17.09.2025
Waktu membaca: 5 menit

Hasil China Masters 2025: Anthony Ginting Tersingkir Cepat

Hasil China Masters 2025: Anthony Ginting Tersingkir Cepat

Anthony Ginting langsung angkat koper dari China Masters 2025 yang berlangsung di Shenzhen. Turnamen level BWF World Tour Super 750 ini menghadirkan kejutan sejak babak awal, salah satunya menimpa tunggal putra andalan Indonesia tersebut. Harapan besar publik Tanah Air agar Ginting melangkah jauh harus pupus lebih cepat. Sang juara Asian Games 2018 itu tersingkir pada babak 32 besar usai kalah dari wakil Malaysia, Leong Jun Hao, melalui pertarungan rubber game dengan skor 19-21, 21-5, dan 21-10.

Awal Pertandingan yang Menjanjikan

Pertandingan Anthony Ginting melawan Leong Jun Hao berlangsung sengit sejak gim pertama. Ginting sempat menunjukkan performa solid dengan pola serangan cepat dan penempatan bola akurat. Poin ketat terus terjadi hingga kedudukan 19-19. Sayangnya, dua kesalahan sendiri membuat Ginting harus menyerahkan gim pembuka dengan skor tipis 19-21. Kekalahan di gim pertama tentu menjadi pukulan mental, namun Ginting berusaha bangkit di gim berikutnya (Jurnalzone.id, 17 September 2025).

Performa Luar Biasa di Gim Kedua

Kebangkitan Anthony Ginting terlihat jelas pada gim kedua. Ia tampil dominan dan sama sekali tidak memberi kesempatan kepada lawannya untuk mengembangkan permainan. Smash keras serta permainan netting akurat menjadi senjata utama. Hasilnya, Ginting menang telak dengan skor 21-5. Performa impresif itu sempat membangkitkan optimisme publik bahwa Ginting akan menutup laga dengan kemenangan di gim ketiga.

Kejutan di Gim Penentuan

Namun, momentum kemenangan Anthony Ginting ternyata tidak berlanjut di gim penentuan. Leong Jun Hao tampil jauh lebih tenang dan mampu mengantisipasi strategi permainan Ginting. Pebulutangkis Malaysia itu melancarkan serangan variatif, memaksa Ginting banyak melakukan kesalahan sendiri. Akibatnya, Ginting tertinggal jauh sejak awal gim ketiga dan akhirnya kalah dengan skor 21-10. Hasil ini memastikan langkah Ginting terhenti lebih cepat dari perkiraan banyak pihak (BeritaSatu.com, 17 September 2025).

Evaluasi untuk Ginting

Kekalahan ini tentu menjadi evaluasi penting bagi Anthony Ginting. Sebagai salah satu tunggal putra andalan Indonesia, ia diharapkan mampu menjaga konsistensi permainan, terutama di turnamen besar seperti China Masters. Performa inkonsisten, dari kemenangan telak di gim kedua hingga kejatuhan drastis di gim ketiga, menjadi catatan yang harus segera diperbaiki. Publik menilai Ginting masih kesulitan menjaga stabilitas mental ketika menghadapi tekanan dari lawan yang tampil lebih berani di poin-poin krusial.

Tren Penampilan Ginting dalam Beberapa Turnamen Terakhir

Jika melihat perjalanan Anthony Ginting dalam beberapa turnamen terakhir, hasil di China Masters 2025 ini bukanlah pertama kalinya ia harus tersingkir lebih awal. Dalam beberapa kesempatan, Ginting sering tampil gemilang di awal turnamen namun terhenti sebelum mencapai semifinal atau final. Konsistensi menjadi isu utama yang harus segera diatasi oleh pelatih dan timnya. Dengan peringkat dunia yang masih stabil di 10 besar, Ginting tentu masih memiliki potensi besar, namun setiap kekalahan di babak awal akan berpengaruh pada kepercayaan dirinya.

Posisi Ginting dalam Peta Persaingan Tunggal Putra Dunia

Persaingan di sektor tunggal putra semakin ketat. Selain menghadapi dominasi pemain China dan Denmark, pebulutangkis dari Jepang, Malaysia, serta India juga terus menunjukkan perkembangan pesat. Leong Jun Hao sendiri, meski bukan unggulan utama, kini mulai menorehkan prestasi yang mengundang perhatian. Kekalahan Anthony Ginting dari pemain Malaysia ini menjadi bukti bahwa tidak ada lawan yang bisa diremehkan di level Super 750. Setiap pemain yang lolos ke turnamen ini memiliki kualitas untuk mengalahkan siapa pun.

Dampak bagi Indonesia

Bagi Indonesia, hasil yang dialami Anthony Ginting di China Masters 2025 tentu cukup mengecewakan. Pasalnya, sektor tunggal putra memang tidak sekuat sektor ganda putra yang sering menjadi andalan dalam meraih gelar. Kegagalan Ginting memperpanjang langkah di turnamen ini membuat harapan publik kembali tertuju kepada pemain lain seperti Jonatan Christie. Namun, jika hanya mengandalkan satu atau dua pemain, Indonesia akan kesulitan bersaing di level internasional. Oleh karena itu, regenerasi dan pembinaan atlet tunggal putra menjadi hal mendesak yang perlu diperkuat oleh PBSI.

Pandangan Pengamat

Sejumlah pengamat bulu tangkis menilai bahwa permainan Anthony Ginting masih bisa ditingkatkan. Ia dikenal memiliki kecepatan dan permainan agresif yang bisa merepotkan lawan, namun sering kali jatuh pada inkonsistensi di momen krusial. “Anthony sebenarnya punya modal besar, tapi ia perlu memperbaiki aspek mental saat menghadapi tekanan. Terutama ketika lawan mulai menemukan celah permainannya,” ujar salah satu analis bulu tangkis yang dikutip dari laporan media olahraga Tanah Air (Liputan6.com, 17 September 2025).

Dukungan dari Penggemar

Meski harus tersingkir di babak pertama, dukungan kepada Ginting tetap mengalir dari para penggemar bulu tangkis Indonesia. Banyak yang menilai kekalahan ini sebagai bagian dari proses menuju turnamen-turnamen berikutnya. Para pendukung berharap Ginting bisa segera bangkit dan menampilkan performa terbaiknya di kompetisi besar mendatang, seperti French Open dan Indonesia Masters yang akan datang dalam kalender BWF.

Harapan ke Depan

Kekalahan di China Masters 2025 bisa menjadi pelajaran berharga bagi Ginting. Masih ada banyak turnamen yang menanti di depan, termasuk ajang BWF World Tour Finals jika ia mampu menjaga posisi di peringkat dunia. Ginting perlu memperbaiki fokus, stamina, serta konsistensi agar bisa kembali bersaing di level teratas. PBSI juga diharapkan memberikan dukungan maksimal melalui program latihan yang tepat, baik dari sisi teknik, fisik, maupun psikologis.

China Masters 2025 menjadi catatan pahit bagi Anthony Sinisuka Ginting setelah harus angkat koper lebih cepat dari perkiraan. Kekalahan dari Leong Jun Hao dengan skor 19-21, 21-5, dan 21-10 menunjukkan adanya masalah konsistensi yang harus segera diperbaiki. Dengan dukungan publik, pembinaan dari PBSI, serta pengalaman dari turnamen-turnamen sebelumnya, Ginting masih memiliki peluang besar untuk bangkit. Harapan tetap tertuju agar ia bisa kembali ke performa terbaik dan membawa harum nama Indonesia di kancah internasional.