02.12.2025
Waktu membaca: 3 menit

“Semakin Kayak WWE” Kontroversi Duel Gaethje vs Pimblett Picu Kritikan Pedas

“Semakin Kayak WWE” Kontroversi Duel Gaethje vs Pimblett Picu Kritikan Pedas

Penjadwalan duel antara Justin Gaethje dan Paddy Pimblett untuk perebutan sabuk interim kelas ringan di UFC 324 menuai kontroversi besar di kalangan penggemar dan pakar MMA. Dikutip dari NewsMinimalist, influencer Sneako menyebut keputusan UFC tersebut sebagai “cartoonish WWE”, menilai promosi lebih mengutamakan drama dan popularitas daripada sportivitas. 

Sneako menegaskan bahwa UFC di pimpinan Dana White kini lebih menekankan sensasi daripada merit-based matchmaking. Seperti yang disampaikannya, keputusan ini membuat jalur kejuaraan terasa lebih mirip storyline hiburan ketimbang kompetisi olahraga profesional

“UFC’s booking of Gaethje vs. Pimblett is cartoonish WWE,” tulis Sneako, yang langsung menjadi sorotan komunitas MMA di media sosial.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by RED CORNER MMA (@redcorner.mma)

Kritik terhadap Sistem Pemilihan Lawan

Dalam laporan LowKickMMA, jurnalis Ariel Helwani menyoroti bahwa keputusan UFC melewatkan petarung peringkat teratas seperti Arman Tsarukyan demi duel Gaethje vs Pimblett. Helwani menyebut situasi ini sebagai “bogus fight” karena mengabaikan fighter yang pantas untuk perebutan gelar. 

Seperti dijelaskan dalam berita tersebut, banyak pengamat menilai sistem merit-based dalam penentuan lawan kini tergerus oleh faktor komersial dan popularitas. Kritikan ini mempertegas kekhawatiran bahwa UFC mulai menempatkan drama dan rating lebih tinggi daripada prestasi.

Berdasarkan laporan MMAFighting, duel ini dijadwalkan menyusul cuti sementara juara kelas ringan Ilia Topuria, sehingga UFC memilih menyelenggarakan perebutan sabuk interim untuk menjaga kontinuitas divisi. 

Main event UFC 324 digelar pada 24 Januari 2026 di T‑Mobile Arena, Las Vegas, AS. Selain duel Gaethje vs Pimblett, kartu utama juga menampilkan Kayla Harrison menghadapi mantan juara Amanda Nunes, sebagai bagian dari debut era baru UFC di platform streaming Paramount+

Seperti yang ditulis NewsMinimalist, meski duel ini menarik dari sisi perbedaan gaya bertarung, banyak kritik muncul karena pertarungan dianggap melemahkan prinsip merit-based, sehingga sportivitas di octagon dipertanyakan.

Sumber dari FirstSportz menyebutkan bahwa sejumlah fans menilai UFC kini lebih mementingkan rating dan sensasi daripada prestasi. Jalur kejuaraan pun dianggap semakin mirip storyline hiburan daripada kompetisi olahraga profesional. 

Dalam laporan MMAmania, mantan juara UFC Daniel Cormier menekankan bahwa pemilihan lawan harus jelas berbasis prestasi, bukan popularitas semata. “Ini bukan hanya tentang siapa yang paling populer atau paling laku dijual, tapi siapa yang layak bertarung untuk gelar,” ujarnya. 

Menurut laporan Times of India, kontroversi ini bisa memengaruhi reputasi UFC jika pola penjadwalan seperti ini terus terjadi. Fans mungkin mulai mempertanyakan integritas pertarungan dan kredibilitas sabuk juara. Beberapa pengamat MMA mengungkapkan bahwa keputusan UFC yang mengutamakan sensasi dapat mengubah persepsi publik: organisasi yang dulu dianggap murni olahraga kini terlihat lebih condong ke hiburan, yang berpotensi mengurangi kepercayaan terhadap sistem merit-based matchmaking.

Duel Gaethje vs Pimblett di UFC 324 bukan sekadar pertarungan dua fighter berbakat, tetapi simbol perdebatan besar mengenai arah UFC: apakah tetap mengedepankan sportivitas atau lebih menekankan hiburan dan popularitas.

Seperti dikutip dari NewsMinimalist, kontroversi ini menjadi sorotan utama komunitas MMA global dan Indonesia, menekankan pentingnya transparansi dan keadilan dalam penjadwalan lawan juara.