12.11.2025
Waktu membaca: 5 menit

Renang Sumbang Medali Emas untuk Indonesia di ISG 2025 Riyadh

Renang Sumbang Medali Emas untuk Indonesia di ISG 2025 Riyadh

Kontingen Indonesia kembali mencatat prestasi membanggakan di ajang Islamic Solidarity Games (ISG) 2025 yang berlangsung di Riyadh, Arab Saudi. Cabang olahraga renang menjadi penyumbang medali emas pertama bagi Merah Putih, setelah perenang muda Gagarin Nathaniel berhasil finis tercepat di nomor 100 meter gaya dada putra, Selasa (11/11).

Kemenangan ini menjadi awal positif bagi tim Indonesia di ajang multievent antarnegara Islam tersebut. Menurut laporan Kompas.com (11/11), Gagarin mencatat waktu 1 menit 0,77 detik, mengalahkan wakil dari Turki dan Iran yang harus puas dengan perak dan perunggu.

Bagi Gagarin, ini bukan sekadar kemenangan pribadi, tetapi juga pembuktian bahwa olahraga renang Indonesia masih punya daya saing tinggi di level internasional, terutama di kawasan negara-negara mayoritas muslim.

Aksi Gemilang Gagarin di Riyadh

Gagarin tampil tenang sejak babak penyisihan. Ia memimpin dari start hingga finish di heat kedua, mencatat waktu 1 menit 1,12 detik, cukup untuk menempati peringkat pertama menuju final. Di partai puncak, strategi start cepat menjadi kunci kemenangannya.

“Saya berusaha tetap fokus di lintasan sendiri, tidak terlalu melihat kiri-kanan. Yang penting jaga ritme dan finish kuat,” ujar Gagarin usai lomba, dikutip dari Kompas.com (11/11).

Pelatih tim renang Indonesia, Albert Sutanto, mengungkapkan rasa bangganya pencapaian anak asuhnya. Menurutnya, hasil ini sejalan dengan target tim yang ingin menjadikan ISG 2025 sebagai tolok ukur kesiapan menuju SEA Games 2027 dan Asian Games 2030.

“Kami membawa 12 atlet ke Riyadh, dan hasil Gagarin ini menjadi motivasi bagi yang lain. Target kami bukan sekadar medali, tapi juga meningkatkan jam terbang internasional,” ujar Albert.

Kiprah Indonesia di Ajang Islamic Solidarity Games

Islamic Solidarity Games (ISG) merupakan ajang olahraga multinasional yang diikuti oleh negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Ajang ini digelar setiap empat tahun sekali, dengan tujuan mempererat solidaritas antarnegara Islam melalui olahraga.

ISG 2025 di Riyadh merupakan edisi keenam, setelah sebelumnya dihelat di Baku (2017) dan Konya (2022). Indonesia sendiri sudah beberapa kali mencatat prestasi membanggakan di ajang ini, terutama di cabang atletik, pencak silat, dan bulu tangkis.

Namun, kemenangan Gagarin kali ini menjadi catatan tersendiri karena renang bukan cabang yang sering menyumbang emas untuk Indonesia di level ISG. Dalam dua edisi sebelumnya, Indonesia hanya meraih medali perak dan perunggu dari cabang renang.

Regenerasi Atlet Muda Indonesia

Keberhasilan Gagarin Nathaniel juga menandai keberhasilan program regenerasi atlet muda yang dilakukan oleh Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) dalam beberapa tahun terakhir.

Sejak 2023, PRSI bekerja sama dengan Kemenpora untuk menjalankan program pelatihan terpusat bagi atlet muda potensial di usia 25 tahun. Gagarin adalah salah satu produk dari program tersebut.

“Kami ingin terus melahirkan perenang yang bisa bersaing di level internasional. Gagarin adalah bukti bahwa investasi jangka panjang di pembinaan usia muda mulai menunjukkan hasil,” ujar Ketua Umum PRSI, Anita Wahid, seperti dikutip dari Kompas.com (11/11).

Selain Gagarin, beberapa perenang muda lainnya seperti Masniari Wolf, Felicia Tjandra, dan M. Azzahra Permatahani juga menunjukkan performa solid dalam babak penyisihan berbagai nomor di Riyadh.

Tantangan dan Dukungan Pemerintah

Kemenangan ini diharapkan menjadi momentum bagi pemerintah untuk terus memberikan dukungan terhadap cabang renang, yang selama ini belum mendapat perhatian sebesar sepak bola atau bulu tangkis.

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melalui Deputi Bidang Pembinaan Prestasi, Surya Darma, menegaskan bahwa ISG menjadi ajang penting untuk melihat kesiapan atlet dalam menghadapi kompetisi internasional lain.

“Kami akan terus memperkuat dukungan fasilitas latihan dan pelatih asing, agar atlet renang Indonesia bisa tampil konsisten di kejuaraan dunia dan Olimpiade,” ujar Surya dalam pernyataan resminya (Kompas.com, 11/11).

Ia menambahkan bahwa Gagarin dan beberapa atlet lain kemungkinan akan dikirim ke training camp di Australia dan Jepang untuk persiapan jangka panjang.

Pesaing-Pesaing Berat di ISG 2025

ISG 2025 menghadirkan persaingan ketat di cabang renang. Negara seperti Turki, Mesir, Iran, dan Uzbekistan masih menjadi kekuatan utama, terutama dalam nomor gaya bebas dan gaya kupu-kupu.

Turki mengandalkan Emircan Koca, peraih dua emas ISG 2022 di Konya, sementara Iran membawa tim kuat yang baru saja berlaga di Asian Championships.

Namun, penampilan Gagarin mampu mencuri perhatian media lokal Arab Saudi. Surat kabar Al Riyadh Daily (11/11) menyebut kemenangan Gagarin sebagai “kejutan dari Timur Jauh” dan memuji teknik start-nya yang eksplosif.

Harapan Menuju Asian Games 2030

Keberhasilan Gagarin membuka harapan baru bagi renang Indonesia untuk menatap Asian Games 2030 di Doha. PRSI menargetkan minimal satu medali emas di cabang renang dalam ajang empat tahunan tersebut.

Selain itu, hasil di ISG juga memberi sinyal bahwa Indonesia mampu bersaing dengan negara-negara kuat Asia. Gaya dada, yang dulu bukan spesialisasi Indonesia, kini justru menjadi salah satu nomor andalan.

“Kami ingin menjadikan Gagarin sebagai inspirasi bagi atlet muda lain. Fokus berikutnya adalah meningkatkan endurance dan teknik underwaters agar bisa menembus waktu di 1 menit,” jelas pelatih Albert.

PRSI juga berencana memperluas kerja sama dengan pelatih asal Jepang dan Australia untuk memperkuat aspek biomekanik dan recovery atlet.

Atlet Lain yang Tampil di ISG 2025

Selain Gagarin, beberapa atlet Indonesia lainnya juga tampil solid di Riyadh:

  • Masniari Wolf berhasil finis di posisi keempat nomor 100 meter gaya punggung putri.
  • Felicia Tjandra melaju ke final 200 meter gaya kupu-kupu putri.
  • Azzahra Permatahani finis di posisi kelima nomor 200 meter gaya campuran.

Meski belum semuanya meraih medali, pencapaian ini menegaskan bahwa tim renang Indonesia berada di jalur yang tepat dalam proses pembinaan jangka panjang.

Dukungan Publik dan Media

Kemenangan Gagarin mendapat sambutan hangat di media sosial. Tagar #IndonesiaJuaraISG sempat menjadi trending di X (Twitter) dan Instagram pada Selasa malam. Banyak netizen memuji ketenangan Gagarin serta kerja keras tim pelatih.

Platform olahraga seperti BolaSport dan Kompas.com (11/11) menyoroti capaian ini sebagai simbol kebangkitan olahraga air Indonesia. Bahkan, beberapa warganet menyebut bahwa semangat Gagarin mengingatkan pada masa kejayaan perenang legendaris seperti Richard Sam Bera.

Emas yang diraih Gagarin Nathaniel bukan hanya simbol kemenangan, tetapi juga hasil nyata dari kerja keras, konsistensi, dan pembinaan atlet muda yang berkelanjutan.

Keberhasilan ini memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu negara yang mulai disegani di cabang renang di kawasan Asia dan dunia Islam. Dengan dukungan pemerintah, PRSI, dan masyarakat, peluang untuk mencetak sejarah di level yang lebih tinggi kini terbuka lebar.

ISG 2025 menjadi bukti bahwa olahraga Indonesia sedang bergerak ke arah yang lebih profesional dan kompetitif. Dan dari lintasan kolam renang Riyadh, suara kebanggaan itu bergema:


“Merah Putih kembali berkibar di podium tertinggi.”