27.11.2025
Waktu membaca: 4 menit

Roger Federer dan Gelar Grand Slam Tak Terduga

Roger Federer dan Gelar Grand Slam Tak Terduga

Roger Federer kembali menjadi sorotan setelah mengenang salah satu momen paling berkesan dalam kariernya, yakni gelar Grand Slam yang ia sebut sebagai kemenangan paling tak terduga sepanjang perjalanan profesionalnya. Legenda tenis berkebangsaan Swiss itu membuka kisah mengenai bagaimana ia bangkit dari periode paceklik gelar dan justru menorehkan sejarah luar biasa di usia yang tidak lagi muda untuk ukuran atlet tenis (Liga Olahraga, 27 November 2025).

Awal Dominasi Federer di Panggung Grand Slam

Federer pertama kali mencicipi manisnya gelar Grand Slam ketika menjuarai Wimbledon 2003. Pada final tersebut, ia mengalahkan Mark Philippoussis dan membuka jalan menuju era dominasinya di dunia tenis. Kemenangan itu menjadi titik awal rangkaian prestasi gemilang yang membuatnya kemudian melampaui rekor Pete Sampras dengan 14 gelar Grand Slam saat itu. Keberhasilan tersebut menegaskan status Federer sebagai salah satu petenis terbaik sepanjang masa sekaligus ikon tenis modern. 

Era Keemasan dan Masa Paceklik yang Mengejutkan

Memasuki era 2000-an, Federer tampil hampir tak terbendung dengan merebut 15 dari 20 gelar Grand Slam sebelum musim 2010. Ia menunjukkan konsistensi luar biasa, termasuk saat menjuarai Australian Open 2010 serta Wimbledon 2012. Namun, setelah itu, jalan kariernya tidak selalu mulus. Federer justru mengalami periode paceklik gelar di turnamen-turnamen besar yang tidak banyak diperkirakan oleh para pengamat maupun penggemarnya.

Paceklik tersebut terasa kontras dengan reputasinya sebagai “Maestro” di lapangan tenis. Banyak pihak yang mulai meragukan apakah ia masih mampu kembali ke puncak, terutama karena munculnya generasi pesaing kuat seperti Rafael Nadal dan Novak Djokovic yang semakin mendominasi berbagai turnamen besar. 

Kebangkitan Epik di Australian Open 2017

Segalanya berubah pada Australian Open 2017. Di Melbourne, Federer menghadapi rival beratnya, Rafael Nadal, dalam sebuah final yang penuh emosi dan tensi tinggi. Dalam laga tersebut, ia berhasil keluar sebagai pemenang sekaligus mengamankan gelar Australian Open kelima dan Grand Slam ke-18 dalam kariernya. Kemenangan ini menjadi simbol kebangkitannya yang luar biasa setelah masa paceklik panjang. 

Dalam wawancara bersama Eurosport Tennis pada 2022, Federer merefleksikan momen bersejarah itu dengan penuh emosi. Ia mengatakan, “Pada musim 2017, kemenangan saya saat saya bangkit kembali adalah sesuatu yang sangat istimewa. Itu jelas merupakan momen tenis tiga besar dalam hidup saya. Itu sangat penting karena datangnya begitu tidak terduga” (Liga Olahraga, 27 November 2025).

Ia menambahkan, “Itu melawan Rafa di final. Semuanya ada di sana. Pada akhirnya, momen itu menunjukkan betapa berartinya itu bagi saya dan masih sampai hari ini.” Pernyataan tersebut menegaskan bahwa gelar tersebut bukan hanya soal trofi, tetapi juga tentang pembuktian diri dan mentalitas juara yang tidak pernah padam. 

Rivalitas Panas dengan Rafael Nadal

Rivalitas antara Federer dan Nadal menjadi salah satu yang paling ikonik dalam sejarah tenis dunia. Sebelum musim 2015, Nadal tercatat unggul dalam rekor pertemuan dengan skor 23-10. Namun, tren tersebut berubah ketika Federer berhasil memenangkan enam dari tujuh pertemuan terakhir mereka di turnamen ATP, termasuk final Australian Open 2017 yang begitu menentukan. 

Federer juga mencatat kemenangan penting Nadal di final Basel Open 2015 dan meraih lima kemenangan beruntun petenis Spanyol tersebut sebelum akhirnya kalah di semifinal French Open 2019. Rivalitas ini selalu menyajikan pertandingan berkualitas tinggi dan menjadi daya tarik utama bagi para pecinta tenis di seluruh dunia. 

Pertemuan Terakhir dan Akhir Sebuah Era

Pertandingan terakhir Federer melawan Nadal di turnamen profesional terjadi di semifinal Wimbledon 2019. Pada laga tersebut, Federer tampil gemilang dan meraih kemenangan empat set rival lamanya. Ia pun melaju ke final Wimbledon pada musim itu, namun harus mengakui keunggulan Novak Djokovic dalam duel lima set yang berlangsung epik dan dikenang sebagai salah satu final terbaik sepanjang sejarah Wimbledon. 

Kekalahan tersebut tidak mengurangi aura kebesaran Federer. Sebaliknya, ia semakin dikenang sebagai sosok yang membawa keindahan tersendiri dalam permainan tenis, baik dari segi teknik, elegansi, maupun sportivitas. 

Warisan Abadi Sang Maestro

Roger Federer tidak hanya dikenal karena jumlah gelarnya, tetapi juga karena pengaruhnya terhadap perkembangan tenis global. Gelar Grand Slam tak terduga yang ia menangkan pada 2017 menjadi simbol dari semangat pantang menyerah dan bukti bahwa seorang juara sejati selalu mampu bangkit di saat banyak orang meragukan. Kisah ini menegaskan bahwa Federer bukan sekadar legenda, melainkan inspirasi bagi generasi atlet masa kini dan masa depan.