22.10.2025
Waktu membaca: 4 menit

Arsenal Cetak Sejarah Libas Raja Spanyol: 4-0 Atas Atletico

Arsenal Cetak Sejarah Libas Raja Spanyol: 4-0 Atas Atletico

Arsenal menorehkan sejarah baru di pentas Eropa setelah menggilas Atletico Madrid dengan skor 4–0 pada matchday ketiga Liga Champions 2025/26 di Emirates Stadium, Rabu (22/10) dini hari WIB. Kemenangan ini bukan hanya menjaga rekor sempurna The Gunners di fase grup, tetapi juga mengukuhkan mereka sebagai tim Inggris pertama yang menaklukkan tujuh klub Spanyol secara beruntun di Liga Champions (Bola.net, 21/10).

(Salah satu Meme yang Trending setelah Arsenal mengalahkan Duo Madrid)

Empat Gol tanpa Balas! Arsenal Catat Rekor Baru di Eropa

Empat gol Arsenal semuanya tercipta di babak kedua. Gabriel Magalhaes membuka pesta gol lewat sundulan memanfaatkan tendangan bebas Declan Rice pada menit ke‑57. Tak lama berselang, kerja sama apik antara Myles Lewis‑Skelly dan Gabriel Martinelli memperbesar keunggulan menjadi 2–0. Viktor Gyokeres kemudian mencetak dua gol cepat di menit ke‑67 dan 70, memastikan Arsenal menutup laga dengan kemenangan gemilang (Detikcom, 22/10) (Kurasimedia, 21/10).

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Fakta Sepak Bola💡⚽ (@faktabola)

Menurut laporan UEFA, tim asuhan Mikel Arteta tampil dominan dengan penguasaan bola 53 persen dan 18 peluang, delapan di antaranya tepat sasaran. Atletico Madrid sebaliknya tampil pasif dan hanya mengandalkan serangan balik sporadis lewat Julian Alvarez yang sempat mengenai mistar gawang (Antara, 22/10).

6 Klub Spanyol Dibantai Arsenal Sepanjang 2 Periode

Bola.net mencatat rekor ini sebagai momen historis. Dalam dua musim terakhir, Arsenal telah menundukkan enam klub asal Spanyol sebelum Atletico: mulai dari Sevilla, Girona, hingga Real Madrid. Puncaknya musim lalu, Arsenal mengalahkan Los Blancos 3–0 di Emirates, dan kali ini melanjutkan superioritasnya atas klub La Liga dengan kemenangan meyakinkan 4–0 terpanjang dalam sejarah tim Inggris di Liga Champions (Bola.net, 21/10).

Manajer Mikel Arteta menyebut hasil tersebut sebagai refleksi kematangan timnya. “Kami bermain sabar, tajam, dan fokus. Melawan tim seperti Atletico, kami tahu gol pertama akan mengubah permainan,” ujarnya dalam wawancara pasca‑pertandingan. “Saya bangga dengan intensitas dan mentalitas pemain. Kami layak mencatat sejarah ini.” (Kompas, 22/10).

Gyokeres Memimpin Laga Bersejarah Ini

(Gaya Andalan Gyokeres setelah bungkam Atletico Madrid)

Selain permainan solid, pemain Arsenal juga tampil gemilang. Viktor Gyokeres dinobatkan sebagai Man of the Match berkat torehan dua gol dan kontribusinya dalam pressing tinggi. UEFA menulis bahwa pemain asal Swedia itu

“memimpin lini depan dengan sempurna, bekerja keras di setiap duel, dan memanfaatkan setiap peluang dengan efisien” (Bola.net, 21/10). Gyokeres sendiri mengaku puas: “Dua gol ini hasil kerja tim. Kami berkembang setiap minggu dan percaya pada arah permainan yang diciptakan pelatih.” (UEFA, 21/10).

Dua pemain Brasil, Gabriel Magalhaes dan Martinelli, juga memegang peran penting. Magalhaes mencetak gol pembuka dari situasi bola mati, sementara Martinelli tak hanya menyumbang gol kedua tetapi juga berperan dalam pressing yang menggagalkan build‑up lawan. ESPN menulis bahwa Martinelli kini telah berkontribusi dalam di enam gol di Liga Champions musim ini empat gol dan dua asis di bawah usia 25 tahun (ESPN, 21/10).

Dari sisi taktik, Arteta kembali mendapat pujian karena berhasil menghidupkan kembali kekuatan Arsenal dalam skema set‑piece. Dua gol pertama berasal dari bola mati dan transisi cepat, hasil desain latihan yang dikembangkan selama sebulan terakhir. Menurut Marca (21/10), Arsenal memadukan gaya progresif Eropa dengan efektivitas Inggris klasik: kuat di udara, berani melakukan overload, dan presisi di lini depan.

(Duo Bek Tengah William Saliba dan Magalhaes paling konsisten sepanjang laga)

Pertahanan Arsenal juga solid. Duet William Saliba dan Magalhaes berhasil menghentikan dua peluang berbahaya Atletico, sementara David Raya tampil tenang dengan tiga penyelamatan penting. Clean sheet ini adalah yang kelima musim ini dari tujuh pertandingan di semua kompetisi (Detikcom, 21/10).

Bagi Atletico Madrid, kekalahan ini semakin mempertegas krisis performa tandang di Eropa. Pasukan Diego Simeone hanya meraih satu kemenangan dari 10 laga terakhir di Liga Champions. Media Spanyol, Mundo Deportivo (21/10), menilai bahwa Atletico

“kehilangan identitas bertahan mereka, tak mampu menahan transisi tinggi dan kehilangan fokus setelah gol pertama.”

Kemenangan ini membuat Arsenal mengoleksi sembilan poin dari tiga pertandingan, memuncaki klasemen grup bersama PSG dan Inter Milan, tetapi unggul dalam head‑to‑head atas klub Italia tersebut. Lebih dari sekadar posisi klasemen, hasil ini menandai evolusi Arsenal sebagai kekuatan baru yang telah belajar memadukan kedalaman skuad, stabilitas pertahanan, serta kreativitas di serangan.

“Rekor menghadapi klub Spanyol hanyalah simbol,” tutup Arteta (Kompas, 22/10). “Tapi yang lebih penting adalah bagaimana kami menciptakan identitas permainan sendiri dan malam ini, itu terlihat jelas.”