21.11.2025
Waktu membaca: 4 menit

Underdog Naik Kelas: Tim Nasional Paling Mengejutkan di Piala Dunia 2026

Jimmy Dong
Jimmy Dong
Underdog Naik Kelas: Tim Nasional Paling Mengejutkan di Piala Dunia 2026

Babak kualifikasi Piala Dunia 2026 yang akan digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko tinggal menyisakan partai play-off. Mayoritas peserta sudah mengamankan tiket, dan seperti biasa, selalu ada kejutan seru dari negara-negara yang sebelumnya jarang dilirik. Beberapa tim berhasil menembus Piala Dunia* untuk pertama kalinya dalam sejarah, sebagian lain datang dari negara kecil yang mungkin jarang kita dengar di pentas sepak bola. Yuk, kita bahas satu per satu tim nasional paling tak terduga yang lolos ke Piala Dunia 2026.

*Catatan: materi ini akan diperbarui lagi setelah pertandingan play-off rampung.

Asia (AFC – Asian Football Confederation)

Uzbekistan

Pelatih kepala: Fabio Cannavaro (Italia)

Uzbekistan resmi jadi tim Asia Tengah pertama yang berhasil lolos ke Piala Dunia. Buat pecinta bola Asia, nama Uzbekistan sebenarnya bukan kejutan total — mereka sudah lama jadi “penggoda” zona lolos, tapi selalu gagal di momen krusial.
Momen paling pahit terjadi di kualifikasi Piala Dunia 2006. Uzbekistan menang 1-0 Bahrain di Tashkent pada laga play-off.

Namun wasit asal Jepang membuat kesalahan teknis: saat Server Djeparov mengeksekusi penalti, ada pemain Uzbekistan yang lebih dulu masuk kotak penalti. Seharusnya penalti diulang, tapi yang diberikan justru tendangan bebas tidak langsung untuk Bahrain.
Pertandingan kemudian diulang, skor berakhir 1-1, dan Bahrain yang melaju.
Lolos ke Piala Dunia 2026 mereka raih di asuhan Timur Kapadze, tapi federasi menilai Kapadze belum cukup pengalaman untuk level turnamen besar. Akhirnya, kursi pelatih diberikan kepada Fabio Cannavaro.

Pemain kunci:
Abdulkodir Khusanov – bek milik Manchester City
Eldor Shomurodov – penyerang yang pernah merumput di Serie A Italia

Yordania

Pelatih kepala: Jamal Sellami (Maroko)

Yordania tidak pernah ikut kualifikasi Piala Dunia hingga edisi 1986. Kini, mereka mencatat sejarah: lolos ke putaran final untuk pertama kalinya.

Secara nama besar, skuad Yordania memang tidak mentereng. Hampir semua pemainnya minim dikenal di level Eropa. Nama paling menonjol: Musa Al-Taamari – pemain sayap Rennes (Prancis)

Dengan taktik rapi ala Jamal Sellami dan organisasi tim yang solid, Yordania sukses menembus barikade raksasa-raksasa Asia dan datang sebagai underdog murni.

Afrika (CAF – Confederation of African Football)

Tanjung Verde (Cabo Verde)

Pelatih kepala: Bubista

Tanjung Verde (Cabo Verde) adalah negara kepulauan kecil di lepas pantai Afrika Barat. Negara ini baru merdeka dari Portugal pada 1975, dan tim nasionalnya baru terbentuk sekitar 1982.

Di awal, level mereka disebut setara dengan tim-tim paling lemah dunia seperti San Marino, Bhutan, atau Brunei. Namun di siklus kualifikasi Piala Dunia 2026, mereka bikin kejutan besar dengan menyingkirkan Kamerun.

Beberapa poin penting: Kiper utama: Vozinha, 39 tahun, bermain di Chaves (Portugal) Mayoritas pemain berkarier di Portugal, tapi bukan di klub raksasa

Nama menonjol:

Kevin Lenini – Krasnodar (Rusia)
Jamiro Monteiro – Zwolle (Belanda)

Cabo Verde adalah contoh klasik tim kecil dengan fondasi kuat dan generasi pemain bagus yang akhirnya tembus panggung dunia.

Amerika Utara & Tengah (CONCACAF)

Curaçao

Pelatih kepala: Dick Advocaat (Belanda)

Curaçao tercatat sebagai negara terkecil dan termuda yang pernah tampil di Piala Dunia. Populasinya sekitar 150 ribu jiwa, dan hingga 2010 mereka masih bagian dari Antillen Belanda.
Tim ini sempat dilatih sosok yang sangat familiar:
Dick Advocaat, pelatih kawakan asal Belanda

Advocaat yang berusia 78 tahun telah mengumumkan mundur karena alasan keluarga, tapi dengan tiket Piala Dunia di tangan, bukan tidak mungkin ia tergoda tampil sekali lagi.

Pemain cukup dikenal:
Armando Obispo – bek yang pernah bermain untuk PSV Eindhoven

Kombinasi pemain diaspora dan sentuhan pelatih berpengalaman membuat Curaçao mampu mengalahkan tim-tim yang di kertas lebih kuat di zona CONCACAF.

Haiti

Pelatih kepala: Sébastien Migné (Prancis)

Haiti datang dengan cerita kebangkitan. Negara ini pernah tampil di Piala Dunia 1974, lalu lama menghilang dari panggung utama.
Kini mereka kembali di asuhan:
Sébastien Migné, pelatih Prancis berusia 52 tahun dengan jam terbang di tim-tim Afrika level menengah

Faktor lain yang ikut membantu tentu adalah fakta bahwa Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko sudah otomatis lolos sebagai tuan rumah bersama, sehingga slot CONCACAF lebih longgar.
Pemain paling terkenal:
Jean-Ricner Bellegarde – gelandang Wolverhampton Wanderers, Premier League

Bagi negara dengan kondisi ekonomi sulit dan sejarah panjang penuh tantangan, lolos kembali ke Piala Dunia adalah pencapaian yang luar biasa.