04.09.2025
Waktu membaca: 6 menit

Colton Herta Resmi Jadi Pembalap Tes Cadillac F1

Colton Herta Resmi Jadi Pembalap Tes Cadillac F1

Colton Herta resmi direkrut sebagai pembalap tes oleh tim Cadillac F1, yang akan melakukan debut di Formula 1 musim 2026. Tim asal Amerika Serikat ini menjadi tim ke-11 yang akan bersaing di grid setelah mendapat persetujuan dari FIA dan Formula 1 Management (FOM). Proyek ini didukung penuh oleh General Motors (GM), raksasa otomotif asal Detroit yang memiliki sejarah panjang di dunia balap.

Kehadiran Cadillac di F1 disebut sebagai bagian dari strategi besar untuk memperluas citra global mereka, sekaligus menampilkan sisi inovatif dari teknologi otomotif modern. Tim ini akan menggunakan mesin dengan teknologi hybrid baru yang sesuai regulasi power unit 2026, di mana elektrifikasi menjadi semakin dominan.

Dalam rangka menyusun tim, Cadillac telah memilih dua pembalap berpengalaman, yakni Sergio Pérez dan Valtteri Bottas, sebagai line-up utama mereka. Namun, yang menjadi sorotan justru adalah keputusan untuk merekrut Colton Herta sebagai pembalap tes resmi (Reuters, 3 September 2025).

Colton Herta: Bintang IndyCar Menuju F1

Colton Herta, pembalap berusia 25 tahun asal California, selama ini dikenal sebagai salah satu talenta muda terbaik di ajang IndyCar. Ia memulai karier profesionalnya sejak 2018 bersama Andretti Autosport dan menjadi salah satu pembalap Amerika paling menonjol dalam beberapa musim terakhir.

Herta berhasil mencatat tujuh kemenangan di ajang IndyCar, termasuk kemenangan spektakuler di Circuit of the Americas (COTA) tahun 2019, ketika ia menjadi pemenang termuda dalam sejarah IndyCar di usia 18 tahun. Prestasi tersebut menjadikannya sorotan media dan memunculkan wacana besar mengenai peluangnya masuk ke Formula 1.

Namun, langkah menuju F1 tidak mudah. Herta sempat gagal memenuhi syarat Super Licence FIA, yang mensyaratkan 40 poin dalam periode tiga tahun. Meski demikian, dengan pengalaman balap internasionalnya dan peran sebagai pembalap tes Cadillac F1, jalan menuju kursi penuh di masa depan semakin terbuka (SBNation, 3 September 2025).

Peran Herta sebagai Pembalap Tes

Sebagai pembalap tes, Colton Herta tidak akan turun balapan penuh pada musim 2026. Perannya lebih banyak terfokus pada pengembangan mobil, simulasi, serta uji coba di trek. Herta juga diproyeksikan tampil dalam beberapa sesi uji coba bebas (Free Practice 1) di sejumlah Grand Prix, sesuai dengan regulasi FIA yang mewajibkan tim menurunkan rookie dalam sesi latihan resmi.

Hal ini memungkinkan Herta mendapatkan pengalaman langsung dengan mobil Formula 1 terbaru, sekaligus memberi tim Cadillac kesempatan menilai sejauh mana potensinya berkembang. Jika performanya konsisten dan ia berhasil menambah poin Super Licence, bukan tidak mungkin Herta akan dipromosikan sebagai pembalap penuh di musim 2027 atau 2028.

Keputusan Cadillac ini juga sangat strategis. Mereka ingin menampilkan identitas Amerika bukan hanya di manajemen tim, tetapi juga di balik kemudi. Kehadiran Herta sebagai pembalap lokal dipandang mampu meningkatkan daya tarik tim Cadillac di pasar Amerika, yang belakangan ini semakin bergairah terhadap Formula 1 (The Washington Post, 3 September 2025).

Proyek All-American Cadillac

Cadillac F1 sejak awal digadang sebagai proyek “All-American”. Dengan basis di Amerika Serikat, dukungan penuh General Motors, serta rencana perekrutan bakat lokal, tim ini ingin menciptakan nuansa khas yang berbeda dengan tim lain di grid.

Meski demikian, keputusan merekrut Pérez dan Bottas sebagai pembalap utama menunjukkan bahwa tim tetap mengedepankan pengalaman demi bersaing kompetitif sejak awal. Pérez dikenal sebagai pembalap yang memiliki kecepatan tinggi dan pengalaman panjang di Red Bull Racing, sedangkan Bottas membawa stabilitas serta kemampuan teknis dari pengalamannya bersama Mercedes dan Alfa Romeo.

Kombinasi keduanya dipandang ideal untuk memberikan fondasi kuat di musim debut, sementara Herta diposisikan sebagai investasi jangka panjang. Dengan dukungan teknologi GM, target Cadillac adalah berkembang secara progresif hingga menjadi tim papan tengah yang konsisten, sebelum mencoba menantang tim-tim besar seperti Red Bull, Ferrari, dan Mercedes (Reuters, 3 September 2025).

Tantangan Lisensi FIA

Colton Herta fokus mempersiapkan diri sebelum balapan, mengenakan balutan racing suit hitam dan topi putih

Isu terbesar yang masih membayangi Colton Herta adalah lisensi FIA. Hingga kini, ia baru mengumpulkan 35 poin, lima poin lebih sedikit dari syarat minimum 40 poin. Kekurangan ini terjadi karena performa Andretti Autosport dalam beberapa musim terakhir yang tidak selalu konsisten, sehingga mengurangi peluang Herta mengamankan tambahan poin.

Cadillac diyakini tengah mencari jalan keluar untuk masalah ini. Salah satu opsi adalah menempatkan Herta lebih sering dalam uji coba resmi F1, agar ia bisa mengumpulkan poin tambahan. FIA sendiri memiliki aturan khusus yang memungkinkan pembalap berbakat masuk melalui jalur “diskresi“, meski keputusan ini sering menuai perdebatan di komunitas F1.

Bagi Herta, menjadi pembalap tes Cadillac F1 adalah peluang emas. Ia akan memiliki platform untuk membuktikan dirinya di level internasional, sekaligus menepis keraguan yang selama ini menghambat kariernya menuju Formula 1 (SBNation, 3 September 2025).

Dampak bagi Pasar Amerika

Formula 1 tengah mengalami peningkatan popularitas yang signifikan di Amerika Serikat dalam lima tahun terakhir. Serial Netflix “Drive to Survive”, serta keberhasilan menyelenggarakan tiga balapan di tanah Amerika (Austin, Miami, dan Las Vegas), membuat jumlah penggemar F1 melonjak tajam.

Namun, selama ini hanya ada sedikit pembalap Amerika yang tampil di grid. Alexander Rossi menjadi nama terakhir yang sempat membalap di F1 pada 2015, sementara Logan Sargeant baru bergabung bersama Williams sejak 2023. Kehadiran Colton Herta sebagai bagian dari Cadillac F1 diyakini mampu memperkuat identitas Amerika dalam olahraga ini, sekaligus menarik lebih banyak sponsor lokal.

Dengan General Motors dan Cadillac sebagai tulang punggung tim, dipadukan dengan figur Herta yang masih muda dan berbakat, kombinasi ini diharapkan bisa membangun basis penggemar yang kuat. Bahkan, beberapa analis menilai langkah ini bisa membawa F1 ke level popularitas baru di Amerika, sejajar dengan IndyCar atau bahkan NASCAR (The Washington Post, 3 September 2025).

Masa Depan Herta di F1

Meski saat ini statusnya baru sebagai pembalap tes, peluang Colton Herta untuk naik ke kursi penuh tetap terbuka lebar. Banyak faktor yang akan memengaruhi, mulai dari performa Pérez dan Bottas di lintasan, hingga progres pengembangan mobil Cadillac.

Jika salah satu pembalap utama tidak memenuhi ekspektasi, Herta berpotensi menjadi pilihan cadangan. Selain itu, jika Cadillac benar-benar ingin mengedepankan wajah Amerika, promosi Herta akan menjadi langkah logis di tahun-tahun mendatang.

Dengan usia yang masih relatif muda untuk standar F1, yakni 25 tahun, Herta memiliki waktu yang cukup untuk membangun karier panjang. Apalagi, pengalaman bertahun-tahun di IndyCar membuatnya matang menghadapi tekanan, meski masih harus beradaptasi dengan perbedaan teknis antara mobil IndyCar dan Formula 1 (Reuters, 3 September 2025).

Rekrutmen Colton Herta sebagai pembalap tes Cadillac F1 menandai langkah penting dalam perjalanan kariernya sekaligus dalam sejarah F1 modern. Cadillac ingin menegaskan identitas Amerika dalam ajang balap paling bergengsi di dunia, sementara Herta mendapat kesempatan langka untuk membuktikan dirinya di panggung global.

Meski jalan menuju kursi penuh masih panjang dan penuh tantangan, keputusan ini sudah cukup untuk menyalakan antusiasme para penggemar di Amerika. Dengan kombinasi strategi jangka panjang dan bakat lokal, Cadillac F1 bersama Colton Herta siap membuka babak baru dalam sejarah Formula 1.