17.10.2025
Waktu membaca: 4 menit

Francesco Bagnaia Memastikan Masa Depan di Ducati: “Karier Saya Dimulai dan Berakhir di Sini”

Francesco Bagnaia Memastikan Masa Depan di Ducati: “Karier Saya Dimulai dan Berakhir di Sini”

Francesco Bagnaia menegaskan komitmennya untuk bertahan bersama Ducati meski menghadapi musim 2025 yang penuh tantangan.

Mengutip MotoGP.com, Francesco Bagnaia menegaskan kembali di mana hatinya berada. Di tengah salah satu musim paling berat dalam kariernya di MotoGP, juara dunia dua kali itu mengatakan bahwa ia masih melihat masa depannya — bahkan akhir kariernya — bersama Ducati.

Musim 2025 menjadi ujian berat bagi Bagnaia. Ia kesulitan menemukan performa stabil dengan motor Desmosedici GP25 yang baru. Meski performanya menurun dan rumor soal masa depannya mulai berhembus, Bagnaia menegaskan bahwa keyakinannya pada Ducati tidak pernah goyah.

“Saya tidak pernah meragukan Ducati karena saya pikir karier saya dimulai dan akan berakhir di Ducati,” ujar Bagnaia kepada MotoGP.com.

“Masih terlalu dini untuk berbicara tentang tahun depan. Jika saya merasa nyaman dengan motor, saya bisa berjuang. Jika tidak, saya akan tetap melakukan apa yang selalu saya lakukan — terus berusaha dan mencoba memperbaiki segalanya.”

Dari juara menjadi pemburu

Francesco Bagnaia merayakan gelar juara dunia 2023 © Dorna
Francesco Bagnaia merayakan gelar juara dunia 2023 © Dorna

Sedikit pebalap yang mampu mendefinisikan era modern Ducati seperti Bagnaia. Sejak bergabung dengan tim pabrikan, ia berhasil merebut gelar juara dunia secara beruntun pada 2022 dan 2023, lalu nyaris meraih gelar ketiganya pada 2024 sebelum dikalahkan Jorge Martín.

Perannya dalam kebangkitan Ducati sangat besar. Manajer umum Gigi Dall’Igna bahkan menyebutnya sebagai:

“pebalap terpenting kedua dalam sejarah Ducati, setelah Casey Stoner.”

Namun, musim 2025 menghadirkan cerita berbeda. Motor GP25 yang sulit dikendalikan membuat Bagnaia kesulitan menjaga performa. Ia sempat start dari posisi ke-21 di Barcelona, gagal finis di zona poin di Misano, dan meski sempat bangkit lewat kemenangan dominan di Jepang, ia kembali terjatuh di Indonesia seminggu kemudian.

Mencari solusi di tengah frustrasi

Francesco Bagnaia, pembalap tim Ducati. Foto: © Burak Akbulut / Anadolu / Getty Images
Francesco Bagnaia, pembalap tim Ducati. Foto: © Burak Akbulut / Anadolu / Getty Images

Bagnaia tidak menutupi kekecewaannya. Ia mengakui proses adaptasi dengan motor baru tak mudah, namun tetap memuji kerja keras timnya di pit.

“Tim saya bekerja sangat keras,” ujarnya.

“Para insinyur mencoba membantu saya beradaptasi dengan motor, tapi ada sesuatu yang belum jelas. Ketika rekan setimmu menang dan kamu tidak, memang sulit untuk tetap percaya — tapi mereka tidak pernah berhenti berusaha.

Francesco Bagnaia dari Ducati Lenovo Team bersiap di atas motornya di depan garasi bersama kru teknisnya.

Saya bahkan tidak mengenali diri saya sendiri. Beberapa orang mulai meragukan kemampuan saya, tapi saya tidak pernah kehilangan kepercayaan diri. Saya selalu yakin bahwa potensi saya adalah untuk bertarung merebut kemenangan.”

Sikap tenang dan fokus itu menjadi ciri khas Bagnaia — kualitas yang membawanya meraih dua gelar dunia berturut-turut.

Kehadiran Márquez menambah dinamika baru

Marc Marquez resmi diperkenalkan sebagai pembalap Ducati Lenovo Team bersama Francesco Bagnaia dalam peluncuran tim 2025.
Marc Marquez resmi diperkenalkan sebagai pembalap Ducati Lenovo Team bersama Francesco Bagnaia dalam peluncuran tim 2025.

Musim ini juga diwarnai kehadiran Marc Márquez sebagai rekan setim baru Bagnaia di Ducati. Kepindahan pebalap Spanyol itu menciptakan salah satu duet paling menarik dalam sejarah MotoGP modern.

Márquez beradaptasi dengan cepat dan bahkan sudah memastikan gelar juara dunia 2025 dengan lima seri tersisa, sementara Bagnaia masih berjuang menemukan kembali kecepatan terbaiknya. Meski begitu, ia menegaskan bahwa hubungan mereka tetap positif.

“Marc adalah salah satu pebalap terbaik dalam era MotoGP,” kata Bagnaia. “Bersama Valentino [Rossi], mereka adalah dua pebalap terkuat di dunia. Kamu hanya bisa belajar dari pebalap seperti dia — dan itulah yang saya coba lakukan.”

Keharmonisan dua juara dunia di garasi yang sama menjadi salah satu cerita paling menarik musim ini — bukti bahwa rivalitas tak selalu berarti permusuhan.

Menatap masa depan: Karier yang dimulai dan berakhir di Ducati

Kontrak Bagnaia bersama Ducati masih berlaku hingga akhir 2026, dan ia menegaskan ingin menepatinya — bahkan berharap menutup kariernya bersama tim asal Bologna itu.

Ia telah melewati masa-masa naik dan turun di MotoGP, namun tekadnya untuk bertahan tetap kuat. Bagi Bagnaia, Ducati bukan sekadar tim — melainkan bagian dari jati dirinya.

Jika ia mampu menaklukkan GP25 dan kembali ke performa terbaiknya, impian untuk memulai dan mengakhiri karier di atas motor merah Ducati bisa menjadi kenyataan. Dan jika itu terjadi, kisahnya akan tertulis dengan tinta merah di sejarah MotoGP.