06.10.2025
Waktu membaca: 5 menit

Wolves Esports Ganti Roster Valorant: Rekonstruksi Pasca Kegagalan VCT China

Wolves Esports Valorant Stage 1 2025

Wolves Esports, organisasi esports yang beraliansi dengan Tiongkok dan Inggris, baru-baru ini mengumumkan langkah besar pertama mereka dalam menghadapi musim off-season Valorant. Diketahui, setelah gelaran VCT 2025 yang berakhir dengan kekecewaan pahit, tim ini mengambil keputusan sulit untuk merekonstruksi ulang timnya.

Yang pertama dan cukup mengejutkan dari rencana ini tentunya pilihan mereka untuk meminggirkan salah satu pemain kuncinya, Tyler “juicy” Aeria, dari roster aktif. Keputusan untuk menepikan pemain yang cukup dihormati ini datang menyusul hasil yang sangat kontras di mana mereka sempat mengejutkan dunia di Masters Toronto, namun kemudian terjun bebas dan gagal total dalam perebutan tiket menuju Valorant Champions 2025.

Juicy, yang bergabung pada akhir November 2024 dari Disguised di Singapura, sebelumnya dikenal sebagai salah satu pemain muda paling menjanjikan dari Asia Tenggara. Dengan Wolves, ia sempat mencicipi gelar Shanghai Esports Masters 2024. Namun, kesuksesan individu dan tim terasa tertahan di VCT 2025.

Kendati demikian, juicy setelahnya kesulitan mempertahankan performa puncaknya dalam turnamen-turnamen utama. Ia mencatatkan rating di 1.00 di VCT China Stage 1 dan bahkan di Masters Toronto, dua penampilan terbaik tim. Situasi memburuk di VCT China Stage 2, di mana ia mencatatkan performance rating terendah di tim, yaitu 0.80, seiring dengan Wolves yang finis di posisi paling buncit atau dead last.

Hal ini menegaskan bahwa bahkan sebuah pencapaian sesaat di kancah internasional tidak menjamin stabilitas ketika hasil domestik mulai merosot. Bagi Wolves Esports, bench-nya Juicy adalah sinyal jelas bahwa organisasi tersebut berkomitmen untuk melakukan restrukturisasi mendasar guna kembali ke level persaingan tertinggi di VCT China (VCT CN) tahun depan.

Dari Puncak Toronto ke Dasar VCT CN Stage 2

Kegagalan untuk lolos ke Champions 2025 bukan sekadar kekalahan; itu adalah penutup tirai yang brutal bagi musim yang sempat menjanjikan. Dengan finis di posisi 11–12 di VCT CN Stage 2, nasib Wolves akhirnya ditentukan oleh tim lain, Dragon Ranger, yang mengumpulkan poin kejuaraan lebih banyak, secara resmi mengakhiri perburuan mereka. 

Perjalanan Wolves Esports di tahun 2025 adalah sebuah rollercoaster emosi. Di satu sisi, mereka berhasil mengamankan tempat sebagai seed ketiga Tiongkok untuk Masters Toronto, di mana mereka berhasil tampil memukau dan meraih posisi ketiga. Pencapaian ini tidak hanya mengejutkan banyak pihak, tetapi juga mengangkat harapan bahwa Wolves telah menemukan formula rahasia untuk menjadi penantang utama di wilayah Pasifik.

Namun, yang tak disangka-sangka, pencapaian tersebut menjadi pedang bermata dua.

Periode setelah Masters Toronto terbukti sangat sulit. Menurut head coach Wolves, Hoc Wah “Fayde” Chong, timnya hanya memiliki waktu istirahat selama lima hari sebelum harus kembali menjalani bootcamp untuk split berikutnya. Kelelahan fisik dan mental yang menumpuk ini diperparai oleh kewajiban sponsor yang semakin memangkas waktu latihan dan pemulihan, menyebabkan tim kesulitan untuk mempertahankan fokus dan performa terbaik mereka.

“Kelelahan memainkan peran besar,” jelas Fayde, menggarisbawahi tantangan yang dihadapi roster mereka di VCT CN Stage 2. Selain faktor non-teknis, Wolves juga menghadapi kesulitan dalam aspek game. Perubahan pada map pool yang diterapkan oleh Riot Games dengan menghapus dua peta terbaik yang menjadi andalan Wolves, memaksa mereka untuk beradaptasi dengan cepat di waktu yang sempit. Faktor-faktor ini, ditambah dengan performa individual yang tidak konsisten, menghasilkan catatan 1 kemenangan dan 4 kekalahan di awal Stage 2, sebuah rekor yang pada akhirnya membuat mereka gagal mencapai babak playoff.

Sepanjang musim, Wolves memang dikenal memiliki hasil yang cenderung “tanggung” di VCT CN, dengan finis di peringkat 7–9 pada Kickoff, 9–10 pada Stage 1, dan 9 pada Stage 2. Dari perspektif ini, finis di peringkat ketiga Masters Toronto adalah anomali yang luar biasa, bukan sebuah tren yang berkelanjutan. Ketika performa di Stage 2 kembali ke hasil yang biasa, namun di saat kritis, anomali tersebut terasa seperti kemunduran besar yang berujung pada kegagalan lolos ke turnamen paling bergengsi tahunan tersebut.

Harapan Baru Wolves

Wolves Esports tampaknya melihat ketidakmampuan Juicy untuk memberikan dampak positif di setiap fase turnamen sebagai salah satu alasan utama di balik kemerosotan tim. Menggantikan juicy adalah Zhang “V1ya” Ruimin, pemain yang telah diperkenalkan kembali ke dalam roster pada bulan Juli. Meskipun V1ya belum bermain satu pun pertandingan di split terakhir, ia kini mengisi kekosongan yang ditinggalkan juicy, memberikan Wolves opsi roster yang lengkap untuk memulai latihan menuju musim berikutnya.

Di tengah kesulitan ini, Pong “SiuFatBB” Ka-hei, kapten tim dan in-game leader Wolves menunjukkan kepemimpinan yang kuat. Melalui media sosial, Ia secara terbuka mengambil tanggung jawab kegagalan tim, mengakui kekurangannya sebagai seorang pemimpin, sambil memberikan semangat kepada fans Wolves.

“Saya mengambil pertanggungjawaban kegagalan tim. Saya berjanji akan kembali lebih kuat tahun depan,” ujar SiuFatBB.

Janji dari sang kapten, dikombinasikan dengan langkah awal roster shuffle yang berani, mengirimkan pesan bahwa Wolves Esports tidak akan berdiam diri dalam menghadapi kegagalan. Keputusan untuk mengganti juicy adalah langkah pertama dalam upaya SiuFatBB dan manajemen untuk menunaikan janji tersebut, memastikan bahwa roster 2026 akan menjadi paket yang lebih padu, bebas dari kelelahan, dan secara taktis siap menghadapi persaingan VCT China yang semakin sengit.