19.10.2025
Waktu membaca: 4 menit

Leeds United Perlu Tajam dan Solid untuk Bangkit Kembali

Leeds United Perlu Tajam dan Solid untuk Bangkit Kembali

Setelah kekalahan 0–2 dari Burnley di Turf Moor, Leeds United kini menghadapi titik kritis dalam musim Premier League 2025/2026. Tim asuhan Daniel Farke masih kesulitan menemukan konsistensi, terutama dalam urusan mencetak gol dan menjaga keunggulan. Pertandingan berikutnya melawan West Ham United di Elland Road akhir pekan depan akan menjadi ujian penting untuk mengukur kapasitas mereka bertahan di papan tengah klasemen (Yorkshire Evening Post, 17/10).

Peluang Leeds di Laga Berikutnya

Leeds punya peluang cukup besar dalam laga kontra West Ham jika mampu memperbaiki efektivitas serangan dan memanfaatkan dukungan kandang. Dari lima laga terakhir di Elland Road, Leeds mencatat dua kemenangan dan dua hasil imbang—rekor yang memperlihatkan kestabilan ketika bermain di hadapan publik sendiri (The Hard Tackle, 16/10). West Ham dikenal lemah dalam transisi bertahan, dan Leeds harus memanfaatkan kecepatan sayap seperti Brenden Aaronson dan Noah Okafor untuk menciptakan ancaman dari sisi lapangan.

Namun, konsistensi menjadi tantangan utama. Leeds sering kali tampil dominan di awal laga tapi turun intensitas setelah menit ke-70. Farke perlu menekan timnya agar tetap fokus selama 90 menit, terutama karena West Ham mengandalkan bola mati dan umpan panjang menuju Jarrod Bowen yang sangat berbahaya (Hindustan Times, 18/10).

Kelemahan Utama Lini Serang

Masalah terbesar Leeds musim ini terletak pada penyelesaian akhir dan koordinasi antarpenyerang. Berdasarkan data expected goals (xG), Leeds seharusnya mencetak hampir tiga kali lebih banyak gol dibanding hasil aktual mereka. Namun efisiensi penyelesaian akhir pemain seperti Dominic Calvert-Lewin masih rendah (New York Times, 19/09).
Serangan Leeds juga terlalu terfokus pada umpan silang—lebih dari 36% peluang mereka dimulai dari sisi sayap, tetapi tanpa pemain yang efektif di kotak penalti, banyak peluang berakhir tanpa penyelesaian (The Athletic, 08/11).

Strategi untuk Meningkatkan Peluang

Daniel Farke disarankan melakukan beberapa perubahan penting:

  1. Meningkatkan variasi serangan. Leeds perlu memaksimalkan kombinasi cepat melalui lini tengah, bukan hanya mengandalkan crossing dari sayap (The Athletic, 11/08).
  2. Menurunkan dua penyerang sejajar. Dengan memasangkan Calvert-Lewin bersama support striker seperti Aaronson, Leeds bisa memberikan tekanan lebih besar kepada bek lawan.
  3. Meningkatkan kontribusi lini kedua. Gelandang seperti Anton Stach atau Ilia Gruev harus lebih aktif masuk ke kotak penalti untuk menambah jumlah pemain di area serangan.
  4. Perbaikan bola mati. Dari 47 sepakan pojok musim ini, Leeds baru mencetak satu gol—angka yang menunjukkan potensi belum dimaksimalkan (Fox Sports, 17/10).

Jika langkah-langkah tersebut diterapkan, Leeds bisa memperbaiki serangan mereka sekaligus menciptakan alternatif ketika lini depan menemui kebuntuan.

Pemain Kunci yang Perlu Ditingkatkan

Beberapa pemain seperti Dominic Calvert-Lewin dan Jack Harrison masih di bawah performa yang diharapkan. Calvert-Lewin hanya mencetak satu gol dari delapan penampilan, padahal menjadi target utama serangan. Ia perlu meningkatkan sentuhan pertama serta ketajaman di kotak penalti. Harrison di sisi lain masih sering kehilangan momentum dalam umpan terakhir meski memiliki pergerakan tanpa bola yang baik (The Athletic, 05/10).

Sementara itu, gelandang serang Brenden Aaronson telah menunjukkan kreativitas tetapi kurang konsisten. Farke berharap pemain asal Amerika Serikat itu mampu menyeimbangkan gaya menyerangnya dengan efektivitas dalam pengambilan keputusan di area sepertiga akhir (MOT Leeds News, 05/10).

Kondisi Pertahanan Leeds dalam Lima Laga Terakhir

Dalam lima pertandingan terakhir di Premier League, Leeds hanya mencatat satu kali clean sheet, kebobolan total tujuh gol, dan rata-rata menghadapi 12 tembakan per laga (Football Webpages, 17/10). Lini belakang yang diisi Pascal Struijk dan Joe Rodon menunjukkan potensi secara fisik, namun kehilangan koordinasi dalam antisipasi bola silang dan duel udara.
Selain itu, gelandang bertahan seperti Ilia Gruev masih sering terlambat mundur saat kehilangan bola, menyebabkan ruang antar lini terbuka lebar bagi lawan (The Athletic, 11/08).

Meski begitu, ada tanda perbaikan. Farke tampak mulai menerapkan pressing lebih agresif di zona tengah, yang membantu mengurangi frekuensi serangan langsung lawan. Leeds perlu menjaga keseimbangan antara tekanan tinggi dan disiplin posisi agar tidak mudah ditembus lewat serangan balik.

Leeds United punya bahan untuk bangkit, tetapi mereka membutuhkan efisiensi di lini depan dan stabilitas di pertahanan. Melawan West Ham, peluang mereka cukup terbuka apabila mampu mempertajam serangan cepat dan menekan lawan di area tengah. Namun jika penyelesaian akhir tetap seret seperti melawan Burnley, mereka berisiko kembali kehilangan poin penting di kandang sendiri (Yorkshire Evening Post, 17/10; The Athletic, 05/10).