, Thailand, dan Filipina.

Situasi mengenaskan ini tentunya masih berkaitan dengan kas keuangan mereka yang kian tak menentu sejak tahun 2024 lalu. Hal tersebut dipastikan melalui rekam jejak salah satu pemilik, Sean Zhang, yang diketahui sempat bernegosiasi dengan pemilik organisasi lain untuk menjaga keuangan timnya tetap berjalan.

Harapan kecil yang tersisa

Di tengah berita buruk ini, Talon Esports masih menjaga harapan para penggemarnya melalui dua divisi yang masih dipertahankan untuk bermain dalam kompetisi League of Legends dan Valorant. Akun media sosial dari dua penyelenggara resmi yang dinaungi Riot baru-baru ini juga menyebutkan bahwa nama Talon Esports/PSG Talon masih tercantum sebagai peserta.

Walau demikian, ini tentunya tak bisa menjadi jaminan penuh karena rekam jejak kompetisi pernah mencatatkan hal serupa seperti kasus Bleed Esports: tim yang bermarkas di Singapura itu sempat meyakinkan posisinya sebagai peserta VCT, namun tak lama setelahnya didepak oleh Riot karena dugaan pelanggaran berat, terutama dalam poin pelaporan kondisi finansial.

Pun, skuad Valorant Talon Esports baru saja ditinggal oleh Jovanni “Jovi” Vera yang memutuskan untuk membela rival regional, RRQ, sejak awal bulan November ini. Tentunya ini bukan sinyal positif bagi sebuah skuad yang memiliki talenta lokal terkuat di Thailand dan disebut sebagai penantang kuat untuk musim 2026.