16.09.2025
Waktu membaca: 4 menit

Rungkad di Old Trafford : 5 Eks Pemain MU Meledak di Klub Baru!

Rungkad di Old Trafford : 5 Eks Pemain MU Meledak di Klub Baru!

Deretan eks Manchester United yang sempat dicap “flop” justru bersinar setelah hengkang. Andre Onana langsung jadi Man of the Match di Trabzonspor, Rasmus Højlund cetak gol pada debutnya untuk Napoli, Antony dipermanenkan Real Betis usai produktif sepanjang paruh musim, Marcus Rashford sudah menyumbang assist di Barcelona, sementara Scott McTominay jadi pilihan utama di Serie A. Hasilnya mengundang tanya: problem utamanya ada pada pemain atau pada sistem di Old Trafford?

Fakta-fakta terbaru dari liga berbeda ini menunjukkan pola yang serupa: peran yang lebih jelas, struktur taktik yang mendukung, dan ekosistem yang tepat membuat performa mereka melonjak di saat MU sendiri tercecer di papan awal musim.

Kronologi Bintang

5 pemain Eks MU

Berikut adalah kronologi prestasi bekas pemain Manchester United:

  • 23 Juli 2025 – Marcus Rashford dipinjamkan ke Barcelona dengan opsi pembelian permanen (Sumber: FC Barcelona, 23/07).
  • 1 September 2025 – Antony dipermanenkan oleh Real Betis setelah berkontribusi 9 gol dan 6 assist dalam 26 pertandingan musim lalu (Sumber: Real Betis, 01/09).
  • 11 September 2025 – Andre Onana diresmikan sebagai pemain pinjaman Trabzonspor untuk musim 2025/26 (Sumber: Trabzonspor, 11/09).
  • 13 September 2025 – Rasmus Højlund mencetak gol debutnya untuk Napoli dalam kemenangan 3-1 Fiorentina (Sumber: ESPN, 13/09).
  • 14 September 2025 – Rashford menyumbangkan assist dalam kemenangan telak Barcelona 6-0 Valencia (Sumber: Reuters, 14/09).
  • 14 September 2025 – Onana melakukan 8 penyelamatan dan dinobatkan sebagai Man of the Match meskipun Trabzonspor kalah tipis dari Fenerbahçe (Sumber: talkSPORT, 15/09; AS, 16/09).

Mengapa Mereka Meledak di Klub Baru?

Rashford Dipinjamkan Barcelona secara permanen

1) Role fit & kejelasan peran (role clarity)

Riset psikologi tim menunjukkan kejernihan peran dan person environment fit berkorelasi kuat dengan kinerja: ketika tugas dan ekspektasi cocok dengan kapasitas pemain, performa dan engagement naik signifikan. 

  • Napoli (Conte) memberi jalur vertikal-jelas untuk penyerang nomor 9: Højlund hidup dari serangan cepat & serangan balik terstruktur—terlihat dari gol debutnya yang datang dari lari tajam ke ruang belakang. (Routers, 14/09)
  • Real Betis (Pellegrini) memaksimalkan winger yang agresif di half-space dan kombinasi cepat; pola ini menempatkan Antony pada area favoritnya untuk cut-inside & kombinasi, menjelaskan produktivitasnya saat peminjaman hingga layak dipermanenkan. (Total Football Analysis, 14/09)
  • Barcelona (Hansi Flick) menuntut pressing tinggi, transisi cepat, dan garis pertahanan tinggi; Rashford cocok sebagai winger/inside-forward yang menyerang ruang—langsung berkontribusi assist. (Learning Coach Voice, 15/09)
  • Trabzonspor meminta kiper proaktif/sweeper-keeper; Onana—dengan distribusi dan refleks menjadi pusat build-up sambil tetap menghasilkan shot-stopping (8 saves di debut). (Diario AS, 16/09)

2) Budaya & tekanan: psychological safety

Tim berkinerja tinggi menumbuhkan psychological safety (aman bereksperimen & salah), yang terbukti mendorong pembelajaran, kreativitas, dan output tim. Lingkungan baru kerap memberi “ruang bernapas” dan kepercayaan, sehingga pemain berani mengambil keputusan terbaik tanpa takut dihukum. 

3) Masalah struktural MU yang menahun

Menurut penulisan di ESPN beberapa tahun terakhir United dilanda kombinasi instabilitas manajerial, rekrutmen tambal-sulam, dan arus perubahan organisasi (alih kelola INEOS) yang mengganggu koherensi sepak bola membuat banyak rekrutan “tak nyambung” dengan sistem terbaru. Bahkan sebelum era kini, internal United mengakui isu kedalaman skuad & cedera sebagai faktor besar, yang kerap memaksa pemain tampil di peran yang bukan spesialisasinya.  Hasilnya apa yang di tulis “pemain gagal” sering kali adalah mismatch sistemik bukan sekadar kualitas individu. Begitu pindah ke proyek yang jelas (peran, prinsip main, staf), performa melonjak.

Ledakan performa eks-United bukan kebetulan. Begitu pemain ditempatkan pada sistem yang tepat, dengan peran yang jelas dan budaya kerja yang sehat, kualitas mereka keluar. Sementara itu, United perlu memastikan arsitektur rekrutmen, identitas taktik, dan lingkungan timnya konsisten agar aset yang dimiliki tak “baru terlihat bagus” setelah pergi.

Implikasi ke Manchester United (2025/26)

The Guradian memaparkan United memulai musim dengan 4 poin dari 4 laga dan tercecer di papan (dilaporkan berada di posisi 14 selepas derby). Selain hasil, kritik juga menyorot rigiditas taktik dan penempatan peran yang tidak optimal. Didukung oleh analisa ESPN Ini memperkuat narasi bahwa problem utamanya bukan “mutu individu”, melainkan ketidakselarasan proyek sepak bola yang belum stabil di era transisi INEOS. 

Rencana Perbaikan (berbasis bukti)

Ruang Ganti MU
Kondisi Ruang Ganti MU kunci keretakan Perfoma
  1. Kunci: rekrutmen berbasis peran & taktik
    Perekrutan harus dimulai dari identitas permainan lalu mundur ke profil pemain (data + scouting), bukan sebaliknya. INEOS sudah menata ulang struktur (sporting director, dsb.) fase berikutnya adalah konsistensi proses & integrasi lapangan. (Skysport, 03/09) 
  2. Perjelas peran, kurangi ambiguitas
    Terapkan framework role clarity untuk setiap posisi (tugas dengan/ tanpa bola, indikator kinerja, situasi spesifik), yang menurut kajian psikologi olahraga berdampak langsung pada performa dan moral. 
  3. Bangun psychological safety di ruang ganti
    Praktik harian (umpan balik, evaluasi tanpa menyalahkan, diskresi mengambil risiko) meningkatkan pembelajaran & eksekusi di lapangan.(HBR, 24/08)

Ledakan performa eks-United bukan kebetulan. Begitu pemain ditempatkan pada sistem yang tepat, dengan peran yang jelas dan budaya kerja yang sehat, kualitas mereka keluar. Sementara itu, United perlu memastikan arsitektur rekrutmen, identitas taktik, dan lingkungan timnya konsisten—agar aset yang dimiliki tak “baru terlihat bagus” setelah pergi.