21.11.2025
Waktu membaca: 5 menit

Sekarang Joey & Jesse Buss Disikat, Besok (Mungkin) Giliran Rob Pelinka?buatk

Sekarang Joey & Jesse Buss Disikat, Besok (Mungkin) Giliran Rob Pelinka?buatk

Perombakan besar terjadi di manajemen Los Angeles Lakers setelah masuknya pemilik mayoritas baru, Mark Walter. Dua sosok penting dari keluarga Buss, Joey Buss dan Jesse Buss, resmi dilepas dari jajaran eksekutif klub. Langkah ini langsung memunculkan tanda tanya berikutnya: apakah posisi Presiden Operasi Basket merangkap GM, Rob Pelinka, masih aman?

Penjualan Lakers dan Berakhirnya Dominasi Keluarga Buss

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Shahin Ourian (@shahinourian)

Selama lebih dari empat dekade, Lakers identik dengan nama besar keluarga Buss. Sejak almarhum Jerry Buss mengakuisisi klub pada akhir 1970-an, urusan bisnis dan keputusan basket banyak berputar di lingkaran keluarga.

Situasi berubah drastis setelah mayoritas saham Lakers resmi diambil alih oleh pengusaha asal Amerika Serikat, Mark Walter, dengan nilai yang dikabarkan mencapai kisaran miliaran dolar AS. Keluarga Buss kini hanya memegang posisi sebagai minority owner, sementara Jeanie Buss masih tercatat sebagai governor tim dalam struktur resmi NBA untuk beberapa tahun ke depan.

Masuknya Walter membawa konsekuensi logis: cara klub dikelola bergeser dari model “bisnis keluarga” ke gaya korporasi modern yang menuntut efisiensi, struktur jelas, dan hasil yang bisa diukur.

Joey & Jesse Buss: Arsitek Scouting yang Tersisih

Di balik layar, Jesse Buss selama ini dikenal sebagai sosok penting di departemen scouting Lakers. Di pengawasan dan rekomendasinya, Lakers beberapa kali sukses menemukan pemain undervalued yang kemudian berkembang, termasuk nama-nama seperti Jordan Clarkson, Kyle Kuzma, Alex Caruso, Austin Reaves, dan beberapa pemain lain yang datang dari draft atau status undrafted.

Sementara itu, Joey Buss memegang peran strategis di level organisasi, termasuk di tim G League, South Bay Lakers, serta berstatus sebagai alternate governor. Keduanya dianggap memahami betul kultur internal Lakers, mulai dari level pengembangan pemain hingga komposisi roster utama.

Namun setelah transisi kepemilikan, duet Joey dan Jesse justru menjadi bagian dari “korban pertama” restrukturisasi. Keduanya dilepas dari jabatan eksekutif, seiring dengan perombakan besar di departemen scouting. Meski masih memiliki porsi kepemilikan minoritas, secara operasional mereka tak lagi terlibat langsung dalam pengambilan keputusan harian.

Menariknya, sebelum keputusan ini muncul, Joey dan Jesse sudah meluncurkan Buss Sports Capital, sebuah perusahaan investasi yang berfokus pada aset dan proyek olahraga. Langkah ini kini terlihat seperti “jalur baru” bagi mereka di luar Lakers.

Strategi Mark Walter: Bersih-bersih dari Scouting

Perubahan besar di bagian scouting bukan kebetulan. Mengacu pada pola yang pernah terjadi di klub baseball Los Angeles Dodgers—yang juga berada di kepemilikan Walter—perombakan struktur analitik dan pencari bakat kerap menjadi langkah awal sebelum menyentuh area lain. Perombakan di Lakers ini dapat dibaca sebagai:

  • Penataan ulang proses talent identification dengan pendekatan lebih data-driven dan terukur.
  • Pengurangan pengaruh keluarga Buss dalam lini operasional, meski nama mereka masih tercantum di jajaran pemilik.
  • Pembukaan jalan bagi struktur baru yang lebih sesuai dengan visi Walter terhadap proyek jangka panjang Lakers.

Keputusan melepas Joey dan Jesse mengirim pesan kuat bahwa era “perlindungan nama keluarga” di level front office praktis berakhir. Hal ini otomatis menggeser sorotan publik kepada sosok kunci lain di manajemen: Rob Pelinka.

Posisi Rob Pelinka: Antara Kepercayaan dan Tekanan

Secara formal, posisi Rob Pelinka saat ini terbilang sangat kuat. Ia menjabat sebagai President of Basketball Operations & General Manager, dan sebelumnya telah mendapatkan perpanjangan kontrak serta dukungan terbuka dari Jeanie Buss. Di masa jabatannya, Lakers meraih gelar juara NBA di musim 2019/20 dan melakukan beberapa manuver besar di bursa pemain.

Namun dinamika berubah sejak mayoritas kepemilikan beralih ke Mark Walter. Dalam kacamata pemilik baru, Pelinka bukan bagian dari keluarga, melainkan eksekutif profesional yang akan dievaluasi berdasarkan hasil.

Beberapa faktor yang membuat posisinya kini ikut disorot:

  • Perombakan scouting yang menyingkirkan orang-orang dekat keluarga Buss menunjukkan bahwa loyalitas historis tidak lagi menjadi jaminan.

  • Nilai akuisisi yang sangat besar membuat tekanan untuk segera kompetitif dan konsisten bersaing memperebutkan gelar menjadi lebih tinggi.

  • Dalam banyak kasus di NBA maupun liga olahraga lain, pemilik baru cenderung ingin memiliki “orang sendiri” di posisi strategis seperti GM atau Presiden Operasi Basket.

Dengan latar belakang tersebut, wajar apabila masa depan Pelinka ikut menjadi bahan spekulasi, terlebih jika performa tim tidak sejalan dengan ekspektasi pemilik baru.

Kemungkinan Skenario untuk Front Office Lakers

Melihat komposisi kekuasaan di Lakers saat ini, terdapat beberapa skenario yang mungkin terjadi ke depan:

  1. Pelinka Dipertahankan Sepenuhnya
    Walter tetap mempercayai struktur yang ada, melihat Pelinka sebagai jembatan ideal antara visi baru pemilik dan kultur lama Lakers yang masih diwakili Jeanie Buss. Selama tim tampil konsisten di papan Wilayah Barat dan bersaing dalam perburuan titel, alasan untuk mengubah posisi GM tidak terlalu kuat.

  2. Pelinka Tetap, Tapi Wewenang Dikecilkan
    Lakers dapat membawa masuk eksekutif baru—misalnya di bidang analitik, strategi basket, atau manajemen roster—yang menjadi “perpanjangan tangan” Walter. Pelinka secara jabatan tetap bertahan, namun porsi pengaruhnya dalam pengambilan keputusan besar berkurang.

  3. Perubahan Penuh di Puncak Operasi Basket
    Jika dalam beberapa musim ke depan hasil tim tidak sesuai target, terutama setelah investasi besar dan perombakan struktur dilakukan, bukan tidak mungkin Walter memilih mengganti Pelinka dengan sosok pilihan sendiri. Dalam skenario ini, pemecatan Joey dan Jesse bisa terbaca sebagai langkah awal menuju transformasi lebih luas.

Setelah Joey & Jesse, Fokus Beralih ke Pelinka

Perpisahan Lakers dengan Joey dan Jesse Buss menandai titik penting dalam sejarah klub: bergesernya Lakers dari model “bisnis keluarga” menuju entitas olahraga modern yang dijalankan dengan logika korporasi dan investasi.

Keluarga Buss memang belum sepenuhnya pergi—nama mereka masih tertera sebagai pemilik minoritas dan Jeanie masih menjabat governor—namun pengaruh harian mereka di lini basket jelas berkurang.

Di tengah perubahan itu, Rob Pelinka kini berada di posisi yang serba dua:
di satu sisi, ia masih memegang kepercayaan Jeanie Buss dan punya catatan keberhasilan; di sisi lain, standar baru di era Mark Walter membuat setiap keputusan dan hasil musim demi musim akan menjadi tolok ukur utama.

Untuk saat ini, Pelinka masih menjadi figur sentral di front office Lakers. Namun setelah Joey dan Jesse Buss disingkirkan, satu pesan tampak jelas: di era pemilik baru, tidak ada lagi yang benar-benar kebal terhadap perubahan.