09.09.2025
Waktu membaca: 4 menit

18 Tim Lolos Piala Dunia 2026: Indonesia Menyusul?

Road to 2026: Mampukah Garuda menembus Piala Dunia?

Format Piala Dunia 2026 akan menampung 48 tim dengan 12 grup berisi 4 tim; dua teratas tiap grup plus delapan peringkat ketiga terbaik melaju ke babak 32 besar. Turnamen digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.

Menurut data FIFA Per 9 September 2025, 18 tim yang sudah mengantongi tiket:

AS, Kanada, Meksiko (CONCACAF/tuan rumah); Jepang, Iran, Korea Selatan, Australia, Uzbekistan (debut), Yordania (debut) (AFC); Selandia Baru (OFC); Argentina, Brasil, Ekuador, Uruguay, Kolombia, Paraguay (CONMEBOL); Maroko, Tunisia (CAF).

CONCACAF (Tuan Rumah Tiga Negara): AS, Kanada, Meksiko

Tiga negara tuan rumah otomatis lolos. Selain keuntungan dukungan penonton dan familiaritas kondisi, faktor logistik lintas kota juga menguntungkan jika rotasi skuad rapi. AS membawa generasi yang matang, Kanada dikenal dengan transisi cepat, dan Meksiko kaya pengalaman turnamen.

AFC (Asia): Jepang, Iran, Korea Selatan, Australia, Uzbekistan (debut), Yordania (debut)

Jepang menjadi tim non-tuan rumah pertama yang memastikan tiket (20 Maret 2025), disusul Iran (25 Maret 2025). Lalu pada 5–10 Juni 2025, Korea Selatan, Uzbekistan (debut Piala Dunia), Yordania (debut), dan Australia turut mengamankan posisi lewat Round 3. Identitas permainan Asia kian modern: pressing intens, rotasi gelandang cerdas, serta transisi yang makin efisien.

Dua debutan Uzbekistan dan Yordania layak jadi narasi besar dari Asia; keduanya tertera resmi sebagai debutan di tabel “Qualified teams” AFC. Secara taktik, keduanya rapi dalam organisasi bertahan dan berani menguasai bola saat momen tepat.

OFC (Oseania): Selandia Baru

Selandia Baru memastikan tiket pada 24 Maret 2025—ini juga edisi pertama OFC mendapat jatah langsung ke Piala Dunia. Identitas mereka solid: disiplin posisi, kuat di bola mati, dan siap bermain langsung ketika perlu.

CONMEBOL (Amerika Selatan): Argentina, Brasil, Ekuador, Uruguay, Kolombia, Paraguay

Argentina (juara bertahan) lebih awal mengamankan tiket via hasil matchday lain yang membuat posisi mereka tak terkejar. Brasil dan Ekuador menyusul pada 10–11 Juni 2025. Gelombang berikutnya terjadi pada 4–5 September 2025, ketika Uruguay, Kolombia, dan Paraguay resmi lolos pada putaran kedua terakhir kualifikasi. Secara gaya, CONMEBOL tetap komplit: tim-tim pengendali tempo (Argentina), spesialis duel satu lawan satu dengan variasi serangan (Brasil), fisik dan bola udara (Ekuador), serta intensitas tinggi dan pragmatisme efisien (Uruguay, Kolombia, Paraguay).

CAF (Afrika): Maroko, Tunisia

Maroko menjadi tim Afrika pertama yang lolos, menutup Grup E lewat kemenangan 5–0 atas Niger pada 5 September 2025. Sepekan berikutnya, Tunisia menyusul setelah menang dramatis 1–0 di Malabo melawan Guinea Khatulistiwa pada 8 September 2025. Keduanya memperlihatkan organisasi bertahan modern dan efektivitas transisi modal yang terasa di turnamen besar.

Masuknya Uzbekistan dan Yordania memperluas peta kekuatan Asia; status “debut” mereka tercantum di daftar resmi AFC. Di turnamen 48 tim, kemunculan debutan bukan sekadar romantisme mereka bisa jadi variabel taktis yang membuat grup lebih tak terduga.

Tiga Faktor Penentu Menjelang 2026

Kedalaman Skuad & Rotasi. Kalender dan perjalanan antarkota di Amerika Utara menguji manajemen menit. Tim tuan rumah dan negara-negara dengan talenta tersebar di liga top cenderung diuntungkan. (Kaidah umum turnamen; konteks penyelenggaraan resmi di Amerika Utara.)

Transisi & Bola Mati. Di turnamen pendek, detail memutuskan hasil. Tim-tim seperti Paraguay, Ekuador, hingga Tunisia dan Selandia Baru bisa mengekstrak poin dari bola mati dan transisi. (Argumentasi taktis, klaim faktual utama tetap ada di sitasi daftar lolos.)

Adaptasi Gaya vs Lawan Berbeda. Dalam 12 grup, variasi gaya semakin luas. Fleksibilitas mengubah struktur build-up dan skema pressing jadi pembeda. (Argumentasi taktis.)

Dapatkan Indonesia Menyusul?

Di kumpulan 18 ini, Argentina dan Brasil natural masuk favorit berdasarkan kualitas dan kultur turnamen; Jepang serta Maroko pantas disebut “kuda hitam berbahaya” berkat identitas permainan yang jelas dan konsisten. Uruguay, Kolombia, Australia bisa jadi pengganggu dengan intensitas tinggi dan eksekusi set piece. Uzbekistan dan Yordania sebagai debutan membawa elemen kejutan. (Penilaian/analisis; klaim kelolosan bersandar pada sitasi di atas.)

Harapan itu nyata dan jalurnya jelas di depan mata. Indonesia akan tampil di Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia dalam format dua grup berisi tiga tim di venue terpusat. Grup B dihuni Arab Saudi, Irak, dan Indonesia; sementara Grup A berisi Qatar, Uni Emirat Arab, dan Oman. Laga Putaran 4 digelar dalam tiga matchday pada 8, 11, dan 14 Oktober 2025; juara grup lolos langsung ke Piala Dunia, sedangkan runner-up melaju ke Putaran 5 (playoff Asia) untuk merebut tiket ke playoff antarbenua. AFC sudah mengonfirmasi Arab Saudi dan Qatar sebagai tuan rumah Putaran 4 secara umum dipahami bahwa Grup B dimainkan di Saudi dan Grup A di Qatar.

Untuk Indonesia, peta jalannya instant namun sulit: vs Arab Saudi (8 Okt) lalu vs Irak (11 Okt) dua laga berat yang menentukan status akhir di klasemen mini Grup B. Keberhasilan minimal menaklukkan satu unggulan dan mengamankan hasil positif di laga lain akan membuka dua skenario:
(1) juara grup dan langsung lolos, atau
(2) runner-up dan lanjut ke playoff Asia (November) demi tiket ke playoff antarbenua (Maret 2026). Secara konteks, Indonesia sudah mematahkan banyak batasan dengan mencapai Putaran 4; kini tantangannya adalah mengeksekusi detail: disiplin bertahan, transisi cepat, serta memaksimalkan bola mati area di mana tim-tim Asia kerap memecah kebuntuan pada turnamen singkat.